Tigatujuh

14.3K 552 10
                                    

Kembali lagi hari Senin hari dimana semua orang sibuk dengan tugas nya masing-masing. Seperti dua pasangan ini. Naura akan kembali ke dunia kampusnya begitu pula Devan ia akan kembali mengajar sebagai dosen.


"Sayang kamu ada kelas jam berapa?" tanya Devan pada Naura.

Naura mengeryit. Menatap sang suami bingung."Loh bukanya hari ini jam kuliah kamu ya?"

Devan menoleh."Emang iya?"

Naura mengangguk. "Dasar pikun"

Devan menatap Naura tajam yang ditatap malah santai memakan roti tawarnya.

"Bareng aku ya ke kampusnya" Naura mengangguk tanpa bantahan lalu bangkit dan menaiki anak tangga menuju kamar mereka.

***
Sudah hampir lima belas menit Naura masih berada di dalam mobil Devan. Saat sudah sampai di universitas, Hati Naura tiba& tiba-tiba merasa takut, takut jika mahasiswa/i yang lain tahu. Oh bukan hanya itu ia juga takut jika para penggemar gila suaminya akan tahu dan ia akan di teror semasa hidupnya. arghh ia tidak mau ia mau hidup normal.

Dilain sisi Devan mendengus beberapa kali ia melirik ke arah istrinya yang sedari tadi tidak keluar-keluar dari mobilnya. Tentu ia tahu alasan sang istri. Tapi mau bagaimana lagi?pasti juga ujung-ujungnya mereka bakal tahu sendiri.

Devan mengetuk stir mobilnya dengan jari telunjuknya seraya menunggu Naura yang masih terus berfikir. Oh my good! Ini bahkan sudah terlalu lama istrinya berpikir pria itu menoleh kearah Naura yang terlihat sekali cemas

"Kenapa?"

Naura menoleh. Ia menggigit bibir bawahnya untuk mengurangi rasa cemasnya. Devan mengusap bibir bawah istrinya pelan.

"Jangan digigit gitu nanti berdarah" ujar Devan lembut.

Biasanya saat Devan memperlakukan dirinya seperti ini gadis itu akan bulshing atau salah tingkah tapi hari ini tidak. Bahkan ia terus memperlihatkan rasa cemasnya.

"Takut keluar? hm?" tanya Devan langsung

Naura mengangguk. Devan menghela nafasnya lalu kedua tangannya menangkup pipi chubby istrinya dan menatap manik Naura intens.

"Denger. Percaya sama saya semuanya baik-baik saja"

"T--tapi aku takut mas" gugup Naura.

Tangannya beralih menggenggam erat Naura lalu dikecupnya lama." Ada mas. Mas bakal jaga kamu" ucap Devan

Naura menghembuskan nafas sejenak. Lalu setelah nya mengangguk kecil." I--iya"

Devan tersenyum. Sebelum keluar dari mobil ia mencium kening, kedua mata pipi dan terakhir bibir di bagian ini cukup lama.

"Jangan nunduk Mulu" ujar Devan dingin melihat istrinya yang terus menunduk saat berjalan.

Naura menggeleng." Naura belum siap liat reaksi mahasiswa yang lain"

"Pagi pak Devan" sapa Bu Fani ramah. Hanya pada Devan. Ingat itu.

Devan mendongak mengangguk membalas sapaan Bu Fani." Pagi"

Bu Fani tersenyum lalu ia melirik sengit mahasiswi nya yang disamping Devan apalagi melihat tangan mereka yang saling berpegangan sangat erat.

"Saya dan Naura permisi Bu" ucap Devan lalu pergi begitu saja meninggalkan Bu Fani.

Bu Fanni terus menatap dua sejoli tersebut. Tatapannya menajam saat melihat mahasiswinya yang sudah berani mengambil miliknya. Enak saja Naura dengan cepatnya bisa mengambil hati Devan sedangkan dirinya? Sudah lama jatuh cinta pada Devan tetapi tak pernah sedikitpun pria itu meliriknya.

Senyum seringai tercetak jelas di bibir Bu Fanni. Tatapannya masih menatap dua sejoli tersebut yang perlahan hilang.

"Kita tunggu main nya saja."

Dijodohin Dosen Kampus [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang