🐾15

2.5K 373 92
                                    

Pernah baca di instagram: orang yang benar- benar tulus sayang padamu, dia akan mengerti senyum palsu mu, sehebat apa kamu berbohong itu percuma karena dia tahu apa perbedaan kamu yang tidak seperti biasanya.

Selama ini Sunghoon selalu mengerti tentang kebohongan livya saat mengatakan tidak ada masalah, atau mengatakan tidak apa-apa. Sunghoon peka, Sunghoon peduli, Sunghoon selalu ada untuk livya. Tengah malam saja Sunghoon rela ke rumah livya hanya untuk menemani tidur waktu sleep paralysis.

Menyesakkan sekali tiba-tiba melihat di depan mata sendiriㅡwalaupun tidak secara langsung, tapi bukti screenshot itu nyata tanpa rekayasa. Setelah pesan Jake masuk, beomgyu, taehyun dan jay mengirimkan hal yang sama pula.

Tidak tahu diri, satu screenshot saja bikin sakit jungkir balik, ini di tambah tiga lagi. Livya sampai mau kayang rasanya.

Kata ayah dulu; jangan terlalu cepat menyimpulkan keadaan, terkadang sudut pandang kita bisa salah kaprah tanpa arah, sedangkan sudut pandang orang lain nyaris benar dan dapat mengobservasi keadaan dengan cermat.

Kadang kita terlalu egois dan terlalu emosional. Honestly. Livya sudah overthinking kalau Sunghoon main gila di belakangnya, tapi kalau di cerna baik-baik lagi, selama mereka menjalani hubungan tidak ada pertanda kalau Sunghoon benar-benar berselingkuh. Ingin melabrak Sunghoon pun rasanya percuma, setelah mengirim pesan, room chat Sunghoon tidak ada tulisan online. Sudah mencoba untuk telepon tapi berujung suara perempuan yang menyapa. Mbak operator.

Livya semalaman tidak tidur, tidak menangis juga. Hanya duduk di atas kasur dengan laptop menyala. Mencari tahu sebenarnya siapa Shira di kehidupan Sunghoon sebelumnya. Di bantu Jake tentunya.

Alasan kenapa Jake ya karena- sejauh mereka berteman. Hanya Jake yang berani membocorkan tentang Sunghoon kepada livya. Jake tahu seluk beluk Sunghoon sampai akar.

Berkomunikasi lewat telpon. Jake menjelaskan sebenarnya Shira itu siapa.

"Kakak kelas, mahasiswa semester satu kayaknya. Dia di Universitas yang sama kayak Sunghoon, aku dan Jay. Dulu. Shira kelas dua belas, Sunghoon kelas sepuluh. Nggak tahu pasti Sunghoon suka Shira atau enggak, yang jelas mereka pernah deket.

Pernah dekat, ya? Kemungkinan cinta mereka belum selesai.

"Jake, Waktu makan bareng Sunghoon, kita pernah ketemu sama kak Shira. Dia baik. Ehm. Dia nolongin aku pas keselek"

" Jangan nilai itu hal baik, bisa jadi itu munafik" Jake meluruskan. Mungkin konsepnya seperti: ku jatuhkan kamu kedalam pesona ku, baru ku ambil segalanya dari mu.

Air yang tenang jangan dikira tidak ada buaya, mungkin sama?

"Emang kelihatannya baik, orang nya juga cantik, berisi lagi. Huhu.. Dedek insecure" Livya sok dramatis. Jake langsung menjauhkan diri dari ponsel.

"Nggak jijik bicara kek gitu? "

Kata Jake, perpisahan mereka itu saat Shira lulus SMA. Berarti Sunghoon naik kelas sebelas.

"Habis itu kamu masuk ke sekolah, siapa sih yang nggak tertarik sama kamu waktu itu? Sunghoon aja langsung nempel sama kamu terus"

Mengingat dulu pertemuan dengan Sunghoon. Itu bukan pertemuan yang romantis atau mendebarkan. Sunghoon lebih sering menganggu livya, contoh kecil: saat livya berjalan, kaki Sunghoon selalu mendaplang di tengah jalan.

"Maaf ya, sengaja soalnya" Ucap Sunghoon saat livya hampir jatuh tersungkur. Tapi anehnya, sebelum livya benar-benar mencium lantai, tangan Sunghoon pasti menahan kerah bajunya.

"Jadi yang suka itu, Sunghoon atau kak Shira? "

Terjadi jeda beberapa detik, Jake tengah menyimpulkan sesuatu. Menilai setiap perlakuan Sunghoon kepada Shira waktu itu.

boyfie ; SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang