Kata kakak livya, semua harus terlihat sempurna, sekecil apapun itu harus diperhatikan. Jangan gegabah dan lakukan dengan benar. Hasil didikan orang tua memang tidak pernah meleset. Mungkin itu alasan kenapa livya menjadi salah satu Ace di sekolahnya.
Kelulusan tinggal beberapa bulan lagi, beberapa murid sudah menentukan ingin masuk di Universitas mana. Bahkan ada yang sudah diterima, dengar-dengar kabar burung ada beberapa siswa yang mendapat surat undangan dari Universitas luar maupun dalam negeri.
"Jangan-jangan Sunghoon yang dapat surat undangan, ya? " Tebak livya teringat perkataan kepala sekolah saat upacara hari ini. Di singgung dengan kata primadona sekolah. Sunghoon kan primadona sekolah.
Sunghoon menaikan satu alis. "Kenapa emang nya? "
"tinggal jawab iya apa enggak gitu aja kok susah" Cibir livya kesal. Sunghoon bersandar pada kaki sofa. Meng-play vidio gamenya kembali.
"Iya" Jawab Sunghoon setengah niat. Livya mengernyit bingung, ada ya orang selempeng Sunghoon saat mendapat surat undangan dari Universitas. Harusnya kan senang. Kalau livya sih bakal lompat-lompat.
"Lotoy banget. Sunghoon nggak seneng dapet undangan? Kan enak tinggal masuk? Eh iya nggak sih? "
Sunghoon menoleh, menjentik kening livya. "Bawel, tuh belajar biar pinter, katanya mau masuk univ negeri."
"Apa kolerasi sih? "
"Gada"
"Sunghoon! "
"Apa? "
"Cuek banget, selingkuh ya? "
" Anak setan! "
Sunghoon meletakan ponsel di atas meja, menghela nafas pelan.
"Kata ayah, aku suruh lanjutin bisnis nya" Nada suaranya terdengar parau. Sunghoon kurang setuju dengan keputusan ayah. Sunghoon kan punya cita-cita sendiri, mau jadi juragan ternak lele. Kemarin lihat om jimin panen lele banyak, Sunghoon jadi kepingin.Livya menaikan satu alis. "Hm? Terus Sunghoon mau? "
"Emang di wajah ku ada lampu hijau nya? "
"Emang wajah Sunghoon jalan raya? "
Terkekeh pelan, Sunghoon mengambil kertas berisi latihan soal milik livya. Mengoreksi satu per satu. "Nomer dua salah, nomer empat sama tujuh salah! " Cetus Sunghoon menonyor kepala livya.
"Bego! Yang bener ngerjain nya, ini soal gak sulit-sulit banget"
"Ck. Tau dari mana kalau salah? " Sebenarnya livya ini agak kurang yakin dengan Sunghoon. Kenapa mendadak Sunghoon jadi pintar.
"Nakal boleh, goblok jangan"
Hilang sudah lara aksara livya. Sunghoon mencoret semua jawaban livya yang salah. Menulis ulang jawaban yang benar. Livya hanya memperhatikan, sampai akhirnya Sunghoon meletakkan bolpen dan bersandar pada kaki sofa.
"Aku pengen jadi dokter" Kata Sunghoon menatap Niki yang tidur di karpet bulu-bulu. Suno tidur di atas sofa. Nanti kotor kalau di bawah.
"Tapiㅡ "
"Ayah mu? " Sela livya, Sunghoon mengangguk pelan.