Maaf banget ya baru bisa update sekarang..
Hiks.. Author lagi super pusing kemarin, hehe. terlalu banyak kegiatan #authorsoksibuk
Ditunggu vote dan komennya ya~
“Sampai disini dulu pertemuan kita hari ini. Selamat Siang.” Bu Shanti meninggalkan ruang kelas. Hari ini Sena mulai mengikuti pelajaran club, bersama beberapa murid lainnya. Bu Shanti adalah pembina club matematika.
Sena memasukkan buku-bukunya. Pelajaran di club-nya hari ini tidak terlalu sukar baginya. Mereka membahas tentang algoritma dan beberapa soal olimpiade tahun lalu sebagai referensi. Beberapa pertemuan lagi Sena dan kawan-kawannya sesama kelas satu pasti akan dipercaya untuk berlomba mewakili sekolah.
Sena mengambil handphone-nya. Ada sebuah sms dari nomor tidak dikenal. Sena membacanya. Itu adalah sms dari Rio, cowok itu mengajaknya berjalan-jalan malam nanti. Sena tak mempedulikannya. Rio memang sudah beberapa kali mengajak Sena berkencan tapi tak satupun yang digubris oleh gadis itu.
Tentu saja hari ini juga sama, malam nanti ia ada acara lain. Ia akan merayakan kedatangan Mama dari tugas dinasnya ke luar kota. Sena dan Mama seringkali mengadakan pesta kecil untuk mereka berdua apabila ada sebuah acara penting. Seperti hari kelulusan Sena, hari ulang tahun salah satu diantara mereka, Sena mendapatkan juara kelas. Dan hari ini kedatangan Mama dari dinas.
Seharusnya acara itu dilaksanakan beberapa hari yang lalu, tapi karena kesibukan Mama, pesta kecil mereka baru bisa dirayakan hari ini. Nanti sore sena akan membeli telur, tepung dan beberapa bahan untuk membuat kue lainnya. Ia lah yang mendapatkan tugas memasak.
Tapi sebelum itu, Sena harus mengerjakan pr dari gurunya tadi. Salah satu pelajaran yang tidak Sena kuasai, walaupun teman-temannya berpikir tugas kali ini mudah saja. Namun tidak baginya.
Ia harus mencari beberapa referensi buku yang bisa dijadikan pedoman untuk tugasnya. Jika tidak selesai sekarang, ia pasti kepikiran sendiri. Sena memang tidak suka mengulur-ulur waktu.
“Hei anak haram!” Seru sebuah suara paling menyebalkan yang pernah dikenal oleh Sena.
Sena tak menggubrisnya. Tak ada untungnya marah dengan orang sebebal Bianca. Biar saja ia menghina Sena seperti apapun, Sena tak peduli.
Sena mengambil tas-nya dan berjalan cepat menuju pintu keluar. Tapi Bianca menghalangi jalannya, gadis itu berdiri didepan pintu masuk sambil merentangkan sebelah tangannya di daun pintu.
“Minggir!” Desis Sena kasar.
Bianca hanya menanggapinya dengan tersenyum licik. “Kayaknya, taruhan kita beberapa hari lalu sudah ada pemenangnya deh.”
Sena tak mengatakan apapun, tapi gadis itu berbalik menatap Bianca tajam.
“Sebentar lagi, Rio pasti bakal nembak gue. Jadi, lo harus siap-siap kalah ya.”
“Gue nggak peduli sama taruhan nggak penting lo.”
“Terserah lo. Tapi kalo gue menang, gue boleh minta apapun dari elo. Siap-siap buat yang terburuk, hei anak haram.”
“Minggir!” Bentak Sena lagi.
Bianca membiarkan Sena lewat, dirinya tersenyum dengan gayanya yang melebih-lebihkan. “Kalo gue udah jadian sama Kak Rio, lo jangan coba-coba rebut lho. Walaupun lo nggak mungkin bisa sih.”
“Apa maksud lo?!”
“Yah, Siapa tau aja lo suka ngerebut pacar orang. Buah kan jatuh nggak jauh dari pohonnya. Sama kayak nyokap lo yang murahan, Anak haram!”

KAMU SEDANG MEMBACA
Amour
RomanceSelena sang murid teladan bertemu dengan Rio sang Playboy yang kesepian. Pertaruhan dibuat hingga mereka terpaksa untuk saling menaklukkan satu sama lain. Ketika cinta tiba-tiba datang dan kenyataan pahit menunggu mereka. Apakah yang sebaiknya merek...