Hari kian malam, matahari ditelan kegelapan dan dimuntahkan di tempat yang semestinya.
Setelah selesai mandi dan rapi-rapi, Ara kembali duduk dipinggir tempat tidurnya,
Meraih HP dan melihat kembali chatnya yang masih juga belum mendapatkan balasan, bahkan telpon maupun video call darinya benar-benar di abaikan oleh Chika.
Dirinya kini di selimuti oleh emosi yang campur aduk, rasa rindu dan rasa kesal diabaikan.Entah sudah berapa kali ia mengubah posisinya, duduk dilantai, menyalakan tv, bersandar di tembok, mendengarkan musik, hingga sekarang ia merebahkan dirinya di kasur.
waktu terus berjalan, seharusnya Show 2 sudah selesai dan para member sudah bisa bebas menggunakan HPnya masing-masing.
Di hari-hari sebelumnya, biasanya Chika akan menghubunginya segera setelah kegiatannya selesai, bercerita panjang lebar, dari yang lucu, random, hingga hal hal yang menyedihkan, atau hanya sekedar memberi kabar, tapi kenapa Chika tak kunjung membalas sampai sekarang ?Rasa khawatir kini datang, apakah selama 2 minggu ini Chika sudah mulai terbiasa tanpanya ? Apakah dia sudah menemukan teman yang lebih cocok daripada dirinya, atau Jika itu hanya karna Chika cemburu melihat dia bersama Fiony, seharusnya dia bisa tanya baik-baik, tidak perlu bersikap ke kanak-kanakan seperti ini.
Segala kemungkinan mengapa Chika mengabaikan dirinya hari inipun terus berputar diantara sel-sel otaknya.
Tetapi, satu hal yang paling membuat Ara khawatir adalah jika Chika lebih memilih menghadapi rasa sakit dan kesedihan akibat DM DM yang tengah meneror mereka berdua seorang diri."Ra, selama jadwal kita beda, gausah selalu nungguin aku, jangan ngerasa kesepian, berbaur aja sama yang lain kayak biasa"
Ara kembali mengingat kalimat yang pernah dilontarkan Chika saat melakukan panggilan video call dengannya, seharusnya jika berpatokan dengan kalimat itu, Fiony bukanlah alasan kenapa Chika bersikap seperti ini sekarang, lagipula mana mungkin ia menunjukan sikap sebenarnya ke Ara saat ada orang lain, itu sama saja membocorkan rahasia mereka berdua.
Dan Ara pun tau, dibandingkan Chika, dirinya memang lebih cuek dan sering merasa canggung , tapi bukankah Chika tau tentang itu, sifat dan sikapnya memang seperti itu sejak ia mengenal satu sama lain, lalu karena apa ?
*tok tok tok* suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Ara
"Neng ara ..." Terdengar lembut suara wanita dari seberang
Ara segera bangun dan berjalan menuju pintu, "Emm, iya sebentar.." Ujarnya kemudian membuka pintu
Disana telah berdiri wanita parubaya dengan membawa piring yang di atasnya ada beberapa potong kue
Senyuman Ara menyambut wanita parubaya yang familiar baginya, ya, dia adalah pemilik dari Kos dimana kini ia tinggali, "aya naon bu ?" Tanyanya dengan logat sunda yang manis
"Ieu.." Ujar wanita itu dengan logat sunda, sambil menyodorkan piring yang ia bawa, "tadi di bawah ada acara, itu.. Keluarga ibu dari bandung ada yang main, ehh bawa makanan meuni loba pisan, gak bisa abis lah ibu makan mah, neng Ara makan ya.."
Ara menerima piring itu, "nuhun atuh bu, ngerepotin gini"
"Ah ngga, ibu emang sengaja tadi dateng ke kamar-kamar lain, tapi kamar neng ara teh masih kekunci, belum pulang mereun"
"Hehe iya emang bu, aku pulang agak malem tadi"
"Banyak job ya.. Di.. apa eta namanya ? Tempat kamu kerja teh.."
"JKT48" Jawab ara
"Iya, jeketi.. Jekate empat delapan, duhh ada tuh ya anak dari adiknya ibu, sukaa banget jekate empat delapan.."
ara tertawa kecil, " Beneran bu ? Cewek atau cowok?"
"Cewek, katanya juga pernah daftar masuk kesana tapi gak keterima, bukan rejeki mereun, tapi itu mah udah lama, waktu dia masih SMP, sekarang mah udah kuliah"
"Emang bu, kan anu daftar teh loba pisan, aku juga sebenernya mah gak nyangka bisa diterima"
"Iya neng.. Dia gak tau aja di sini ada neng dari jekate empat delapan, kalo tau mah, udah pindah kali dia kesini" Ujar wanita itu tertawa
"Aduh jangan atuh bu, isin aku.."
"Kunaon neng ? Ulah isin ah, geulis begini mah" Ucap ibu itu memegang pelan kepala dan mengusap rambut Ara, baru kali ini Ara digoda oleh orang diluar JKT48, ibu kosnya pula, "yaudah atuh neng, ibu lagi masak mie buat si bapak, dimakan itu kuenya ya.." Lanjut ibu itu siap untuk pergi
"Aku ganti piringnya dulu ya"
"Gak usah neng, besok aja kalo mau anterin"
"Mm yaudah kalo gitu, makasih ya bu"
"Iya neng, sama sama.." Jawabnya sambil berjalan pergi
Ibu Kos pun mulai menghilang dari balik tangga, Ara kembali menutup pintu kamarnya, yah setidaknya ara mendapat teman mengobrol hari ini.
memang sejak ara tinggal disana, Sikap ibu kosnya itu sangatlah baik dan ramah, mungkin ditambah karna sama-sama dari suku sunda, tidak jarang mereka mengobrol selama Ara tinggal disini, saling bercerita singkat jika tidak sengaja berpapasan, sampai akhirnya Ibu itu tau bahwa Ara salah satu anggota JKT48.Setelahnya, ia mulai memakan sepotong kue pemberian ibu tadi, sambil menyalakan TV dan menonton beberapa program didalamnya, tentu saja sambil sesekali memeriksa HPnya namun tetap tidak ada balasan dari Chika disana.
Beberapa saat terlewati, karna kelelahan yang amat sangat setelah kegiatan dan perutpun telah terisi dengan Kue yang enak tadi, rasa kantukpun menyerangnya, Ara memutuskan untuk menyerah mencari jawaban malam ini, ia segera meletakan HP disamping tubuhnya, menghela nafas dan perlahan memejamkan mata.
~~
Ada saat-saat dalam hidup ketika kita sangat merindukan seseorang, sehingga ingin hati menjemputnya dari alam mimpi dan memeluknya dalam alam nyata..
KAMU SEDANG MEMBACA
After GoPlay [ChikAra]
Fiksi PenggemarSesuai janjinya, setelah sesi Live Streaming di Go-play selesai, Ara akan menginap dirumah Chika malam ini. Siapa sangka malam yang terlihat biasa itu merupakan satu malam penting yang akan menyibak banyak tabir diantara mereka berdua...