Masih tentang kucing baru kemarin. Niki. Hari ini Sunghoon membawa Niki dan suno pergi ke klinik hewan, keadaan Niki yang sedikit lemah dan suno yang memang harus rutin untuk check kesehatan. Di beri vitamin. Sunghoon benar-benar ayah yang baik bagi anak-anak nya(kucing).
Di temani Livya tentunya, mana bisa Sunghoon membawa suno dan Niki sekaligus. Apalagi suno tidak pernah mau di masukan kedalam box, lebih suka di gendong, satu lagi. Suno tidak suka berjalan kecuali di dalam Apateremen, nanti kotor, suno kan kucing elit keturunan bangsawan. Bukan anak pungut kayak Niki.
Di dalam ruangan saat bertemu dokter hewan, livya hampir menangis, merasa kasihan dengan Niki yang di suntik. Kata dokter agar Niki cepat membaik.
"Kalau Niki kesakitan, pak dokter saya gigit ya! " Acam livya, menyeka air matanya, mengelus Niki yang di tahan Sunghoon agar tidak lari. Dokter hewan terkekeh, Sunghoon menatap aneh.
"Niki nggak bakal mati, tenang aja" Kata Sunghoon menenangkan. Lebih seperti kata sarkas.
"Lagian, Niki yang di suntik diam aja, kenapa kamu yang rewel?! "
"Kan kasihan Niki kalau sakit! Hiks. Sunghoon mana ngerti perasaan mama yang lihat anaknya kesakitan sih!" Memang pacaran dengan Sunghoon selain bikin pening sisi lain juga bikin bodoh. Bisa-bisanya livya terbawa drama rumah tangga anak dan bapak ini.
"gausah nangis, jelek. Lihat anak mu baik-baik aja kan? " Sunghoon mengangkat kedua tangan Niki, berlagak menampar pipi livya dengan kaki kecil Niki. Dokter yang merapikan alat hanya senyum-senyum menyaksikan dua orang yang agak sedeng ini.
Selesai urusan klinik hewan, Sunghoon membawa kedua anaknya dan livya ke pet shop.membeli pakan, camilan, dan kalung untuk Niki.
Kita lihat bapak Sunghoon yang tengah memilih kalung sambil mengendong suno. Emang suno ini harus sekali nempel Sunghoon tidak mau turun, di klinik saja saat menurunkan suno, Sunghoon menepuk-nepuk dahulu tempat yang akan di jadikan suno tempat duduk.
"Ini aja gimana? " Livya menyodorkan kalung warna hitam dengan lonceng kuning. Sunghoon menatap Niki dan kalung hitam bergantian. Memastikan cocok atau tidak, soalnya bulu Niki agak golden cream. Niki jenis kucing British, short hair. Sunghoon Heran, padahal Niki termasuk kucing mahal, kenapa di buang.
Merasa Sunghoon kelamaan mikir, livya mengeluarkan Niki dari box, memasangkan kalung di leher Niki. Livya tersenyum.
"Bagus kok! Ini aja, ya? " Antusias livya meminta persetujuan, Sunghoon mengangguk. Mana tega melunturkan senyum livya, tapi menurut Sunghoon kalung nya cocok-cocok saja.
"Oke. Naise!"
***
Bisa di bilang mereka berada di luar rumah hampir seharian, tepar di karpet bulu-bulu dengan Sunghoon yang duduk menyandar pada sofa, livya tidur di atas perut Sunghoon, memperhatikan Suno dan Niki yang bermain bola. Mengawasi, pasalnya Niki selalu menubruk bola sampai mengenai wajah suno, alhasil suno memukul kepala Niki.
Lupakan sebentar pasal kucing. Kita lihat bapak Sunghoon yang asik bermain game di ponsel, livya melirik wajah serius Sunghoon. Menekan kepala nya pada perut Sunghoon, keras.
"Apa? " Ketus Sunghoon tanpa menoleh.
"Keras banget sih! " Livya menepuk perut sendiri guna membandingkan dengan perut Sunghoon, miliknya sedikit lembek. Sunghoon yang merasa perut nya di hantam livya dengan kepala langsung melempar satu jentikan.
"Mual nih! " Kata Sunghoon, menarik livya untuk duduk, tangannya membawa kepala livya bersandar pada lengannya.
"Makanya olah raga biar nggak lembek!" Cibirnya. Sunghoon kan rajin olah raga tiap minggu bersama double J. Jadi tidak heran kalau tubuhnya terbentuk apik. Ngadi-ngadi.
"oke besok! Siapa tahu kan aku bisa banting Sunghoon" Livya berucap semangat, tangannya mengepal memukul udara. Sunghoon mengernyit menoleh cepat. Tidak bisa di biarkan, Sunghoon kan pihak atas. Padahal banting yang di maksud livya adalah membanting Sunghoon kalau menyebalkan, tapi yang di terima Sunghoon banting di atas ranjang.
"Apaan. nggak jadi! nggak usah olahraga! " Sewot Sunghoon, memang mulut cowok ini tidak konsisten.
"Katanya biar nggak lembek, gimana sih?! " Decak livya. Ingin sekali melempar Sunghoon dari balkon sekalian di gilas truk.
"Kamu olahraga nya sama aku aja ya? Ku buat keringetan tanpa capek-capek gerak. " Ucap Sunghoon tersenyum jahil, livya menatap penuh tanya, tidak tahu kemana arah perkataan Sunghoon ini.
Sunghoon menggeleng "Lupain" Katanya. Livya mengalihkan pandangan guna berfikir. Mengulang perkataan Sunghoon dalam benak, livya menemukan titik terang. Menoleh pada Sunghoon.
"Sunghoon kothorr!! " Livya memukul lengan Sunghoon brutal, Sunghoon terkekeh renyah mencoba menghindar.
" Di bilangin lupain malah di pikirin" Sunghoon menahan kedua tangan livya, mencolek dagu genit"nakal ya,livya~"
" a-apasih! Lepas. Aku mau pulang! " Livya menarik tangan, Sunghoon mengengam erat.
"Anter nggak? "
"Anter lah! "
"Cium dulu tapi"
"Bangsat?! "
***