Ihya , memutuskan untuk tetap tinggal bersama abi dan umi, ihya merasa lebih dibutuhkan di pesantren mertuanya, dari pada pesantren abahnya sendiri. Apalagi disini hanya ahmad yang serius di pesantren, rifan lebih suka dunia luar atau bisnis.
Itulah sebabnya dia lebih suka kerja kantoran dari pada pegang kitab, seperti ahmad dan faqih , bicara tentang faqih pemuda yang sudah beristri itu belum bisa diandalkan karena selain anak bungsu, faqih masih terlalu muda untuk urusan pesantren seperti ahmad.
Pagi ini alina sibuk seperti biasa setelah ihya tinggal bersamanya, masak, mencuci baju, menyetrika dan ngepel dan tentu saja setelah itu, ia bersiap mengajar ke madrasah.
Sebenarnya alina bisa saja minta mbak mbak khodimah untuk membantu pekerjaan, tapi alina ingin merasakan menjadi istri yang sebenarnya, mungkin nanti setelah mereka punya anak alina baru mrmbutuhkan mbak2 khodimah.
" sayang, liat kitab tafsir jalalain ndak?" tanya ihya pada alina yang baru selesai mandi.
" oh...aku lupa gus , dipinjam sama faqih kemarin," sahut alina.
Ihya menoleh kepada istrinya dan meninggalkan rak buku.
" mau ngapain?" tanya alina saat ihya mendekat kearahnya.
" kamu masih ingat kan ,hukuman kalo kamu panggil aku gus lagi ,??" tanya ihya dengan senyum mautnya
" hilih cuma gtu aja kok" dengus alina .
Ihya tak menyahut.
" ihhh...lepasin ! Udah siang ini." ucap alina berusaha melepaskan diri dari dekapan suaminya.
" memang kenapa kalau udah siang?"
Goda ihya...
" jangan kebiasaan deh mas."
" nah gitu...dong" ihya melepaskan tangannya dari tubuh alina yang masih mengenakan kimono.
" apa sih bedanya dipanggil gus atau mas" gerutu alina sembari mengambil baju di lemari.
" mas ...denger loo sayang " yang kembali ke rak buku."
" terserah ..lah " sewot alina, tapi senyum nya mengambang dibibir tipisnya, haha.... Dia membahasakan dirinya " mas" manja sekali ...pikir alina.Hehe sugeng injing .... Para pecandu halu' ...gimana ...ada yg baper hahaha ...komen komen jangan lupa okeyy😂🤣...