🐾02

7.7K 725 66
                                    


Dua jam matematika, dua jam kimia, dua jam fisika, dan satu jam terakhir bahasa Inggris. Entah kenapa tapi sepertinya pihak sekolah ingin sekali membunuh murid kelas Livya. Untung penempatan jadwal di hari Jum'at. Sebenarnya sama saja dengan hari-hari lain, tapi vibes hari Jum'at itu santai saja gitu. Mungkin karena besoknya bertepatan dengan hari libur.

" Aku pulang duluan" Livya pamit kepada taehyun yang masih duduk bermain ponsel sambil menunggu beomgyu bangun. Pelajaran berhitung membuat beomgyu mual, dan muntah. Sudah seperti orang hamil.

" Hati-hati, bentar lagi hujan " Pesan taehyun, livya mengacungkan jempol, segera keluar area sekolah menemui Sunghoon yang sudah stay di dekat gapura.

"Tumben lama? " Tanya Sunghoon, menyodorkan helem untuk livya, menggeleng lesu sebagai jawaban. Livya naik ke atas motor, memeluk erat pinggang Sunghoon.

"Kenapa sih cantik, hm? " Sunghoon menoleh kebelakang sekilas, jelas sekali wajah masam livya yang mumet karena bergelut dengan mata pelajaran, di tambah taehyun yang bertanya saat kelas hampir bubar malah memperkeruh keadaan. Untung ada beomgyu yang selalu menyanggah.

"Kamu nanya lagi pulang sekolah tinggal nama ya taehyun! " Ancam beomgyu tadi. Taehyun mana mempan di ancam seperti itu. Prinsipnya: malu bertanya sesat di jalan. Tapi prinsip beomgyu dan livya: kebanyakan bertanya bikin malu orang.

Livya menopang dagu pada pundak Sunghoon. "Tadiㅡ eh!!" Livya urung curhat mendadak terkejut saat matanya menangkap objek lain di sebrang jalan raya yang padat. Livya menepuk ribut pundak Sunghoon, meminta untuk menepi.

"Sunghoon berhenti, nepi-nepi!! "

"Hah kenapa? " Sunghoon sama terkejutnya, tapi tetap berhenti di pinggir jalan. Melepas helem kasar saat livya langsung turun dan menyebrang jalan, membuat beberapa pengendara berhenti.

"Ck. Aneh-aneh ni anak! " Decak Sunghoon segera menyusul livya, agak sembrono karena jalanan sangat ramai. Ceritanya Sunghoon khawatir. Mengibas tangan di udara, Sunghoon mengikuti livya dari belakang, matanya melebar saat melihat livya berjongkok mendekati seekor anak kucing yang terlihat memperihatinkan. Sunghoon turun tangan karena si kucing tidak mau di pegang. Livya sama sekali tidak ahli.

" Biar aku aja" Sunghoon Ikut jongkok, tangannya dengan cepat mengelus kepala si anak kucing, setidaknya memberi tahu kalau Sunghoon bukan orang jahat, jadi tidak perlu takut. Merasa tidak terancam lagi, Sunghoon langsung menggendong si anak kucing. Pikirnya orang ini ganteng, jadi mau-mau saja di bawa. Otak nya sedeng tapi.

Livya diam-diam berdecak kagum sekaligus heran. Giliran sama Sunghoon mau di pegang, wah. Antara pelet Sunghoon yang terlalu kuat sampai menembus spesies lain atau si anak kucing yang genit.

Tapi disini aura ke-ayahan Sunghoon keluar. Sedikit gambaran kalau nanti punya anak.

"Kita punya anak baru"

Begitu sampai di Apateremen Sunghoon, langit yang tadinya mendung sekarang hujan sudah di turunkan. Untung hujan nya tidak turun pas mereka masih di jalan, kasihan si anak kucing nanti.

Sunghoon mensibini si anak kucing baru dengan air hangat, rencana nya mau di mandikan tapi hari sudah sore. Tidak baik memandikan kucing sore-sore, memberikan makan dan susu serta tempat untuk tidur, Sunghoon menidurkan anak kucing di atas paha, livya bantu mengelus.

Suno selaku anak pertama, anak kandung, bukan anak pungut. Hanya diam memperhatikan, melihat ayah dan ibunya sibuk merawat si anak kucing baru membuatnya sedikit cemburu. Takut kalau ayah ibu nya di ambil. Suno kan masih kecil, cuma agak bongsor. Untuk mencegah hal yang tidak di inginkan, suno duduk di sebelah mama livya. Mengeong keras.

"Sini" Livya menepuk pahanya, suno berjalan sesuai perintah, menerima elusan lembut dari mama livya. Ayah Sunghoon ikut mengelus suno, perasaan suno yang tadi rumyan takut di telantarkan, sekarang agak berkurang.

"Kasih nama apa ya? " Tanya Sunghoon.

"Yanto" Jawab livya asal, Sunghoon menyentil kening livya gemas, enak aja kasih nama yanto. Suno mengeong keras, tanda dia setuju kalau anak kucing kasih nama yanto.

"Nggak! Kerenan dikit dong! " Sunghoon menolak keras, nama kan do'a.

"Ni-ki? " Saran livya, Sunghoon mengernyit.

"Kenapa harus ni-ki? " Sunghoon minta jawaban, livya mengangkat bahu tidak tahu. Dia kan hanya menyampaikan ide penulis.

"Kamu kenapa kasih dia nama suno, udah kayak manusia aja namanya" Cibir livya, Sunghoon nyengir menggaruk belakang kepala.

"Oke, namanya Ni-ki!! " Finis Sunghoon setuju.

Suno mengeong keras, translate manusia: "nikisari, nikita wili, pokoknya nama ku lebih keren, nggak pasaran!! "

***

Satu lagi oknum meresahkan. Jadiin kucing..

boyfie ; SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang