07.

31 16 0
                                    


saat alena sampai di kamarnya, dia berniat untuk menghubungi Taeyong, tapi dia ragu karena dia takut mengganggu Taeyong.
Alena berjalan bolak balik dikamarnya.

"Telepon jangan ya? Telepon jangan ya?" Tanyanya pada diri sendiri.

"Telepon aja deh." lalu dia mengambil hp nya "tapi Gausah deh." ujarnya lagi, dan menyimpan ponselnya kembali.

Alena kebingungan, dia sebenarnya masih takut, dan perasaan dia masih belum sepenuhnya baik-baik saja, lalu dia duduk ditepi kasurnya, lalu menghela nafas.

"Telepon aja deh." ujarnya langsung menyambar handphone yang ada di atas meja belajarnya, Saat ia menyalakan layar ponselnya, matanya melebar, ia kaget.




5 phone calls from Taeyong.

Taeyeong meneleponnya dan juga banyak chat masuk dari Taeyong, bodoh, kenapa aku tidak membawa hpku tadi saat kebawah, Aku langsung menelpon balik Taeyong tanpa membuka dan membaca Chatnya terlebih dahulu, Tapi Taeyong tidak mengangkatnya, Aku masi tetap berusaha meneponnya tapi dia tetap tidak menjawab telepon dariku, Dan aku langsung membuka chat dari Taeyong.


🌹 TAEYONG
Jawab teleponku Alena
Jawab
Jawab
Kamu kemana?
Kamu baik-baik saja kan?
Ouh iya maaf aku baru mengabarimu
aku masih ada urusan malam ini
Maaf ya..

Doyoung.


Alena melebarkan matanya saat ia membaca nama "DOYOUNG", Nama itu?, Nama yang disebutkan orang dibawah kan? Kenapa Taeyong tau?, Apakah mereka benar-benar berteman?, Ah sudah lah aku baca dulu sampai selesai.


Ada Doyoung dirumahmu kan?
Kamu tidak perlu takut
Dia baik , bersikap baik juga padanya ya..
Dan juga aku meminta agar dia menemanimu.
Karena hari ini aku banyak urusan
dan tidak bisa menemanimu, makanya
Aku meminta Doyoung untuk menemanimu.

Sekali lagi aku minta maaf
Maaf aku baru bisa mengabarimu
malam ini.

Jangan lupa untuk istirahat.

Dia temanku. Doyoung.

Aku akan menghubungimu besok jika
urusanku sudah selesai.

Maafkan aku ya..



Lagi-lagi Taeyong minta maaf , Alena tersenyum membaca Chat dari kekasihnya itu, dia selalu diperhatikan oleh Taeyong, dan juga sikap Taeyong yang selalu lembut membuatnya menjadi terasa lebih aman.

Setidaknya setelah membaca Chat dari Taeyong dia sedikit merasa lega, karena Taeyong yang bilang kalau laki-laki yang ada dibawah itu memang temannya, Tapi kenapa? Kenapa Taeyong tiba-tiba mengirim temannya untuk menemaniku? Biasanya tidak seperti itu, ahh tapi sudah lah, Taeyong memang selalu memperhatikanku dengan baik. Mungkin dia khawatir.

Alena berjalan menuju meja belajarnya dan membuka halaman demi halaman buku kuliahnya, Membacanya lalu menuliskannya kembali ke laptop hal-hal yang pentingnya saja. Baru saja berjalan 30menit, Rasanya cape sekali, dia menguliatkan tubuhnya lalu menguap, Dia tiba-tiba memikirkan laki-laki yang ada dirumahnya itu, benarkah orang itu masih menunggunya? Atau sudah pulang? Dia sedang apa sekarang?, Tanyanya didalam hati.




"Aku masih menunggumu disini." teriak Doyoung dari lantai bawah rumah Alena.

Alena langsung menegakkan tubuhnya, kenapa dia tau aku sedang memikirkannya?, Dia bisa baca pikiran?, Mana mungkin.

"Aku mendengar apa yang kamu katakan dari tadi" teriak Doyoung lagi.

Dia tau apa? Mana mungkin juga dia bisa tau apa yang aku pikirkan, so tau!.

"Kamu baru saja menulis dan membaca 30menit tapi kamu sudah merasa lelah bukan? Belajar yang benar!" lagi-lagi Doyoung teriak.

Kenapa dia bisa tau? Mungkin hanya persaan dia saja kali.  Alena tidak menjawab teriakkan Doyoung namun dia tetap bertanya-tanya didalam hati dan pikirannya, lalu dia berusaha tidak mempedulikannya, Alena memutar kan bola matanya dan melanjutkan pekerjaannya, saat beberapa detik kemudia dia memikirkan Taeyong, Taeyong sedang apa?, Dia sudah makan belum ya?, Bagaimana jika dia lupa makan karena dia sibuk dengan urusannya?, Dia baik-baik saja kan?.

"Dia baik-baik saja, sudah jangan memikirkannya, kerjakan tugas kuliahmu dengan cepat, lalu turun kebawah untuk makan, saya bosan sendirian tidak ada teman mengobrol." teriak Doyoung lagi.

Alena menarik nafas sakras, kenapa dia tau apa yang aku pikirkan? Lagian juga aku tidak lapar, dan aku juga tidak mau menemaninya mengobrol.

"Saya tau kamu tidak lapar, tapi perutmu itu lapar, dia harus dikasih makan." lagi-lagi Doyoung menjawab perkataan Alena yang berbicara didalam hati.

Astaga kenapa dia benar-benar tau apa yang aku bicarakan didalam hati?, Aku tidak mau kebawah untuk menemuinya.

"Hey.. dengarkan saya, saya disini untuk menemani dan menjagamu, jadi kamu harus tetap baik-baik saja, dan juga tidak boleh kelaparan, bagaimana jika kamu mati karena lapar?."

Gila, benar-benar gila, dia menyumpahiku agar aku mati kelaparan?, Lagian aku juga tidak akan mati hanya gara-gara tidak makan malam.

"Sudah jangan cerewet, cepat-cepat selesaikan tugasmu lalu turun kebawah."

Alena hanya diam dan kesal karena Doyoung selalu menjawab pembicaraan nya didalam hati. Lagian kenapa dia menyuruh aku untuk cepat-cepat mengerjakan tugas kuliahku?, Aku juga cape untuk mengerjakan tugas ini, tidak bisa langsung beres juga tugasnya hanya dengan satu atau dua jam.

"memang tugasmu sebanyak apa?, menyelesaikan tugas sepele seperti itu saja lama sekali."

Alena sudah kesal dengan Doyoung , dia menumpukkan buku-buku yang ia baca lalu membawa laptopnya, dia berjalan menuruni tangga dengan perasaan kesal.

"Apa maksud lo tadi? Lo ngeremehin gue kalau gue ga bisa gerjain tugas kuliah dengan cepat?" Tanyanya dengan kesal, dia lalu menyimpan buku-buku yang ia bawa diatas meja dan menyimpan laptopnya dihadapan Doyoung "kalau gitu Lo aja yang ngerjain tugas kuliah gue!" lanjutnya.

Doyoung mengakat satu halisnya "kalau begitu kamu makan dulu baru saya kerjakan tugasnya." jawab Doyoung.

Karena Alena sudah kesal dengan Doyoung dia menyetujuinya walaupun dia tidak lapar tapi mau gimana lagi, dia sudah menyetujuinya, lagian hanya makan dikit juga tidak masalah, dan juga lumayan tugasnya itu dikerjakan oleh Doyoung.

"Jangan hanya dimakan sedikit tapi habiskan semuanya, makanannya sudah ada dimeja makan." ujar Doyoung.

Alena mengalihkan pandangannya kemeja makan "hah? Kapan lo beli semua makanan itu?  Gue harus Abisin semua? Banyak banget.."

"Tadi saya baru saja membelinya, iya habiskan semua makanannya, Habiskan semuanya jika kamu mau saya mengerjakan tugas mu!."

"Tapi itu banyak banget."

"Sama banyaknya dengan tugasmu ini bukan?" Lagi-lagi Alena kalah omong denga Doyoung. Dia pasrah, dan dia harus menghabiskan makanan itu. "Oke oke gue bakal habisin makanannya." lanjutnya sambil berjalan ke meja makan.

"Bagus." jawab Doyoung singkat, lalu ia membuka halaman demi halaman buku Alena.

Alena menyerahkan semua tugasnya pada Doyoung, entah kenapa dia tidak merasa ragu untuk menyerahkan tugasnya, dia merasa Doyoung tidak akan merusak dan membuat tugasnya jelek.dan bahkan nilainya akan lebih bagus jika dikerjakan oleh Doyoung.

TYONG F  ||  TAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang