Maaff... setelah berhari-hari baru ada kesempatan update nih
semoga kalian suka dengan kelanjutan kisah ini
hehe...
salam
author kece
———————————————————————
Bianca mengelap saus yang menempel pada mulut Rio, "Elo tuh. Makannya masih aja kayak anak kecil." Dengan refleks, Rio menepis tangan itu. "Sorry." Ucap Rio dingin.
Bianca menatap Rio sakit hati, "Nggak papa." Ujarnya tak kalah dingin.
"Bi.. Bukan maksud gue.."
Bianca bangkit dari tempat duduknya. Memberikan Rio senyum palsu yang kentara "Kayaknya cewek-cewek lo yang lain udah nunggu deh. Samperin gih." Bianca menunjuk ke seberang mejanya yang tampak Sesil serta kroni-kroninya melambai mersa saat Rio menoleh, bahkan ada beberapa dari cewek itu menebarkan kiss bye untuk Rio tanpa sedikitpun peduli akan keberadaan Bianca sebagai pacarnya disana.
"Bianca! Lo ini kenapa sih?!"
"Gue hanya membiarkan elo melakukan hal yang lo suka. Gue nggak akan ngelarang." Ucap Bianca.
Rio masih tak memahami gadis itu. Biasanya, Bianca pasti sudah merengek-rengek kepadanya meminta supaya gadis-gadis disekelilingnya pergi. Rio meraih tangan Bianca sebelum gadis itu meninggalkannya. "Lo kenapa tiba-tiba berubah?"
Bianca menatap Rio sinis, "Berubah lo bilang?! Bukannya ini yang lo mau? Gue udah ngebebasin lo. Apa lagi masalahnya? Silahkan pergi Tuan Playboy, gadis-gadis anda telah menunggu!"
Bianca menepis tangan Rio dan berlari meninggalkannya. Selama ini Bianca selalu ada untuk Rio, selalu menerima dirinya walaupun Rio seringkali, bahkan terlalu sering menyakiti hatinya. Untuk kali ini saja, mengapa Rio tak bisa membiarkan Bianca bahagia? Rio mengejar Bianca.
"Bi.. Maafin gue." Kata Rio. Cowok itu berhasil mengejar Bianca dan menggenggam tangannya. "Maaf karena gue selama ini selalu jahat sama lo. Gue janji, gue akan mencoba untuk berubah."
Bianca berbalik, gadis itu kini telah berkaca-kaca. "Berapa janji dulu yang harus gue terima? Berapa harapan yang bisa gue pegang? Lo akan selalu kembali kepada diri lo sendiri."
"Gue akan berusaha, Bi.. Gue tau gue salah selama ini. Gue akan berusaha buat lo."
"Bagaimana jika lo nggak bisa?"
Rio tak mengucapkan kata-kata apapun.
"Dulu.. Sewaktu lo masih jadian sama Sena, lo nggak pernah begini. Lo bahkan nggak sekalipun melirik cewek lain."
Mendengar nama Sena, rahang Rio mengeras, "Itu karena gue nggak mau kalah taruhan. Nggak ada alasan lebih."
"Apa lo serius? Apa itu bukan karena lo bener-bener sayang sama dia?"
Sekali lagi. Rio tak menjawab apapun.
—————————————-
"Gue senang lo mau datang." Alex tersenyum cerah melihat Sena yang sedang duduk manis dihadapannya. Penampilan Sena sungguh mempesona seperti biasanya, dengan balutan gaun jingga sederhana dan tatanan rambut yang dibiarkan setengah terurai. Tak lupa, Sena mengenakan gelang berbandul bintang yang diberikan Alex.
Hari ini Sena menerima tawaran Alex untuk makan malam berdua bersamanya. Sebenarnya, Sena risih dengan suasana mewah nan anggun seperti ini. Bebannya terasa berat, namun Sena berusaha tetap tersenyum. Ia tak ingin menyakiti perasaan Alex yang telah berusaha untuk menyenangi hatinya. Lagipula, Sena sudah mempertimbangkan saran Pia mengenai cinta yang baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour
RomansaSelena sang murid teladan bertemu dengan Rio sang Playboy yang kesepian. Pertaruhan dibuat hingga mereka terpaksa untuk saling menaklukkan satu sama lain. Ketika cinta tiba-tiba datang dan kenyataan pahit menunggu mereka. Apakah yang sebaiknya merek...