Dalam perjalanan pulangnya, titik-titik kecil air mulai membasahi kaca jendela mobil, membuat pandangan diluar terlihat memburam,lampu-lampu jalan berpendar, dan Wiper-wiperpun mulai dinyalakan.
Dalam khusyunya melihat dunia malam ketika hujan, Chika mengubah fokus pandanganya kearah wanita yang berada dibelakang kemudi
"Ma...""Apa ?" Jawab mamanya sedikit menoleh lalu kembali memandang fokus ke depan
"Pernah gak sih mama berpikir kalo kita tinggal diluar jakarta, tapi aku tetap keterima jadi member JKT48, mama ngijinin aku gak buat tinggal sendiri ?"
"Maksudnya.. kayak Ara gitu ?"
"Mmm iya.."
"Ya itusih tergantung, tergantung gimana mama sama papa liat kamu, apa kamu udah siap buat tinggal sendiri, tapi.. kalau liat kamu yang sekarang sih pasti gak bakal di ijinin"
"Mm iya kah ? Aku ngerasa udah dewasa koq.."
"Iya menurutmu, tapi pandangan mama sih kamu belum siap buat tinggal sendiri, toh kalo lagi hujan terus ada petirpun kamu langsung kebawah nyariin mama" Ucap mamanya tertawa
Wajah Chika tersipu "Ya itu kan waktu kecil, sekarang sih ngga.."
Mama Chika tersenyum melihat ekrepsi anaknya, "Belum waktunya aja sayang, suatu saat pasti ada masanya... Lagian buat setiap orang tua itu sebanyak apapun digit umur Anaknya, sedewasa apapun dia suatu saat, dia itu tetap bayi kecil buat mereka" Ucap mama Chika lembut, tangan kirinya meraih punggung Chika dan mengusapnya pelan, "oh iya omong-omong Ara kemana, koq dia jarang main kerumah, kalian gak lagi marahan kan ?"
"emm.. Ngg.. ngga koq baik-baik aja..", Chika terdiam sejenak, " Ohya menurut mama, Ara tuh gimana sih ?" Tanya chika yang sebenarnya hanya mencari alasan supaya mamanya tidak bertanya terlalu jauh tentang hubungannya dengan Ara yang memang sedang tidak baik
"Ara ya.. Pertama kali liat Ara itu ya, mama kira dia jauh umurnya sama kamu, eh taunya cuma beda setahun, tapi yang jelas setelah tau banyak tentang dia sih mama salut aja gitu, makanya mama tuh seneng sebenernya kamu temenan sama Ara, mama mau kamu ambil banyak sisi positif dari dia"
"Mm aku juga pertama kali kenal dia dan tau kalo dia tinggal ngekos sendiri jauh dari rumahnya ada perasaan kagum gitu"
"Nah.. kamu kan sebagai temennya, dia tinggal jauh dari rumah, pasti selalu dateng rasa rindu sama keluarga, ngobrol sama seseorang, tapi karna juga ada kesibukan pasti gak bisa selalu ketemu, makanya buat dia nyaman dikala dia jauh dari rumah, sikap kecil kayak gitu pasti sangat membantu buat dia"
Chika tersenyum, " Kalo gitu.. misalnya nih, ini cuma misalnya loh.." Ia menghela napasnya, "Misalnya aku mau nemenin dia di kosnya, mama bolehin gak ma ?"
"Emangnya kamu belum pernah main ke kosnya ?"
"Kalo main sih udah pernah, itupun udah lama banget.. tapi yang aku maksud itu... Kayak nginep gitu.."
"Emm nginep ya..."
Chika memandang mamanya penuh harap
"Selama itu Ara, atau orang yang udah mama kenal sih ya gpp, asalkan kamu bisa jaga kepercayaan mama papa, gak ada main keluar malam"
Chika tersenyum sumringah, "beneran ma ?"
Mamanya hanya mengangguk, senyum sumringah Chika bertahan beberapa detik, meskipun saat ini mereka saja belum saling bicara, tetapi setidaknya dia sudah mengantongi ijin untuk menginap jika suatu saat nanti ia mendapatkan kesempatan itu.
Pada saat ini, Chika tidak memikirkan sama sekali tentang hal lain.
yang ia rasakan, ia hanya ingin menemani dan melindungi seorang adik kecil yang sedang tinggal jauh dari rumahnya itu.
Seorang gadis yang ia kagumi, seorang teman yang ia sayangi, seseorang yang ia harap bisa menjadi tempat saling bertukar pikiran, seseorang yang ingin ia kenal lebih jauh lagi.
Sekaligus seseorang yang terasa begitu jauh dengannya saat ini.~~
Wiper mulai dimatikan, mobil itupun masuk melalu gerbang utama, sekilas ia melirik pot bunga yang pernah membuat ara tersandung kala ia turun dari mobil driver online untuk menginap dirumahnya.
Sebegitu rindukah ia dengan Ara?, sehingga tanpa disadari ia mulai mengingat secara random kenangan-kenangan yang pernah ia alami bersamanya.Setelah mengetahui banyak hal yang tidak ia ketahui tentang Ara dari Fiony, ia bertekad untuk mengakhiri konflik penuh tanda tanya dan tanpa kejelasan yang sedang mereka alami, meski harus menurunkan sedikit Egonya.
Bahkan saat dikamar, dikegelapan kamar sebelum ia tidur, ia mengingat kembali saat ada Ara disampingnya, mereka tidur dibawah selimut yang sama, tapi kini selimut yang ia pakai terasa terlalu lega.
"Seandainya hal itu gak pernah terjadi, apakah semuanya bakal berjalan berbeda dari sekarang ra?
mungkinkah itu lebih baik atau justru lebih buruk ?
Ara, kamu gak apa apa kan disana ?
Ara, kamu masih dapat DM itu kah ?
Ara, cerita sama aku ra, jangan dipendam sendirian
Ara, senyum sama aku jangan diam kaya gitu
aku sayang sama kamu ra
Aku ingin kamu, bahkan saat kamu sedih atau marah
Bahkan disaat kita gak setuju satu sama lain
Aku gak peduli, aku cuma mau ada disampingmu sekarang, kita saling menyemangati lagi, saling dukung lagi, saling ngobrol lagi
Jangan hadapin semua sendirian ra, kita udah janji, kan ?
Aku rindu kamu ra"Jiwa Chika bermonolog seiring hujan diluar yang kini mulai memperbanyak dirinya.
Di keheningan diantara rintik hujan malam ini, chika menyadari bahwa perasaan antara Dirinya dan Ara awalnya hanya seperti gerimis yang menerpa, mereka bahagia kala tubuh kering mereka mendambakan hujan hingga gerimispun membasahi mereka, namun tanpa mereka sadari, gerimis itu mulai memperbesar ukurannya, membuat diri mereka basah kuyup bahkan mungkin akan membawa mereka tenggelam.
KAMU SEDANG MEMBACA
After GoPlay [ChikAra]
FanfictionSesuai janjinya, setelah sesi Live Streaming di Go-play selesai, Ara akan menginap dirumah Chika malam ini. Siapa sangka malam yang terlihat biasa itu merupakan satu malam penting yang akan menyibak banyak tabir diantara mereka berdua...