Sunghoon merasa seperti ada yang janggal dengan dirinya sendiri. Biasanya kalau ada masalah Sunghoon lebih suka membicarakan masalah tersebut, tapi entah kenapa kali ini Sunghoon kucing-kucingan dengan livya.
Sunghoon dewasa tapi dalam konteks lain.
"Kok jadi gini sih anjing! " Sunghoon menggerutu, menguyar rambt frustasi, Kepala nya semakin pusing, Sunghoon masih sakit tapi tidak separah kemarin.
Hari ini ibu berkunjung sampai siang, setelah mengurus kedua anak(kucing) Sunghoon dari klinik hewan untuk cek kesehatan, ibu dan jungwon langsung pulang. Sunghoon sendirian dirumah dengan pikiran berkecamuk.
"Kok aku kayak bocil gini, sih? " Sunghoon tengah mengoreksi diri sendiri, hujatan dan perkataan menusuk dari jungwon sangat menampar di relung jiwa.
Kata jungwon nunggu dua jam itu lama, 120 menit, 7200 detik, banyak sekali waktu yang di buang, Sunghoon jadi kalap sendiri. Kenapa dirinya tidak memaklumi dan terlalu cepat menyimpulkan keadaan?
Bukannya seharusnya Sunghoon bertanya dulu kepada livya, Siapa cowok berambut merah kemarin? Benar-benar definisi terbakar api cemburu, tidak bikin hangus tapi bikin panas doang.
Kata jungwon livya itu bucin tolol ke Sunghoon, nyerempet goblok malah. Tidak mungkin kalau selingkuh di belakang Sunghoon seperti itu, bahkan terpikirkan untuk mendua pun tidak pernah.
"Ah gila aku! " Sunghoon ambil ponsel di atas meja, dari kemarin Sunghoon tidak menyalakan data internet, kalau ada keperluan mendesak SMS aja, atau telfon jalur pulsa.
Ponsel Sunghoon benar-benar sunyi, bahkan livya tidak telfon sama sekali, Sunghoon ingat kalau pacar nya itu tidak pernah beli pulsa.
"Hm. Telfon duluan kali, ya? " Sunghoon bertanya pada angin.
"Tapi gengsi lah, masa aku duluan? "
Definisi tolol tembus kromosom.
•••
"Tinggal besok liv, good luck ya! " Jake memberi semangat. Merapikan kembali kertas-kertas dan buku yang berserakan, di bantu kawan-kawan kecuali Jay dan beomgyu. Mereka asik nge-game dengan yeonjun."Iya, eum..Jake. Sunghoon dari pagi nggak bisa di hubungi" Livya mengadu tapi seperti memberi laporan. Jake terdiam sebentar, menatap cemas ke arah taehyun dan melirik kedua teman lainya.
Sebenarnya Jake tidak tahu pasti kabar Sunghoon, dari kemarin Sunghoon tidak ada tanda-tanda online. Mau telfon lewat jalur pulsa tapi Jake sama hal nya seperti livya.
"Kayaknya dia sibuk deh liv, urusan sama ayah nya? Atau nggak sama kedua anak nya? "
"Heum?.. Tapi biasanya Sunghoon ngasih kabar walaupun cuma chat " Nyet" Gitu!"
Kabar versi livya cukup di chat satu kata. Setidaknya cukup membuktikan kalau Sunghoon masih hidup kan?
"Nggak tau, nanti aku mau ke Apateremen Sunghoon habis ini"
"Ikut! "
"Nggak!" Tolak Jake cepat "kamu belajar aja buat besok, ya? " Bujuk Jake, padahal Jake sedikit meragukan Sunghoon ada di Apateremen atau tidak. Bagaimana kalau livya ikut tapi Sunghoon tengah mangkal? Bikin tambah pikiran yang ada.
"Tapi jake-"
"Liv, fokus buat besok aja ya? Nanti malem aku sama gyu kesini lagi" Sela taehyun ikut membela Jake. Livya mengangguk meskipun agak keberatan.
"Semoga berhasil ya, livya" Ucap taehyun sendu. Karena ini hanya permainan agar si dalang terungkap dengan menjadikan livya sebagai tumbal.
Kata umpan kurang tepat. Benar kata Jay, kalau mau merobohkan sekolahnya harus menumbalkan gadis cantik plus pintar kayak livya.