Menginap

8.2K 685 3
                                    

Gelap malam semakin pekat, namun akibat kepekatan itu bulan pun seakan menjadi primadona paling terang di atas langit sana.
Sementara hembusan angin sepoy-sepoy masih saja setia menemani seiring sampainya sebuah mobil di depan gerbang rumah Chika, titik tujuan akhir perjalanan mereka malam ini.

"Ra.. Ara.. Bangun Ra.." Panggil Chika dengan suara lembutnya yang terdengar khas tiap kali memanggil nama Ara, beberapa kali juga ia mengetuk-ngetuk pelan kepala yang masih bersandar dipundak kirinya itu dengan telunjuk.

Ara masih tak bergeming, hanya terdengar gumaman kecil darinya dan tanpa disadari ia malah lebih mencondongkan kepalanya ke pundak Chika, sehingga Chika sedikit terdorong ke arah pintu mobil, "astaga nih anak", gumam Chika pelan, "Haduh... Bentar ya pak" Pinta Chika kepada sang driver.

"Iya neng, gak papa, bangunin pelan-pelan aja, kasian itu adeknya, ngantuk banget kayaknya" Jawab sang driver dengan senyum bersahaja, diikuti senyuman kecil Chika mendengar perkataan dari si driver yang seakan sok tau menebak Ara sebagai adiknya.

"Ra.. Bangun Ra.. Udah sampe wey!" Chika kembali menggoyang pelan tubuh Ara, kali ini dengan suara yang agak keras.

Merasa iba karna melihat Ara yang sepertinya begitu kelelahan, Chika pun berinisiatif untuk membawakan tas punggung yang sedang dikenakan Ara, maka dari itu dengan segera ia mencoba melepaskan tas itu.
Alhasil, kini posisi mereka terlihat agak canggung, layaknya dua orang yang tengah berpelukan, belum lagi jarak wajah mereka begitu dekat, dan tanpa sengaja pipi Chika mengenai ujung hidung Ara yang dikenal estetik itu, entah karna hal itu atau karna bau harum parfum Chika, dengan perlahan Ara membuka matanya.

"Kak Chika?" Ucap ara dengan suara kantuknya, begitu pelan hampir berbisik. Matanya melirik ke kiri dan ke kanan dan menyadari bahwa dia masih berada didalam mobil.

Saat itu, muncul kembali perasaan aneh kala ia melihat wajah Chika yang begitu dekat dengannya, perasaan yang bukan pertama kalinya ia rasakan, perasaan yang sama yang muncul ketika membuat video tiktok mereka yang sempat viral beberapa minggu lalu.

Meski pada dasarnya Chika memang sering membuatnya deg-degan dari beberapa tingkah laku yang ia lakukan kala berdua, selama ini Ara selalu mengabaikan perasaan aneh yang sering muncul itu, sebab ia berpikir bahwa itu adalah hal yang biasa, siapapun yang melihat wajah Chika pasti akan merasa jantungnya ingin melompat, apalagi dengan jarak sedekat itu.
lagipula diapun sadar bahwa Chika dan dirinya sama-sama perempuan, dan merekapun sudah layaknya adik-kakak, meski tak dapat dipungkiri tetap saja ia tak bisa mengelak pada perasaan aneh seperti ada es yang jatuh di ulu hatinya.

"Nah, Gitu kek dari tadi, udah sampe nih!" Ujar Chika sedikit kesal, "angkat dikit tanganmu..." Lanjut Chika kemudian mengambil Tas ara yang akhirnya berhasil terlepas dan memasukan kembali bagian earphone bluetoothnya yang tadi dipakai Ara ke saku Hoodienya.

"Hadeh, maaf kak.." Ara segera menegakan duduknya dan merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan, lalu mengusap wajah dan mengucek mata dengan kedua tangannya, "Maaf ya pak" Lanjutnya kepada bapak driver yang masih menunggu ia bangun.

"Kamu tuh kebo ya ra"

"Heh kalo ngomong!, biasanya aku tuh bangunnya gampang, kayaknya ini gara gara kebanyakan makan lemon deh"

"Hah? Makan lemon? Kapan ?"

"Tadi pas Live Streaming Goplay, aku kena hukuman gitu dari kakak-kakak goplay-nya, karna kalah main game sama Mira" Ara mulai bangkit dari kursi mobil mengikuti Chika yang kini sudah keluar "kecut banget zuzur!" Lanjutnya bergidik mengingat kejadian itu.

"Makasih ya pak.." Ucap Chika kepada sang driver dibalas dengan anggukan dan senyuman bersahaja, mobil itupun kini kembali melaju meninggalkan mereka didepan sebuah rumah berpagar tinggi.

Setelah turun, Chika terlihat mengerutkan dahi sambil menatap Ara, "emangnya makan lemon bisa bikin ngantuk?" Tanyanya polos, kini mereka berdua mulai berjalan menuju pintu utama rumah.

"Ya nggak lah Chikuyyy" Jawabnya dengan intonasi khas diikuti tawa melihat ekspresi innocent Chika, namun na'asnya karna masih setengah mengantuk, tanpa diduga-duga kaki Ara tak sengaja tersandung pot bunga di jalan setapak halaman rumah dan langsung terjatuh tepat didepan Chika.

Chika yang menyaksikan itu sontak tertawa menampakan gigi-gigi kecilnya, "makanya ra, jangan ngadi-ngadi, makan tuh karma!" Balasnya puas namun tetap membantu Ara yang sebenarnya juga tertawa dengan kejadian barusan.

Angin diluar masih saja sama, diikuti suara riuh tawa mereka mengiringi perjalanan masuk kerumah, namun diatas sana, bulan mulai tertutup awan, terlihat tidak seterang dan sebulat tadi.

~~

Sesampainya didalam, terlihat mama Chika yang tengah duduk menonton televisi diruang keluarga sembari menikmati biskuit dan teh.

"Malam tante, gimana kabarnya ?", senyum sapa Ara kepada mama Chika.

"Malam Ara, puji tuhan baik, gimana acara livestreamingnya ? Lancar?" Tanya Mama Chika.

"Loh, tante tau ?"

Mama Chika melirik ke arah anaknya yang tengah sibuk membawa tas Ara sekaligus tasnya juga.

"Ah, emang nih kak Chika suka spoiler orangnya"

"Apaan si ra" Potong Chika segera disela kesibukannya sendiri.

"Alhamdulillah, lancar koq tante"

"Oh baguslah"

"Papa belum pulang, ma?" Tanya Chika kepada mamanya

"Barusan telpon mama katanya masih dijalan"

"Mmm, yaudah deh aku keatas ya" Tungkas Chika, "yuk Ra" Lanjutnya mengajak Ara yang sebenarnya memang bukan kali pertama ia menginap disini, keluarga Chika pun sudah sedikit banyak mengenal Ara.

"Permisi ya tan, ohya nanti salam ya buat om, takutnya aku keburu tidur" Ujar Ara di jawab dengan anggukan dan senyuman manis dari wanita yang terlihat begitu banyak kemiripan dengan Chika itu.

Arapun mulai berjalan mengejar Chika yang sudah berada di tengah tangga menuju lantai dua, tempat dimana kamarnya berada.

"Oh iya.." Ujar mama Chika sedikit berteriak dari arah bawah, mendengar itu mereka berduapun menghentikan langkah, "di meja makan ada Pizza, tapi kayaknya udah mulai dingin, nanti panasin aja kalau kalian mau ngemil" Lanjutnya

"Iya ma." Jawab singkat Chika

"Jangan tidur malam-malam."

"Iya tante" Kini Ara yang ganti menjawab, dan mereka berduapun melanjutkan perjalanannya.

Bahkan saat ditengah tangga dan memasuki kamar Chika, tawa mereka masih sesekali terdengar tiap kali teringat kejadian memalukan yang terjadi beberapa menit yang lalu itu.

After GoPlay [ChikAra]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang