Ara...

6.2K 538 18
                                    

"Ara..."

"Hah ?"

"Kamu sebenernya inget nggak sih ra malem tadi ?" Tanya Chika pelan kepada ara yang kini tengah duduk di depannya

"Emm.." Wajah ara sedikit memerah "inget lah, kenapa emangnya?" Jawabnya juga dengan pelan

"aku takut aja kalo itu ternyata cuma mimpi, terus sekarang... atau suatu saat entah kapan.. tiba-tiba aku bahas hal itu, hal aneh yang bikin kamu ngeri, padahal kamu gak pernah tau kejadian itu, ngerti kan ?"

Ara mengangguk pelan, "aku inget dan aku ngerti koq kak Chika.. Tapi emang iya juga sih, aku juga ngerasa itu tuh  cuma mimpi, bahkan sampe saat ini, mungkin nggak sih kalo kita anggap itu jadi mimpi aja ?"

"Engg.. Entahlah..." Chika terdiam ditengah bisik-bisik mereka dan tiba-tiba ada seorang laki-laki menghampiri

"Permisi kak udah mau pesan ?"

"oh iya mas, ini satu, terus ini satu" Ujar ara sambil menunjuk gambar di daftar menu

"Em oke" Jawab laki-laki yang adalah seorang pelayan disebuah restoran tempat mereka memutuskan untuk makan siang setelah dari gereja. "Minumnya apa kak ?"

"Emm.." Mata ara mulai melihat-lihat daftar minuman, "aku ini aja deh, kak Chika mau minum apa ?"

"Apa aja deh"

"Apa aja deh ada mas ?"

Pelayan itu hanya tersenyum mendengarnya, "maaf ya kak gak ada"

"Yah gak ada kak Chika"

"Apaan sih ra, aku sama kaya dia aja mas" Ujar Chika menutupi rasa malu dan rasa kesalnya, sementara ara kelihatan senang dengan ekspresi Chika, bahkan sang pelayan tadi pun masih senyum-senyum sebelum pergi dari meja mereka.

Entah kenapa sejak pagi sampai gereja mereka seperti menolak untuk membahas tentang kejadian tadi malam, rasanya hal itu tabu untuk dibicarakan bahkan oleh mereka sendiri.
Mungkin memang tepat jika mereka merasa kalau apa yang telah terjadi tadi malam hanyalah sebuah mimpi belaka, seperti mimpi yang belum pernah kamu alami sebelumnya, mimpi yang membuatmu merasakan perasaan aneh yang tak bisa diungkapkan bahkan setelah kamu bangun.

~~

"Andai kamu itu cowok, pasti kita gak akan khawatir kaya gini ya ra, semuanya pasti ngalir kaya biasa" Ujar chika kemudian menyeruput kuah bakso yang telah dipesannya.

"Koq aku ? Kenapa gak kak chika aja yang cowok ?" Jawab ara meminum minumannya, "terus ganti nama deh jadi kak Chiko" Lanjutnya tertawa

"Dih, kamu aja deh jadi Ari" Balas Chika tak mau kalah

"Ga dulu deh"

"kamu tuh di ajak ngomong seriusnya susah banget ra"

"Kak Chika" Ara mengenggam tangan kanan Chika, "gak perlu ngomong serius pun aku udah serius koq" Ujarnya dengan wajahnya yang khas tiap kali ingin meledek Chika

"Ah apaan sih sok sokan ngegombal, giliran semalem cuma bisa bilang 'kak chikaa..' " Balas Chika dengan menunjukan mimik wajah dan intonasi yang sama persis

"Ih apaan sih jangan gitu lah..." Kini ara terlihat memerah pipinya, ia segera melepas genggamannya lalu melihat sekeliling

Sementara itu Chika tertawa menampakan gigi-gigi kecilnya, "sebenernya itu pertama kalinya aku loh ra"

"Aku juga, tapi koq kamu kaya yang expert gitu yah"

"Ngadi ngadi, hayoo kamu Compare aku sama siapa ?"

After GoPlay [ChikAra]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang