Kini naura dan Devan tengah berada di meja makan bersama Ayah & bunda Naura, awalnya keheningan terjadi di meja makan.
Hingga Devan membuka suara nya membuat mata tertuju pada nya termasuk Naura.
"Yah, Bun Devan izin boleh?" Tanya devan sopan
"Minta izin apa Dev?ngomong aja" ujar Ayah masi menikmati makannya.
"Ekhmn, jadi gini yah Devan niat buat ngajak Naura untuk pindah dirumah baru milik Devan yang Devan sudah siapkan"
Uhhuk.
Naura terkejut mendengar ucapan Devan
barusan. Segera ia meraih gelas yang berisikan air putih lalu meneguknya.apa katanya? Pindah di rumah barunya?berdua doang?
Bunda, Ayah dan Pak Devan menoleh menatap Naura yang tengah tersedak.
"Kamu kenapa Nau?" tanya Bunda.
Naura menggeleng kan kepalanya lalu tersenyum bodoh kepada Bunda."Gapapa Bun, keselek tadi"
Bunda mengangguk.
"Wah bagus kalau begitu, kapan rencana kamu akan pindah Devan?" tanya Ayah.
Naura mendelik ke arah ayahnya yang terlihat begitu excited membuat pria baya itu terkekeh menatap putrinya.
"Devan berencana minggu besok akan menempatkan rumah Devan yang baru Yah"
Devan melirik Naura sekilas."Bersama Naura."Sambungnya.
Naura kikuk saat mendapat lirikan dari Devan segera ia menetralkan sikapnya dan berdehem singkat.
"Apa ga kecepatan pak?" tanya Naura melas, sungguh dirinya tak mau pisah dari kedua orangtuanya.
Devan menggeleng kan kepalanya."Tidak Naura."
"Lah kenapa Naura? kan enak tinggal berdua bisa mesra mesra-an gada yang ganggu" kekeh Ayah diikuti oleh Bunda.
"Iya bener apa kata ayah, trus juga gada yang ganggu kan ya yah buat bikin cucu kita" tanya Bunda pada sang suami membuat laki paruh baya itu mengangguk lalu tertawa bersama dengan Bunda.
"Ish apa sih Bun ngaco aja ngomongnya." kesal Naura.
Kini ia merasakan tidak mood sarapan karna Ayah dan Bundanya yang terus menggodanya dengan pak Devan.
Devan yang digoda oleh mertuanya tidak begitu menanggapi nya ia tetap fokus dengan makanannya sesekali melirik ke arah istrinya yang tengah digoda oleh kedua orangtuanya.
"Kalau sudah tinggal berdua, bikin cucu ayah yang rajin ya Dev, biar cepet jadi" ucap Ayah lagi.
Devan mengacungkan kedua jempol nya "Sip Yah" ujar nya lalu kembali pada menyantap sarapannya.
Naura yang melihat Devan menanggapi ucapan Ayahnya mendelik sinis.
Giliran urusan begini aja paling cepet!.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohin Dosen Kampus [END]
Roman pour Adolescents[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [PART LENGKAP] Hanya sebuah cerita klise tentang perjalanan rumah tangga seorang Naura si mahasiswi semester akhir bersama dosennya sendiri Devan, karena sebuah perjodohan dari kedua orangtuanya. Dengan dua kepribadian yan...