Setelah menaiki tangga dan melewati koridor Kos yang pintunya berhadap-hadapan itu, Chika terus berjalan sambil melihat ke arah kiri mencari pintu bernomor 46.
Kini ia terdiam, berdiri persis didepan pintu itu, sebuah pintu dimana ada orang yang amat ia rindukan, sebuah pintu yang seakan menjadi tujuan satu-satunya pada saat ini.
Perasaannya tak terkatakan, bahkan diapun bertanya-tanya mengapa bisa perasaanya jadi tidak karuan begini, rasa dingin di pipi tirusnya tidak ia hiraukan
Tangan kanannya kini perlahan mulai diangkat,Tok tok tok
Karna koridor yang sepi, Suara ketukan pelan pada pintupun terdengar bergema ke penjuru koridor kos namun belum ada jawaban dari dalam,
Tok tok tok
"Iyaa.. Sebentar.." Kali ini dari seberang pintu terdengar samar suara yang tidak asing di telinganya,
jantung chika semakin berdegup saat gagang pintu bergerak, dalam pikiran Chika semuanya pasti akan terasa sangat canggung setelah iniKreeek
Pintupun terbuka diikuti dengan sosok berponytail dan piyama birunya, keheningan langsung terjadi selama beberapa detik, pada saat itu kedua mata mereka hanya saling menatap
"kak Chika.." Ujar Ara disela keheningan dengan dahi berkernyit, sementara Chika dengan rambut dan hoodie yang basah masih berdiri diam menatapnya
Kreeek
Dengan wajah datarnya Ara segera menutup pintu kembali
"A..ara.. aku... " Ucap chika dari luar, pelan, agak terbata dan terdengar panik
Tapi pintu kembali terbuka sebelum Chika menyelesaikan kalimatnya, sosok Ara kembali muncul bak tanpa dosa, dan terlihat ia seperti menahan tawanya.
Chika sadar barusan ia dikerjai, tapi rasa kesalnya kali ini dikalahkan oleh rasa rindunya sendiri."Cepet sini.." Ujar ara singkat seraya mengambil tangan dingin Chika dan menariknya pelan menuju kedalam kamarnya, Chika mengikutinya tanpa sempat berkata apapun, lalu pintu kamarpun tertutup.
~~
Setelah mereka berdua di dalam, Ara segera mencari remote ACnya lalu mengubah temperaturnya agar tidak terlalu dingin.
"Yaallah.. Kamu tuh ngapain sih pake ujan-ujanan gini kak Chika.." Kali ini Dengan ekpresi khawatirnya Ara menyentuh rambut Chika yang basah, "lepas aja deh tuh hoodie, nanti masuk angin repot, sangkutin aja disana" Lanjutnya seraya menunjuk gantungan disamping pintu, kecanggungan yang sedari tadi ada dipikiran Chika ternyata sama sekali tidak terjadi, mereka layaknya diri mereka sebelum-sebelumnya.
Sesuai arahan Ara, Chika mulai melepas tas dan Hoodienya yang setengah basah itu, kemudian menggantungnya disana.
"Oh iya, bukannya kamu ada meeting tadi ?"
"Iya.." Jawab Chika singkat sambil merapikan T-shirt nya yang kali ini berwarna merah itu, rupanya air hujan dari Hoodie tembus hingga pundak t-shirtnya, "pas aku selesai, terus pergi ke ruang ganti, ternyata kamu udah gak ada, padahal aku mau balikin bajumu loh Ra, ada di tasku tuh"
Ara memandangi chika dengan kernyitan di dahinya, "kan bisa besok"
"Kan aku maunya hari ini, lagian kalo besokpun aku ngasihnya gimana ? kamunya diem mulu" Balas Chika
"Dih siapa yang diem duluan coba, akusih kalo diajak diem-dieman ya hayuk" Ujar ara dengan sombongnya
Chika hanya terdiam, dipikirannya saat ini adalah perkataan Fiony tentang ara ternyata benar, dia hanya perlu diajak bicara dan semuanya akan kembali seperti biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
After GoPlay [ChikAra]
ФанфикSesuai janjinya, setelah sesi Live Streaming di Go-play selesai, Ara akan menginap dirumah Chika malam ini. Siapa sangka malam yang terlihat biasa itu merupakan satu malam penting yang akan menyibak banyak tabir diantara mereka berdua...