Hujan ternyata tidak reda dengan cepat, meskipun sudah tidak sederas sebelumnya, mau tidak mau akhirnya Chikapun terpaksa untuk menunggu lebih lama, demi menghilangkan bosan ia juga sempat membeli beberapa jajanan dan minuman, lalu melahapnya di bangku panjang di depan toko tersebut.
"Jadi berapa bu ?" Tanya Chika
"Snack itu, terus sama susu kotak yah ?... jadi 10.000 neng" Jawab pemilik toko
Chika mengambil dompet dari tasnya lalu memberi uangnya, "makasih ya bu" Ujarnya kemudian
"Iya sama-sama neng"
"Oh iya bu, disekitar sini kalo gak salah ada kosan yah ?"
"Ada neng, itu tuh, di gang itu.. Keliatan gak ?" Ujar ibu itu sambil menunjuk jalan kecil di seberang
"Yang mana bu ?"
"Itu yang ada motor masuk tuh.."
"Oh itu, mm.. Tapi disekitar sini gak ada kosan lain kan bu ?"
"Setau ibu di daerah sini sih ya cuma itu, Kosannya Bu Halimah, nengnya emang mau ngekos ?"
Chika tertawa kecil "ngga bu, aku mau main ke tempat temanku, dia ngekos disana, sebenernya sih aku udah pernah main, tapi udah lama banget jadi agak lupa jalan masuknya yang mana, cuma inget jalan utama ini aja"
"Emangnya gak bisa ditelpon temennya ?"
"Emm.. Kayaknya dia ganti nomor deh, udah aku coba tapi gak bisa dihubungi" Jawab Chika beralasan
"Ohh gitu, ya itu tinggal masuk aja, ga jauh kok ke dalemnya, pokoknya patokannya gerbang biru"
"Gerbang biru ya.. Yaudah bu makasih ya bu" Chika kini berdiri dan mengenakan tas punggungnya bersiap untuk pergi
"Mau jalan sekarang neng ? Kan Masih ujan"
Chika tersenyum kecil, "iya bu, udah gak terlalu deras koq, lagian kalo ditungguin lagi nanti makin malam... Aku Permisi ya bu"
"Yaudah neng, hati-hati nyebrangnya"
~~
Segera ia melangkahkan kaki menjauh dari toko itu, rintik air hujan mulai kembali membasahi rambut dan punggung hoodienya yang tadi hampir kering, beruntung jalanan agak lengang jadi ia bisa menyebrang tanpa menunggu lama, genangan air terciprat seiring langkah kakinya yang dipercepat, kini ia berjalan menyusuri jalan yang dimaksud ibu tadi,
Gerbang biru, gerbang biru, ucapnya dalam hati sambil menyusuri jalan itu
Ini bukan ya, Lanjutnya berhenti di depan gerbang berwarna biru sesuai petunjuk ibu tadi, sebelum yakin bahwa tempat itu yang ia cari, sejenak ia memperhatikan model bangunan berlantai dua yang ada didalam
Setelah dirinya cukup yakin, Akhirnya dia melangkahkan kaki masuk menuju sebuah pos kecil dimana ada seorang pria berseragam security tengah duduk bersandar dikursi dengan segelas kopi di atas meja.
"Permisi pak" Tegur Chika
Security itu segera menoleh ke arah Chika dan membenarkan posisi Duduknya, "iya ada apa neng?
"Maaf ganggu ya pak, Ini betul kos ibu halimah ?"
"Iya betul, emm.. tapi sayangnya masih isi semua neng belum ada yang kosong.."
"Ngg.. Ngga pak, aku gak cari kos, cuma mau ketemu temen"
"Oh maaf ya, kirain cari kos, yaudah silahkan masuk aja kalo gitu.."
"Tapi pak.."
"Kenapa neng ?"
"Aku lupa nomor kamarnya pak, mungkin bapak bisa kasih info... Atau mungkin ada daftar nama atau apa gitu pak.."
"Kalo yang urus itu sih ibu halimahnya neng, saya mah cuma jaga, tapi emang siapa namanya ?, ya siapa tau aja saya kenal.."
"Zahra pak"
"Zahra ya, aduh banyak banget nama zahra disini mah, gini deh.. coba ditelpon aja neng"
"Duh pak gimana ya, nomornya gak aktif, aku udah coba berkali-kali" Chika kembali beralasan, padahal ia sama sekali belum mencoba menelpon ara
Beberapa saat berlalu seorang wanita parubaya berjalan dari arah dalam kos menuju mereka berdua berada, ia terlihat memegang beberapa kertas di tangannya,
"Din, tolong nanti fotocopy ini ya, 15 lembar, terus yang agak kecil 20 lembar" Ucapnya kepada security lalu melirik ke arah Chika, "si enengnya kenapa din?"
"Itu bu, katanya cari temennya yang ngekos disini, tapi gak tau nomor kamarnya, nomor hpnya juga gak aktif katanya" Ujar security
"Koq bisa, Siapa emang neng nama temennya?"
"Zahra bu.."
"Aduh, banyak pisan nama Zahra disini mah ya din" Jawab ibu kos dengan aksen sundanya
"Iya emang.. Saya juga udah bilang.." Sambung sang security, sementara Chika mulai terlihat bingung kali ini
Ibu kos yang melihat ke arah Chika memperlihatkan ekspresi khawatirnya, "Duh kumaha ieu din, ciri-ciri temennya gimana emang neng ? siapa tau ibu inget"
"Ciri-cirinya.." Chika mulai mengingat bentuk tubuh Ara, "Tingginya sih hampir kaya aku, terus.. Oh iya.. dia itu asal garut, kalau bicarapun suka pake logat sunda kaya ibu.." Ujar Chika menjelaskan sambil berharap bahwa penjelasannya itu sudah cukup jelas dan semua yang sudah ia lakukan malam ini tidak berakhir sia-sia.
"Garut.. Sunda.." Ibu itu terlihat mencoba mengingat-ingat, "Ya allah.. neng Ara ?" Ujarnya kemudian
"Ah iya bu, Ara.." Tungkas Chika cepat, ekspresinya terlihat begitu senang
"Yaallah.. Nengnya dari Jekate empat delapan juga ?" Tanya ibu kos kembali.
Setelah mendengar ibu itu menyebut nama JKT48, Chika yang tadinya menampakan ekspresi bingungpun akhirnya seketika senang dan yakin bahwa itu memang Ara yang tengah dicarinya, meskipun cara menyebut ibu kos itu terdengar agak lucu
"Emm Iya bu, aku Chika" Jawabnya diikuti senyum ramah dan manis
"Pantesan.. geulis pisan" Puji ibu kos, " neng Ara mah di kamar 46, kalo dari sini kamu naik tangga, sebelah kiri baris ke 5 neng" Tambahnya detail,"..atau perlu ibu anter?"
"eng, ngga usah bu makasih banyak aku sendiri aja... Aku ijin kesana ya... "
"Ya silahkan atuh, cepet gih, ya allah.. itu rambutnya juga udah pada basah gitu, nanti minjem handuk sama Ara"
Chika tertawa kecil, "iya bu, tadi kehujanan dikit waktu mau kesini.." Ujarnya sambil mencoba merapikan rambut basahnya, "yaudah makasih ya bu, pak.. aku permisi ke atas dulu ."
"Iya neng.." Jawab mereka hampir bersamaan
~~
Kilatan petir masih terlihat dilangit, Suara gemuruhpun kembali terdengar bersahut-sahutan dari kejauhan, angin berhembus menerpa tubuh bagian atas Chika yang sebenarnya sudah mulai kedinginan sejak tadi.
sambil berjalan, ia menggosokan kedua tangannya lalu menempelkannya ke pipi, sambil berpikir bagaimana dirinya menghadapi Ara setelah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
After GoPlay [ChikAra]
FanficSesuai janjinya, setelah sesi Live Streaming di Go-play selesai, Ara akan menginap dirumah Chika malam ini. Siapa sangka malam yang terlihat biasa itu merupakan satu malam penting yang akan menyibak banyak tabir diantara mereka berdua...