All I Ask

5.8K 606 37
                                    

"Kak Chika"

"Apa ra?"

"Kamu ngantuk kah?" Tanya Ara sambil memperhatikan wajah Chika

Chika mengangguk pelan, "ngantuk ra.."

"yaudah naik duluan gih, aku beresin ini dulu"

Ara mulai merapikan bungkus makanan yang beberapa saat lalu telah di pesan secara online dan mereka makan bersama dibawah samping tempat tidur sambil mengobrol ringan.
Sementara Chika kini mulai naik ke tempat tidur namun masih menyandarkan punggungnya ke headboard.
Suara lagu dari HPnya masih mengalun namun dengan volume yang lebih pelan.

Setelah semua rapi, Ara berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci tangannya.

"Dih.. Katanya mau tidur, malah nyender lagi" Ucap Ara setelah kembali, lalu segera naik ke tempat tidur dan duduk bersandar di headboard disamping Chika, persis seperti sebelumnya.

"Katanya kalo habis makan gak boleh langsung tiduran ra"

"Mang iya?"

"Iya" Jawab Chika singkat, karna rasa kantuknya mulai tinggi diapun tidak mau memulai perdebatan yang tidak penting.

Disela keheningan yang sesaat, fokus Ara segera berubah kearah tangan Chika, dengan perasaan bersalah ia mulai mengenggam dan mengangkat pergelangan tangan Chika yang terlihat masih agak memerah itu.

"Maaf ya kak.."

Chika menyunggingkan senyumnya "gak ra.. Gak kenapa napa koq.."

"Ini kedua kalinya yah aku bikin tangan kamu gini.."

"Waktu di ruang ganti theater kan ?"

Ara mengangguk.

"Tapi ra... Kalo yang waktu itu, kamu tuh gak genggam tangan aku kaya sekarang, terus kamu juga gak minta maaf.. langsung pergi gitu aja"

"Ya lagian, aku kesel sama kamu jadi aneh gitu, tiba tiba dingin, tiba-tiba diem, apaan coba.. " Ara melepas pelan pergelangan tangan Chika, "emang kamu kenapa sih kaya gitu ?, aku sebenernya penasaran loh, tapi males bahasnya udah kelamaan"

"Emm.. Soal itu.." Chika menegakan duduknya, "waktu itu entah kenapa aku emang ngerasa marah sama kamu karna berduaan sama Fiony"

Ara terkikih, "lah, Jadi beneran cemburu kah ?" Tanyanya dengan dahi berkernyit

"Emm.. cemburu gak ya... Mungkin sih.. tapi Itu cuma salah satu alasan aja ra..."

"salah satu ? Terus alasan yang lain ?"

Chika meregangkan badannya sambil menguap pelan, lalu dengan entengnya membaringkan kepalanya diatas paha Ara seakan menganggapnya sebagai bantal, tentu saja Ara segera merasa canggung dan risih, namun melihat Chika yang terlihat sudah sangat kantuk itu rasanya tidak tega untuk menghindar.

Atau mungkin suasana kamar malam ini memang justru membuatnya menginginkan momen itu terjadi, entahlah, yang pasti Ara kali ini diam membiarkan Chika seperti itu, bahkan sadar atau tidak, ara sempat menyelipkan rambut Chika ke bagian telinga, seakan ia tidak mau sesuatu apapun menghalangi wajah Chika dari pandangannya.

"Aku tuh kesel liat kamu seakan nyembunyiin tangisan kamu, padahal aku tau ra kamu itu abis nangis ke fiony, aku juga pengen loh kamu kaya gitu ke aku... Emm.. Bukannya aku mau kamu sedih ya, tapi aku pengen kamu juga berbagi air mata sama aku, bukan cuma seneng-seneng aja.." Mata Chika kini terlihat berbinar.

"Entah gimana kalo aku gak kesini malam ini, mungkin akhirnya aku gak bakal pernah tau tentang apa yang sebenarnya terjadi sama kamu... kenapa sih ra, kenapa kamu kaya nyembunyiin sedihmu dari aku ?"

After GoPlay [ChikAra]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang