part 67

29 1 0
                                    

Saat Jae Hwan memberhentikan mobilnya. Tanpa aba-aba Lisa langsung turun dari mobil hitam itu.

Lisa melihat sekitarnya, lalu berkata. "Ini kejutannya?" Tanya dengan bingung.

Kalian tau dimana mereka sekarang? Jawabannya dikantor tempat kerjanya.

Cih gak romantis bgtt..

Jae Hwan tersenyum lalu, menghampiri wanita itu. "Tentu kejutannya adalah aku akan memberikanmu banyak sekali pekerjaan hari ini."

"Jae Hwan, sepertinya aku tidak penasaran dengan kejutanmu. Boleh gak aku menolak kejutan spesialmu ini?" Ucap Lisa dengan ekspresi yang di imut-imutin.

"Tidak!"

Lisa kesal, tentu saja lelaki itu memang tidak pernah bersikap romantis padanya. Masa perkerjaan dibilang kejutan? Siapa coba yang mau itu.

Dengan ekspresi kesal Lisa melangkah memasuki gedung besar itu, meninggalkan Jae Hwan.

Jae Hwan tersenyum sekilas, ia pun mengejar Lisa dan langsung menggandeng pergelangan tangan Lisa.

Lisa cukup terkejut, tentu saja tidak ada yang tau hubungan mereka sampai saat ini.

Lisa mencoba melepaskan genggaman Jae Hwan namun bukannya lepas Jae Hwan malah semakin mempererat jarak keduanya.

"Jae Hwan, kau gila ini dikantor?" Ucap Lisa sedikit berbisik.

Jae Hwan hanya membalasnya dengan senyuman lalu, ia berbisik pelan tepat ditelinga Lisa. "Pilih gandengan tangan atau aku cium disini?"

Dalam satu detik Lisa langsung melotot. 'Tentu saja dia sudah gila.' Batinya.

"SAYA MAU PERHATIANNYA SEBENTAR." Ucap Jae Hwan dengan sedikit keras.

"Mulai hari ini saya ingin umumkan kalau Lisa adalah calon istri saya, jadi saya harap kalian bisa bersikap baik pada ibu dari anak-anak saya kelak." Jelas Jae Hwan dengan senyumnya.

Ini bukan kali pertama Jae Hwan berkata Lisa adalah calon istrinya.

"Pak Jae Hwan akan menikah?"

"Wah beruntung sekali wanita itu."

"Hari patah hati mulai."

"Semoga langgeng pak."

Mungkin seperti itu yang diucapkan para kariyawan.

Lisa yang mendengarnya hanya bisa menunduk malu. 'Inikah yang dia bilang kejutan?'

'Tapi mengapa Jae Hwan ngaku kalau aku calon istrinya?' Pipi Lisa kini kembali memerah, jantungnya pun mulai bermasalah.

Tentu apa yang akan kalian lakukan kalau ada diposisi Lisa??

---

Rose membuang masker yang dirinya kenakan saat operasi lalu, ia mencuci tangannya dengan bersih.

Mata indah wanita itu menatap dirinya sendiri di pantulan kaca, sembari berkata. "Aku jadi kangen Soo hyun." Dalam hitungan detik Rose tersenyum manis.

"Kau sudah bekerja keras Rose, aku rasa semakin hari kau semakin hebat dari pada aku."

Suara berat itu sangat dikenali Rose, tanpa aba-aba ia langsung menoleh keasal suara.

"Tapi bagaimana pun kau adalah senior ku disini, jadi pastinya kau lebih hebat Oh Sehun." Tentu pemilik suara berat itu adalah Sehun.

Sehun tersenyum. "Apa kau lapar?"

"Tentu, aku belum makan dari pagi."

"Kalau gitu mari makan siang bareng." Tawar Sehun.

'Tunggu dulu apa ini kencan?' gumam Rose.

Karna Rose tidak juga kunjung menjawab, Sehun kembali mengeluarkan suaranya. "Kalau kau tidak mau, tidak apa aku bisa makan sendiri."

Namun dalam satu detik Rose menggeleng cepat, sembari berkata. "Tidak bukan begitu, aku mau kok."

Sehun kembali mengukir senyumnya. "Kalau gitu aku tunggu didepan."

Dengan cepat Rose mengangguk. 'Tentu saja, jika laki-laki dan perempuan makan bareng berarti itu disebut kencan bukan?' Rose tidak bisa berhenti tersenyum.

Tentu saja wanita itu salah mengartikan arti makan bareng bukan kencan.

---

Setelah membersihkan diri dan ganti baju Rose menghampiri Sehun yang sedang berbincang dengan para suster.

'Genit banget sih, tidak tau apa Sehun dan aku akan berkencan!' Rose menatap sinis para suster yang sedang bebincang dengan Sehun.

Sehun yang merasakan kehadiran Rose pun, tersenyum manis. "Kau sudah siap?" Tanyanya dan hanya dibalas anggukan pelan dari Rose.

Setelah beberapa menit keduanya pun kini sudah sampai disebuah restoran kecil.

Tidak ada yang memulai pembicaraan, sampai hidangan mereka datang.

Rose menatap Sehun yang sedang memainkan handphonenya. 'Sepertinya ini bukan kencan.' Batin Rose. Ia pun menundukan kepalanya sembari memakan makanannya.

"Apa makanannya tidak enak?" Tanya Sehun. Karna siapapun yang melihat Rose cemberut mungkin berpikir begitu.

"Apa kau masih menyukai Lisa?" Kalimat itu tiba-tiba saja keluar dari mulut Rose.

Sehun terdiam sebentar, lalu berkata. "Aku sudah membuang perasaan itu."

Saat mendengar jawaban Sehun, Rose langsung menatap lelaki itu dengan lekat. "Bukankah kau mencintainya dari dulu?"

"Hmm.. Namun sekarang aku benar-benar ingin melupakannya dan lagian sekarang dia sudah bahagia bersama laki-laki pilihannya."

Entah mengapa Rose jadi terbawa suasana. Seharusnya ia senang bukan karna ini adalah kesempatannya tapi ia malah ikutan sedih.

"Bagaimana dengan keluargamu? Sepertinya akhir-akhir ini kau terlihat lebih ceria."

"Soal itu aku hanya mencoba membuka diri dan menerima kenyataan dan aku rasa itu tidak terlalu buruk."

"Baguslah kalau begitu."

Setelah itu keheningan pun kembali.

"Apa aku boleh bertanya." Ucap Rose lalu dibalas anggukan oleh lelaki didepannya.

"Apa kau tidak ingin membuka hati untuk wanita lain?" Lanjutnya.

"Kali ini aku ingin berhenti menyukai seseorang dulu. Aku hanya ingin fokus bekerja dulu."

"Kalau misalnya ada wanita yang datang padamu dan menyatakan persaannya padamu, apa yang akan kau lakukan?"

"Mungkin aku akan mencoba membuka hati untuk wanita itu. Tapi, jika aku tidak suka mungkin aku akan menolaknya dengan baik."

"Bukankah kau bilang ingin berhenti menyukai wanita." Balas Rose.

"Kata siapa? Kalau aku berhenti menyukai wanita terus aku akan membuka hati untuk pria gitu?" Sehun terkekeh.

"Bukan gitu maksudku!"

Sehun tersenyum menatapi Rose. "Apa kau menyukai ku Rose?"

Pertanyaan itu mampu membuat biji mata Rose hampir keluar. Tentu siapa yang tidak kaget jika diberi pertanyaan seperti itu.

"Maksudmu apasih, aku gak ngerti." Rose mengalihkan pandangannya, jantungnya sudah tidak bisa tenang.

"Kau tidak menyukai ku?"

Rose mengumpulkan keberanian untuk bertanya. "Memangnya kalau aku menyukaimu apa yang akan kau lakukan? Sedangkan kau saja lagi mode move on."

"Aku hanya bertanya. Seharusnya kau menjawab bukan bertanya balik."

"Dari sma."

Sehun mencoba mencerna perkataan Rose lalu berkata. "Tunggu dulu kau menyukai ku dari sma?" Dan Lagi-lagi hanya dibalas anggukan oleh Rose.

Sehun tersenyum tipis lalu berkata. "Apa kau mau mencintaiku sumur hidup? Kalau begitu menikahlah denganku Rose."

Bersambung...

---

She is my true Love (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang