A Night to Remember

5.3K 573 56
                                    

Setelah membantu Ara duduk dipinggir tempat tidur, dengan cekatan Chika mulai memunguti barang-barang yang berceceran dilantai.

"Udah kak, nanti aku aja" Ujar ara dari belakang

"Gak ra, aku gak betah kalo liat berantakan kaya gini" Jawabnya sambil menyusun kembali barang barang ke tempatnya

"Maaf ya kak.."

"Gak papa.." Jawabnya singkat sambil terus fokus kearah lantai.

"yahh ra.." Ujarnya beberapa saat kemudian dengan raut wajah dan nada suara yang panik

"Kenapa ?"

"Yang ini pecah.." Jawabnya sambil mengangkat salah satu eyeshadow milik ara

"yaudah lah biarin kak, taruh aja.." Ara menghebuskan napasnya, "aku konyol banget ya.."

Mendengar itu, Chika segera menoleh ke arah Ara, "gak ra, setiap orang pasti punya limitnya, mungkin kamu udah sampai di limit itu, bahkan kamu tau sendiri kan aku malah nangis terus kalau cerita sama kamu" Lanjutnya kemudian mengambil plastik berisi makanan ringan, berjalan perlahan dan duduk disamping Ara.

"Emm mungkin.. Btw Kak Chika laper kah? mau makan ? Pesan makan ya ?"

"Aku belum laper ra, kamu aja tuh pasti tenaganya habis abis gelud sama aku"

"Apaan sih, aku juga belum laper"

"Yaudah ngemil aja dulu, kan rencana kita tadi tuh emang ngemil dulu, kamu mau yang mana ?"

"Emm yang mana aja lah, oh iya susu jahenya mana sini aku bikin" Ara mengambil 2 sachet susu jahe dari dalam plastik

"Mending cuci rambut sama ganti baju dulu ra"

"Iya nanti abis bikin"

"Kamu tu nanti nanti doang ra, dikerjain ngga... apa mesti aku gantiin bajumu kaya bayi"

"Ngadi-ngadi kamu mah" Ujar ara tersipu kemudian berjalan menuju dapur
Sementara Chika hanya tersenyum manis dengan mata yang masih berbinar melihat Ara yang rasanya telah jauh lebih baik daripada sebelumnya.

Saat ara di dapur, Chika segera mengambil remote tv dan berinisiatif mematikannya, karna memang acara di TV tidak ada yang seru untuk ditonton, yang ada hanya membuat bising keadaan kamar.
Entah kenapa saat ini ia ingin kesunyian menemani mereka berdua, tapi ia berpikir kembali kesunyian pasti akan membuat mereka canggung, jadi ia mengambil HP dari tasnya kemudian membuka pemutar musik Online.

~~

"Dih lagunya..." Ujar Ara sambil berjalan kembali dengan membawa dua gelas susu jahe dan menaruhnya di meja samping tempat tidur

"Kenapa ? Lagu favoritmu kan, misellia .."

"Tapi malah jadi mellow gak sih.."

"Gak papa kali ra, kan kek mana gitu, kek cocok gitu gak sih.. " Chika tersenyum kemudian menghela napasnya, " Tapi koq bisa ya ra, kadang ada lagu yang kayak menggambarkan kita banget" Lanjut chika membuka bungkus snack dan mulai memakannya, obrolan antara merekapun seakan diiringi dengan backsound lagu Akhir Tak Bahagia yang tengah terlantun lewat speaker HP Chika.

Ara yang tengah diperdengarkan lagu kesukaannya justru malah sibuk ikut bernyanyi pelan seakan tak menyadari pertanyaan Chika barusan.

"Ara.." Panggil Chika

"Iya.. Apa.. Maap" Ujarnya setelah berhenti bersenandung

"Aku tau ra kamu tu gesrek sama misel, tapi ngga usah ngacangin aku juga kali"

Ara terkikih, "emang ka chika bilang apa ? Maap"

"Tau ah gak jadi ra"

"Ih apaan.."

"Gini ra dengerin aku.." Chika duduk mendekat kesamping Ara lalu memegang wajah ara dengan kedua tangannya hingga membuat Ara menoleh ke arahnya, "aku tuh tadi nanya, kenapa ya kadang ada lagu yang kaya menggambarkan kita banget.. Coba jawab.."

Ara termangu kemudian tertawa nervous melihat kelakuan Chika saat ini, " Ah itu.. Gimana ya.. Menurutku sih lagu itu sebetulnya bisa bermakna atau gak bermakna tergantung sama yang buatnya, tapi buat yang dengerin kan pasti punya interpretasi masing-masing, intinya sih kita gak akan tau makna dari sebuah lagu sampai lagu itu bermakna sesuatu buat kita, jadinya.. Yang bikin lagu itu terasa bermakna ya sebenernya dari kita sendiri, misalnya lewat momen ini, momen itu, perasaan kita disuatu waktu, dan lain lain.."

Chika mengangguk-ngangguk pelan mendengar jawaban panjang lebar Ara "Emm gitu ya ra.." Ucapnya pendek

"Iya.. Gitu Chik.." Jawab ara enteng, kemudian mengambil snack dari plastik yang ada ditangan Chika lalu memakannya

"Chak chik chak chik" Chika menunjukan wajah cemberutnya beberapa detik, "Tapi menurutku sih, kalo yang paling cocok itu KinjiFuta gak sih" Lanjutnya

"Emm itu sih valid no debat"

"Duh Pengen deh ra, aku bawain KinjiFuta sama kamu, kenapa ya JOT gak kasih kesempatan itu"

"Entahlah, mungkin belum"

"Tapi.. Kalo kita bawain KinjiFuta responnya gimana ya, jangan jangan malah banyak DM yang masuk lagi"

Mendengar itu mimik wajah ara seketika berubah, ia seakan diingatkan kembali pada masalahnya saat ini, atau tepatnya masalah mereka berdua.
Chikapun terlihat menyadari bahwa dia seperti salah bicara saat itu, "Maaf ra.." Ucapnya pelan

"Dih maaf kenapa, gak papa koq, tapi emang ya.. Aku juga pengen banget gitu bawain KinjiFuta sama kak Chika, gak cuma di Showroom doang.."

Chika tertawa kecil"Iya ya ra, waktu showroom kita pernah duet KinjiFuta ya"

"Iya tapi bentar doang"

"Ya gapapa, seenggaknya kalo kita gak dapet kesempatan bawain di stage, kita pernah bawain itu di showroom" Ucap Chika dengan senyum manisnya.

~~

Beberapa saat berlalu, ditengah obrolan mereka, Chika terlihat semakin mendekat lagi ke arah Ara.

"Ara.." Ucapnya manis, dan tiba-tiba Chika memegang bagian kancing piyama yang tengah di pakai ara, lalu perlahan membuka kancing paling atasnya.

"Kak Chika apaan si" Ujar ara kaget sekaligus panik, kemudian mundur menjauh dari Chika.

"Kamu tuh gitu ra, tadi ngomongnya apa coba?" Chika kembali mendekat ke arah Ara

"Apa ? Aku gak ngomong apa-apa" Kini ara sudah berdiri dari tempat tidur melihat perilaku Chika yang tiba-tiba berubah seperti itu.

"Ih ni anak.." Chika menghela napas kesalnya " Tadi kamu bilang abis bikin susu mau cuci rambut sama ganti baju kan, tapi masih belum juga.."

"Lah itu kan karna kamu ngajak ngobrol"

"Alah alesan.. Yaudah Sini deh aku yang gantiin biar kaya bayi" Ujar Chika mulai berdiri dengan terlihat menahan tawanya

Ara berjalan menjauh menghindari Chika lalu segera berlari kecil ke arah kamar mandi, "iya-iya kak chika, udah diem disitu gausah ngejar" Ucapnya bergema dari dalam kamar mandi sebelum menutup pintunya

Disaat itu Chika tak lagi bisa menahan tawanya, tawa manis pun keluar dari mulutnya melihat tingkah laku dan mimik wajah ara barusan, gigi-gigi kecilnya yang tampak rapipun terlihat disela kedua bibirnya yang tipis.

Tidak bisa dipungkiri, ia sangat suka saat melihat perilaku ara yang seperti itu, rasanya fakta yang sebelumnya terbongkar bahwa Ara mengidap mental disorderpun seakan hanya sebuah mimpi, sebuah mimpi yang sangat buruk, dan jauh didalam benaknya ia berharap jika itu benar-benar hanya mimpi buruk belaka, hingga disaat ia bangun nanti, hal itu tidak pernah terjadi.

Dan entah kenapa semenjak tadi mereka memang seakan tengah menaiki roller coaster emosi dalam setiap perbincangan yang mereka lakukan.
Naik menuju kebahagiaan penuh tawa namun bisa tiba tiba turun meluncur ke kedalaman sendu yang penuh air mata.

~~
Dari banyaknya insan di dunia
Mengapa dirimu yang aku sangka
Bisa temani hari-hariku yang tak selalu indah
Walau kita tak bisa bersama

After GoPlay [ChikAra]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang