"Mumpung di toko buku nih, gak mau beli buku yang ada plus-plus nya? " Sunghoon melipat tangan di dada, alis nya naik turun. Mengejek.
"Gak" Jawab livya ketus.
"Aku tau judul yang bagus loh"
"Gak minat"
"Halah"
"Kenapa kita nggak beli buku tentang religi aja biar bisa tobat terus masuk surga, ha? "
Mengingat dosa Sunghoon setebal tembok beton. Tawar livya ada benar nya juga,
"boleh lah"
"Hm! Sana cari, aku mau ke bagian novel.. Dadahh anjing"
"Dadahh juga anjing"
Sunghoon melambaikan tangan kepada livya yang tengah melakukan hal sama. Berjalan mundur, Sunghoon ke kanan, livya ke kiri. Belum berhenti mengibas tangan di udara sebelum masing-masing hilang di balik rak buku yang tinggi.
Kelakuan mereka mengundang banyak pasang mata untuk melihat, mulai dari kakek nenek, mbak-mbak cantik, pegawai dan penjaga kasir. Semua memandang dengan wajah gemas.
" Saya doakan Semoga langgeng sampai pelaminan dan punya anak lima deh! " Seru penjaga kasir bedoa.
"aamiin semua aamiin! "
"AAMIIN"
Cerita novel benci jadi cinta, ketua osis dingin, friendzone, pertemuan masa kecil dan cinta terhalang keyakinan terlalu biasa di mata livya, sesekali ingin membaca tentang psychopath gila, misteri, zombie, vampir atau tentang pembuatan berencana? Ya, genre thriller dan gore memang sangat seru karena mengandung kesan tersendiri. Seperti tegang?
Membaca setiap sinopsis, livya mengambil buku yang sekiranya bagus, ralat. Seru maksudnya.
"Wait a minute"
Mata Livya menangkap satu buku bersampul pink cerah, terlihat cantik dalam pandangan pertama, jatuh cinta pada sampul buku. Livya mengerjapkan mata, cukup penasaran, tangannya tergerak mengambil buku tersebut.
"Nggak beli kok, cuma mau lihat sampul nya aja! "
"Kok gemoi gini! "
Livya membuka halaman pertama, kedua, ketiga, prolog. Membaca sekilas. Ceritanya terlalu klise. Membalik buku, livya membaca tulisan di sampul paling belakangan. Sinopsis cerita.
"B aja. Tapi karena sampulnya bagus kita beli! "
Jangan menilai buku dari sampulnya, tidak semua sampul bagus dalamnya ikut bagus. Kadang malah sebaliknya. Kembali kepada pribadi masing-masing. Well- Prespektif orang beda-beda
"Oy monyet"
Livya menoleh, Sunghoon datang membawa satu buku dominan bersampul putih. Mata livya menyelidik. Sunghoon mempamerkan buku yang di bawanya.
"Lihat nih! "
"Apa ni? "
"Bom atom"