bab 18

28 9 0
                                    

Oke guys ini bab nya mbahas mbak alina yak....

Setelah sholat dzuhur aku baru bisa turun  dan bergabung  dengan yg lain, yang sedari tadi siang sibuk mempersiapkan untuk acara nanti malam tepatnya.
Mbak zifa sedang menyusun kotak kotak snack bersama beberapa santri putri. Ada ning silfi jga disana. Hubungan mbak zifa dan ning silvi bgitu baik namun aku merasa ada yang tidak beres antara mas rifan dan ning silvi.
"Ning alin ditimbali umi teng dapur" ucap salah satu santri putri.
"Enggeh mbak matur suwon "ucapku sembari berdiri karena sempat duduk sebentar.
"Belajar masak nduk" goda mbak zifa.
Aku hanya nyengir kuda,  lalu menemui umi di dapur.
"Ada apa mi?" tanyaku pada umi yang sedang memotong buah naga.
"Antarkan ini buat ustadz ihya"
Iya jika di depan orang banyak baik umi maupun yang lainnya akan  menyebut suamiku dengan panggilan ustadz.aku pun terbiasa dimanapun dan dihadapan siapapun.
"Yang  lain saja mi" tolak ku malas sekali.
"ALINAAAA" umi..menatapku tajam.
"Enggeh mi" tapi bisa menolak aku akhirnya.
Kuambil  kantong plastik  yang  berisi  buah naga dan beberapa makanan lainnya..jarak ndalem dan asrama putra  lumayan jauh .apalagi kamar ustadz ihya di kamar pengurus,yang terletak di samping ndalemnya pak lek munir  di pojokan.....

Gmana?gmna?,gtu yakkk hehe ampun dah klo lebay yakk🤣😂

syafakillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang