Kelab ini lebih ramai daripada biasanya, hiruk pikuk pengunjungnya menyelimuti kelab malam ini. Rio duduk di salah satu kursi di samping meja bartender, disebelahnya Dion meneguk segelas bir yang disajikan sang bartender. Alex tampak asyik menari dengan seorang cewek dilantai disko.
Sesosok gadis datang dan berlayut manja dilengan Rio, ia mengajak Rio untuk berdisko bersamanya. Tapi Rio menolaknya dengan halus. Gadis itu cemberut lalu pergi menuju lantai disko bergabung dengan keramaian. Saat itu entah kenapa Rio merasa malas untuk bergabung,
“Ternyata lo gerak cepat juga ya.” Ujar Dion, saat itu Alex kembali dan bergabung bersama mereka. Ia tampak sedikit mabuk, tapi masih sadar.
“Maksud lo apaan?” Rio melirik Alex, meminta sebatang rokok dari pria itu. Lalu menghirupnya dalam-dalam.
“Uhug.. Uhug..” Dion mengibaskan tangannya untuk mengurai asap. “Udah tau gue asma. Jangan ngerokok disini dong.”
“Sori-sori.” Rio mengisapnya lagi sebelum mematikan rokoknya yang masih panjang. Disebelah Rio, Alex masih asyik merokok.
“Maksud gue soal Selena Augustina. Baru juga ditantang kemarin, lo udah boncengan aja kesekolah.”
Rio mangut-mangut menyombongkan dirinya, “Yah.. Begitulah kehebatan gue.”
“Btw bro, lo bilang lo sakit. Tapi lo malah datang kesekolah. Gue jadi kena damprat Bu Shanti karena dikira bohong bilang lo sakit.”
Rio tertawa, “Sori deh. Tapi lo nggak kena hukuman kan?”
“Jelas lah.” Dion bangkit untuk bergabung ke dalam kerumunan dan mulai berjoget dengan perempuan pertama yang ditemuinya.
Rio mendesah, sekarang ia hanya duduk seorang diri disana. Ia menegak minuman beralkohol miliknya, rasanya pahit seperti biasa. Rio sedang malas bersenang-senang dengan teman-temannya, jadi ia memutuskan untuk pulang dan tidur.
Rio merasakan perutnya keroncongan, sepertinya makanan yang terakhir kali dimakannya hanyalah mie instan pagi tadi. Dan kini ia sudah minum bergelas-gelas minuman beralkohol. Sungguh tidak sehat konsumsi makanannya. Tidak ada karbohidrat yang cukup apalagi protein dan vitamin yang masuk ke dalam tubuhnya.
Rio keluar dari bar, mungkin di dekat situ ada resto cepat saji. Hari sudah gelap dan ternyata hari sedang hujan. Rio merasa letih dan pusing ia tak mungkin membawa jas hujan karena ia tak suka menggunakannya. Akhirnya Rio menyambar motornya dan melaju begitu saja ditengah hujan.
Rintik-rintik hujan mulai membasahi seluruh pakaiannya. Lama-kelamaan hujan menjadi semakin deras, Rio jadi mengurungkan niatnya untuk mencari makanan. Lebih baik ia langsung pulang karena pusing di kepalanya ini juga semakin menjadi-jadi.
Rio merasakan motornya oleng dan sedikit tersendat-sendat. Hujan membuat pandangannya menjadi semakin kabur, lapar diperutnya menbuatnya semakin tak konsentrasi menyetir.
Tanpa disengaja Rio menubruk tubuh seseorang pria berbadan kekar dengan motornya yang berjalan pelan. Tentu saja pria itu marah, disertai kedua temannya yang berbadan kekar mereka memaki-maki Rio.
Tapi Rio tak mendengar apapun, tubuhnya terasa lemas dan pusing. Ketiga pria itu menahan motor Rio dan menarik Rio turun dari motor.
Seorang pria menarik kerah baju Rio, melemparkan makian dan celaan. Tak satupun yang dapat ditangkap Rio apalagi dibalasnya. Kesal karena Rio tak menanggapi, pria itu menonjok Rio tepat di dadanya. Rasa sakit menggerayangi ulu hati Rio. Tak sampai disitu saja, sebuah pukulan melayang di pipinya, membuat darah mengucur dari mulutnya.
Rio terbatuk keras, kali ini rasanya jauh lebih sakit. Apalagi ketika pukulan tinju dan tendangan kemudian bertubi-tubi mengenai tubuhnya. Nyeri tak tertahankan terasa dari pipinya yang kebas, tapi lebih daripada itu kepalanya sungguh terasa sangat berat. Rio pasrah, tak sanggup bicara apalagi melawan. Entah siapa dari ketiga orang tersebut memukul tengkuknya sebelum semuanya menjadi gelap.

KAMU SEDANG MEMBACA
Amour
RomanceSelena sang murid teladan bertemu dengan Rio sang Playboy yang kesepian. Pertaruhan dibuat hingga mereka terpaksa untuk saling menaklukkan satu sama lain. Ketika cinta tiba-tiba datang dan kenyataan pahit menunggu mereka. Apakah yang sebaiknya merek...