bab 74

6 2 0
                                    

Faqih......

Benar kata umi nazla sebenarnya cantik, kupikir gadis itu polos dan cupu.
Karena saat bertemu denganku dia selalu menunduk dan bicaranya formal sekali.
Kata umi aku tak boleh bersikap dingin padanya.
Padahal aku tak bermaksud bersikap dingin aku hanya bingung harus bersikap bagaimana dengan dia.
Siapa yang nggak bingung sih kalo tiba2dinikahin sama gadis yang belum pernah dikenalnya sama sekali.
Ternyata nazla gadis yang ceria, banyak bicara, dan menyenangkan pastinya.
Aku ingin mengenalnya lebih jauh, meskipun sudah menjadi istriku, tapi banyak hal yang belum ku ketahui darinya, yaaa....karena kami tidak tinggal bersama.
Ada yang membuat dada ku bergetar ketika aku menatapnya.
Matanya, gadis itu memiliki bola mata belok, dengan iris mata yang hitam legam ,lebar ditambah dengan bulu mata yg panjang dan lentik.
Seperti yg dikatakan mbak yara waktu itu, kalau berkedip seperti boneka.
Terkadang aku terbayang senyum nazla .aku mulai tertarik dengan gadis itu tidak apa apa kan kalau selanjutnya aku jatuh cinta dengan istriku sendiri?
Faqih menatap jengah kearah kakak perempuannya , yang seakan akan sengaja mengumbar kemesraan di depannya.
Sang suami pun biasa saja seperti tak menganggap adanya faqih diruangan itu .entah apa yang mereka lihat di handphone sampai keduanya taj sadar kalau telah saling merangkul satu sama lain.

Hiks....bosenin ya...ya udah kalo bosen baca quran'nya ajha dulu klo udah lanjut lagi baca ini hehehe,😂🤣😆😆

syafakillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang