Lanjut masih tentang ustad ihya...ya...
"Abah sama umi kangen sama kamu," ucap aniva yang sekarang harus kupanggil mbak sekarang karena dia kan kakaknya alina juga.
"Abah baik baik saja kan setelah kalian menikah."tanyaku
Sedangkan alinaa malah kembali bergelayutt manja di lenganku.
"Iya tapi kamu sudah ndak pulang 3tahun looo ke solo udah kayak bang toyib." ucapan mas ahya kali ini sukses membuatku tertawa.hingga tak terasa adzan dzuhur berkumandang . bahkan kami sampai hampir lupa kalau niat datang ke rumah lisa adalah untuk kondangan.Setelah bersalaman dengan pengantin kami langsung pamit pulang .mas ahya dan mbak aniva masih disana, ternyata suami lisa teman. Mbak aniva waktu kuliah dulu.
Sesampainya diparkiran alinaa berusaha melepaskan tangannya dari genggamanku.actingnya selesai....
Tapi aku masih ingin merasakan genggamanku itu.
"Sekedar maleh ning," ucapku ning.dia menunggu , lalu menggsgguk.
"Terimakasih." ucapku .Lanjut...ya kak tpi ini .. Mbakk zifaaa ya man teman ..
Pagi ini seperti hari jum'at sebelumnya .setiap hari jum'at aku sering membantu umi di dapur.karena setiap hari jum'at mbak mbak khodimah ndalem dibebaskan sari rutinitasnya di ndalem.
Aku berjalan pelan menuju ndalem, terlihat para santri melaksanakan ro'an , mendekati ndalem kulihat alinaa sudah siap ke kampus pagi ini.
Ihya masih sibuk mengelap kaca mobil.
"Besok lagi jangan panggil aku nduk ya" ucap alinaa agak ketus .
"Ya kalau gitu jangan panggil aku ustadz ya " sahut ihya menimpali
Mereka berdua ini kebiasaan....tpi ada perkembangan dalam hubungan mereka .setidaknya ihya yang pendiam itu sudah mulai berani berdebat dengan alinaa.
Bodo amatlah dengan perdebatan mereka yang hanya karena sebuah panggilan saja.
Aku tak ingin nimbrung dengan percakapan mereka, aku hanya tersenyum pada alinaa dan segera masuk ke ndalem.Suasana sepi... Faqih pun belum terlihat dimana 2tapi sebelum mencapai pintu dapur , aku mendengar suara umi sedang berbincang pada seseorang. Aku mengurungkan niat untuk melangkahkan kaki ke dapur yang pintunya tidak tertutup sempurna itu.
Aku bersandar di tembok dengan persaan tak baik"Seandainya kamu dulu menikah dengan rifan, mungkin sekarang cucu umi sudah lari- larian ..disini. Biasanya anak kecil suka menggangu umi nya masak." itu kan suara umi....?batinku.
"Silfi memang bukan jodoh gus rifan mi , mbak zidan lebih baikk dari silvi..." sahut suara itu.
"Seandainya mungkin, apakah kamu mau.. kalau rifan mau menikahi kamu ?Ucapan umi benar benar melemahkn syaraf otakku.
"Ndak mungkin lh mi..., mas rifan kan cinta mati sama mbak zidan " sahut suara itu lagi.
" manusia ndak ada yang tahu rencana allah ning."
Suara umi seperti meyakinkan ning silvi bahwa apapun bisa terjadi. Kuraba dadaku ada rasa sesak disana .seorang santriwari datang dan hendak menyapaku.namun kuisyaratkan untuk diam ...dia menurut.
Ternyata itu nazla ...bahksn aku hampir lupa kalau gadis itu kini telah menjadi bagian dari keluarga ndalem juga.
Aku segera berlalu dari tempat itu, mungkin nazla bingung melihat sikapku, tpi biarlah.toh dia masih baru disini, dan belum paham sepenuhnya dengan suasana hati dengan para penghuni ndalem..Gmana gmna udah ada nyesek2nya dikit blm nih...??Hehehe yukkk lanjut ikutin trusss😊😉ehh vote nya mana nihhh hegehe