Teardrops

4.8K 479 5
                                    

Tak terasa 2 minggupun telah berlalu, 2 minggu yang terasa panjang, 2 minggu yang begitu sepi, 2 minggu yang sangat berbeda.

Memang semenjak jadwal Ara dan Chika tidak lagi sama, mereka jadi lebih sedikit berinteraksi secara langsung, kecuali saat pergantian Show 1 dan Show 2 di backstage theater.
Selebihnya mereka hanya berbincang melalui Line, baik itu Chat ataupun video Call, tapi hal itu sama sekali tidak bisa mengobati rasa rindu mereka, dikala saling menggenggam tangan satu sama lain, dikala perang gombal, dikala menunjukan kelakuan random masing-masing dan hal-hal lainnya yang hanya bisa didapatkan dengan bertatap muka dan kulit yang saling bersentuhan.
Tapi itu lebih baik daripada tidak berinteraksi sama sekali.

"Mau ini nggak ra ?" Ucap Fiony yang kini berada disamping ara sambil menyodorkan seplastik kripik kentang kearahnya, saat ini mereka sedang istirahat di ruang ganti Theater usai perform Show 1.

Ara menoleh kearah Fiony, lalu mengambil dan memakan kripik kentangnya perlahan "makasih fio" Ucapnya

"Santai lah" Ujar fiony tersenyum, "menurutmu gimana tadi kinjiFuta kita ? Aku udah bagus belum ?"

"Emm gimana ya.. aku sih yes, gak tau mas anang"

"Tau ah ra, kesel mulu ngomong sama kamu tuh"

"Ya maaf deh, bagus koq, emang fiony pernah gak bagus ?"

"Emm gak mempan ra gombal ke aku.." Jawabnya disertai tawa kecil, "diliat-liat Kayaknya kamu lagi kangen seseorang ya.." Goda Fiony

"Kangen siapa ?"

"Ya siapa lagi kalo bukan Kak Chika.. Ya kan ra"

"Apaan si fio"

"Mulutmu bisa bohong ra, tapi idungmu ngga "

"Nerbener loh"

"Ehehe, cerita dong ra, jangan sok asing kayak gini" Mengikuti Ara, kini Fiony menyandarkan tubuhnya ditembok

"Apa yang mau diceritain?"

"Ituloh, Soal DM DM itu, kamu masih dapet ?"

"Mmm.." Ara membuka HPnya, matanya berbinar dan wajahnya kini tertunduk "masih fio... Entah kenapa aku ngerasa gak ada perbedaan, mereka malah makin frontal, gak ngerti lagi aku.." Ucapnya pelan

"Kamu udah bilang manager kan ?"

"Udah lah, bahkan aku minta buat tutup akun sementara tapi gak di approve, alasannya ini itu, ya gak salah sih alasannya emang masuk akal, mungkin cuma aku aja yang gak siap sama hal kaya gini" Suaranya mulai terdengar parau, "Fio... aku gak cocok kali yah kerja begini, mungkin aku cocoknya kerja di air.." Ara tertawa kecil namun disusul dengan tangisan pelan.

"Araso.. araso.., lagi mewek aja masih sempet ngelawak kamu ya... "

"Bahkan waktu kakakku datang ke kosanku, aku tuh lebih banyak nangis loh daripada ngobrol, baru kali ini aku ngerasa kaya gini, Aku ngerasa ada dititik aku ngga bisa pura-pura lagi, maaf ya fio.." Ara mulai terisak, "emm.. aku juga sebenernya khawatir sama kak Chika, kamu tau ngga?, tiap aku video call itu dia sering nangis, tapi anehnya... Aku gak bisa nangis kalo didepan dia, soalnya kalo dua-duanya nangis nanti siapa yang diemin.."

Fiony sedikit terkikih mendengarnya, "Yaudah.. kalo gitu nangis sepuasnya di depan aku lagi deh, aku kalo liat kamu nangis didepanku tuh keinget jaman akademi loh ra"
Fiony melirik kearah meja tempat dimana tasnya ditaruh, "mmm bentar-bentar..." Pintanya kemudian berdiri lalu mengambil tissue dan sebotol air mineral dari tasnya, "minum dulu nih.." Lanjutnya memberikan sebotol air mineral ke ara dan kembali duduk bersandar disampingnya.

Ara mengambil dan meminumnya sedikit demi sedikit disela isakan-isakannya yang masih terdengar.

"Kamu tau sendiri kan ra, disini kita itu keluarga, apalagi aku, kita tuh udah kenal lama ra, jangan jadi kaya orang asing lah, ceritain, cerita apa aja pasti aku denger koq" Fiony menghela napasnya, "bahkan kalo kamu cuma mau nangis doang aku tetep dengerin koq"

Ara hanya terdiam hingga beberapa menit berselang dan merasa agak lebih baik, entah sudah berapa lembar tisu yang digunakan untuk mengelap air matanya, terkadang Fionypun ikut membantu.

Menunjukan rasa empatinya, Fiony merangkul bahu Ara, "kurang ajar ya, siapa sih orangnya, Araso sampe bisa dibikin kayak gini.." Ucapnya dengan nada kesal, bak seorang kakak yang tengah menenangkan Adiknya yang sedang menangis, Kini ia mulai mengusap usap punggung ara, mencoba untuk menenangkannya
"nanti juga semua bakal membaik koq, semangat ra, inget banyak yang peduli sama kamu.." Lanjutnya tersenyum

Beberapa detik berselang suara langkah kaki terdengar dari luar ruangan,
Seperti tidak sengaja menelan es batu kala kamu memainkannya dimulut, suara Chika yang tadinya ingin menyapa Ara tiba-tiba terhenti, ia baru datang untuk performnya di show 2, namun kini malah berdiri mematung didepan pintu ruang ganti dengan mimik wajah yang seketika berubah dingin.

"kak Chika mau makeup kah ?" Tanya Fiony disela kecanggungan beberapa detik itu, sementara Ara sedang sibuk mengambil tisu-tisu yang dia pakai untuk mengelap air matanya, mengumpulkannya ditelapak tangan seperti mencoba menyembunyikannya dari Chika.

"Mmm ngg .. Ngga koq, cuma naruh tas aja" Jawab Chika terbata kemudian menaruh tasnya diatas kursi, sesekali matanya melirik penuh tanya ke arah Ara.

"Oh.." Jawab fiony singkat

"Mau ini ngga ?" Kini ara yang berbicara

"Apaan ra ?" Tanya Chika singkat tanpa menoleh

"Liat dulu makanya"

Chika akhirnya menoleh dan terfokus pada plastik yang dipegang Ara, "Mm kripik ya ? nggak dulu deh makasih, kebetulan aku mau stretching nih udah ditungguin.." Ujar Chika dengan gelagat anehnya.
" aku duluan ya.. Bye" Lanjutnya dingin sebelum menghilang dari balik pintu, Meninggalkan tas berisi alat-alat makeup yang sebenarnya sudah siap ia gunakan diatas kursi.

After GoPlay [ChikAra]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang