Part 13 : Arti laki-laki

270 13 3
                                    

Sena makan siang dikantin sekolah bersama dengan Pia, Rio, Dion dan Alex. Bianca tidak lagi mengikuti Rio, gadis itu terlalu shock mengetahui bahwa dirinya telah kalah oleh Sena. Ya, Sena dan Rio sudah menceritakan kemana mereka berdua kabur kepada Dion, Alex, dan Pia. Sena juga sudah mengatakan kalau ia dan Rio telah jadian.

Pia terkejut, jelas saja. Terlebih Bianca, Bianca telah mengaku kalah dan menanyakan apa yang diinginkan oleh Sena, namun karena Sena belum tau apa yang diinginkannya dari Bianca. Sena mengatakan ia akan meminta nanti. Ternyata Bianca adalah orang yang tepat janji juga.

Kantin semakin ramai karena jam istirahat sedang berlangsung, sebentar lagi berita hubungan Sena dan Rio pasti menjadi topik perbincangan hot seluruh sekolah.

"Gue balik duluan ya." Kata Sena sehabis menandaskan makannya. "Lo tau kan, kemarin gue bolos pembinaan. Jadi gue mau minta soal-soal yang dibahas kemarin."

"Dah!!" Pia melambai kepada Sena.

"Lo hebat juga ya, kak. Baru kali ini ada cowok yang nggak dijutekin abis sama Sena." Pia tersenyum gembira melihat Rio.

"Memangnya Sena itu kenapa sih? Kok bisa jutek gitu sama cowok?" Tanya Dion.

"Karena Kak Rio udah resmi jadi pacarnya, jadi nggak papa kalau gue cerita. Ini tentang masa lalunya Sena..." Pia menceritakan segalanya tentang masa lalu Sena. Tentang Sena yang seorang anak diluar nikah, sampai akhirnya ibunya menikah lagi dengan seorang laki-laki yang tega meninggalkan mereka dengan setumpuk hutang.

Rio merasa bersalah, beberapa waktu silam ia pernah menanyakan tentang ayah gadis itu. Saat itu Sena menjawab kalau ayahnya sudah tak ada. Ternyata gadis itu menjawabnya secara harfiah, ayahnya memang betul-betul tak ada bukannya meninggal.

"Sampai akhirnya di kelas 2 smp. Ada cowok yang baik banget sama Sena. Super baik, gue sendiri nggak mikir dia pasti sayang sama Sena apa adanya. Tapi nyatanya, Cowok itu cuma jadiin Sena bahan taruhan. Dia mempermalukan Sena didepan kelas, mengatakan kepada Sena kalau anak haram cupu seperti Sena tak mungkin pantas bersanding dengannya. Pada akhirnya, Sena hanya dijadikan bahan olok-olok olehnya dan teman-temannya. Ia memenangkan taruhan untuk menjadikan Sena pacarnya dan memutuskannya dalam sehari."

Rio merasakan dadanya tertohok begitu Pia usai menuntaskan ceritanya. Hal itu terjadi lagi, terjadi lagi! Rio hanya menjadikan Sena bahan taruhan, Rio tak berbeda dengan seluruh laki-laki brengsek yang pernah hadir dalam hidup Sena. Tak berbeda.

Dion menatap Rio dengan khawatir, namun tak mengucapkan apapun.

"Jadi Kak, gue mohooonn banget sama lo. Tolong jangan ngecewain Sena. Jaga dia baik-baik." Pia menepuk pundak Rio. "Gue balik dulu ya, Kak. Udah mau bel masuk nih." Kata gadis itu sebelum pergi meninggalkan Rio yang masih merasa bersalah.

"Kejutann!!" Sena kaget melihat Mama berdiri didepan rumahnya sepulang dirinya sekolah, padahal ini sedang jam kerja.

"Mama! Kok sudah pulang?" Tanya Sena kaget. Mama memberikan pelukan dan ciuman hangat di kening anak semata wayangnya itu.

"Hari ini kan kita ada pesta perayaan. Mama sudah siapkan makanan."

"Perayaan apa?" Tanya Sena. Ia bertambah takjub lagi melihat berbagai makanan yang dibeli mamanya untuk mereka yang kini tersedia diruang tengah.

Mama mencubit hidung Sena gemas, "Kamu itu! Pura-pura nggak tau ya?! Kenapa kamu nggak bilang-bilang ke mama kalau udah punya pacar?"

Sena menjadi salah tingkah, "Maaf Ma. Belum ada waktu yang tepat."

Tak perlu ditanyakan lagi darimana Mama tau, tentu saja dari Pia. Mama kan sudah dekat dengan Pia, Pia sudah seperti anak bagi Mama. Begitu pula anggapan orangtua Pia terhadap Sena.

AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang