bab 89

14 5 0
                                    

"Perbaiki hubungannya dengan zifa, kita sama sama bersalah dalam hal ini , tunjukkan pada zifa kalau kamu benar benar masih peduli padanya"
Ucap abi seraya menepuk pundak putra nya , lalu beranjak menuju ke masjid, untuk  melaksanakan solat dzuhur.
Umi masih bersama putranya.
" minta maaf bukan berarti kita bersalah ,tapi jangan pula menganggap diri kita yang pling benar, jangan meninggikan ego , pakai hati dan logika sampaikan maaf umi pada zifa ,bawa dia kembali ke sini , umi  merasa bersalah sekali dalam hal ini fan...." ucap umi lalu beliau pergi menyusul suaminya , meninggalkan rifan yang mkin pusing dengan banyak persoalan.

Rifan.....
Diamku pada zifa bukan karena aki tak lagi peduli Padanya , ataupun karena aku menyesal gagalnys pernilajamku dengan ning silvi   dan jujur saat ini aku sudah tak lahi mengingat rasaku padanya , bahkan akubersyukir karena akhirnya batal berpoligami .
Namun masalahnya  bukan disitu , ini berhubungan dengan Sebuah reputadi dan harga diri keluarga ning silvi.
Kehormatan yang dengan mudahnya aku hancurkan meskipun tak sengaja , bagaimana mereka bisa melanjutkan kehidupan yang telah terkoyak oleh sebuah ketidak sengajaan.
Kecewaku pada zifa karena ia tak mengizinkan aku untuk bertemu ning silvi dan keluarganya untuk meminta maaf secara langsung pada mereka. dia tidak pernah tau beban yanh selalu menghantui pikiranku ...ah aku terlalu penat rasanya tapi bukanlah  lelah dan penat  ini aku sendiri yang menciptakan ya.

Kawan lawan yg baik hati sportnya mana nih jhehehehe🤣😂

syafakillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang