Lanjutan chapter 18
Taehyun mengatakan kepada livya kalau dirinya dan beomgyu juga tidak lolos, padahal aslinya lolos. Taehyun berbohong demi kebaikan. Semua ini di lakukan agar livya tidak tahu yang sebenarnya bagaimana. Masa tumbal di kasih tahu?
Seperti dugaan kalau semua ini ada sesuatunya. Mungkin berhubungan dengan masalah keluarga livya yang terpendam sudah lama.
"Taehyun, kamu sebenarnya siapa sih? " Tanya jake yang penasaran sejak kemarin. Taehyun tak hanya tahu tentang kelicikan pihak sekolah tapi juga masalalu kelam Livya.
"Mata-mata ya? " Tebak Jay asal. Taehyun tersenyum samar.
"Aku anak didiknya kak yeonjun Haha" Jawab taehyun tertawa jelek.
"Anak didik? Anak didik? Hah? Gimana?" Jake melemparkan tanya bertubi-tubi. Taehyun memajukan badannya untuk ke tengah-tengah antara Jay dan Jake yang duduk di kursi depan.
"Ehm. Anak didik kurang tepat, orang suruhan juga kurang tepat, mata-mata nya kak yeonjun? Mungkin? "
Jay dan Jake menoleh kebelakang cepat. Mata-mata, sungguh?
"Kamu, beomgyu juga? "
"Yaa"
"Kerenn"
Taehyun tertawa renyah. "Emang akhir-akhir kayak mata-mata, tapi enggak kok. "
"Anjing? Yang bener nyet! Jangan bikin pusing! "
"Kita cuma mau jagain livya aja"
•••
"Anter Aku ke Apateremen Sunghoon aja ya, gyu? " Usul livya kepada beomgyu yang tengah menyetir mobil.
"Nggak jadi pulang? " Tanya beomgyu karena tadi rencana nya ingin mengantar livya pulang terlebih dahulu..
" Enggak, mau ke Sunghoon aja. Nanti pulang biar di antar Sunghoon "
"Serius? Mau hujan loh ini" Desak beomgyu khawatir. Beomgyu tidak tahu saja kalau dulu Livya pernah menginap dan tidur dengan Sunghoon karena hujan deras.
"Gapapa, nanti di antar Sunghoon, serius" Ucap livya meyakinkan, beomgyu mengangguk berkahir mengiyakan tanda setuju.
"Hati-hati, nanti kalau ada apa-apa telfon aja, ya? "
"Oke, makasih gyu.. "
Setelah berpamitan dengan beomgyu Livya segera menunju ke unit Sunghoon di lantai tujuh. Harusnya Sunghoon sudah pulang dari urusan bersama ayah nya, toh udah mau jam enam sore.
Hari ini sedikit berat untuk Livya, tapi tidak seberat seperti kemarin. Livya sedih tapi tidak se-sedih itu. Benar yang di katakan Jay bahwa banyak tempat untuk berbagi, benar yang di katakan Sunghoon kalau bercerita dengan orang lain dapat menurunkan tekanan.
Livya berjalan dengan senyuman teduh, menyapa beberapa orang yang ia kenali karena sering berkunjung di apart Sunghoon. Sunghoon terus yang ada di pikiran livya, rindu sekali rasanya. Meskipun Sunghoon agak gesrek tapi Sunghoon moodbooster livya.
Menarik napas pelan, livya memutar knop pintu pelan, sengaja tidak tekan bel karena ingin sok suprise.
"Sunghoon aku pulangg!... "
"Eh? "
"...BANGSAT!"
Livya mematung di tempat kehilangan kata-kata, petir menyambar di luar tapi kesan nya seperti mengenai livya.
Menatap Sunghoon yang tiduran di atas paha Shira membuat hati livya seperti terbelah menjadi dua. Livya tak sanggup berucap, mendadak kelu dan tenggorokan nya tersekat, hanya bisa menggeleng pelan dengan mata memanas. Livya tersenyum samar menatap wajah Sunghoon dan Shira yang takut, gugup campur aduk.