"Halo sayang."
"Iya ma?" Jawab Alena ditelepon.
"Mama udah sampe Korea nih, sebentar lagi mama sampe rumah."
"Iya mah nanti aku pulang aku masih dikampus, hati-hati ya ma."
"Iya sayang kamu juga hati-hati ya pulangnya."
"Iya ma."
tut tut..
Saat Alena selesai mengerjakan tugas kampusnya ia segera pulang, ia tidak sabar bertemu dengan orang tua nya yang sudah lama tidak bertemu karena orang tuanya sibuk.
"Pasti mama sama papa udah dirumah."
ting tong! ting tong!
"Mama.... Papa... Aku pulang.."
ting tong ting tong!!
tidak ada jawaban apapun dari dalam rumah, Alena bingun, padahal tadi mamanya bilang sudah dekat rumah, seharusnya mama dan papa nya sudah sampe dirumah, karena saat mama nya menelepon itu sekita satu jam yang lalu pada saat Alena masih di kampus.
Lalu Alena mengambil kunci di dekat pot bunga yang ada dirumahnya, ia selalu menyimpan kuncinya disitu saat ia pergi.Alena membuka pelan pintunya, saat ia melihat rumahnya dari sedikit pintu yang terbuka dia terheran, kenapa gelap sekali?, Alena berfikir bahwa mungkin papa dan mamanya akan membuatkan surprise untuknya, Lalu ia membuka lagi semua pintunya, tapi tidak ada kejutan apapun, sangat sunyi dan gelap, Alena berjalan selangkah demi selangkah untuk mencari tombol lampu.
'cetrek'
"AAAAAAAAAA!!!!!" Alena berteriak sekencang mungkin, dia kaget apa yang telah dia lihat, dia tidak percaya apa yang telah terjadi didepan matanya, Alena menangis, badannya lemas dan dadanya serasa sesak, Alena meremat baju didadanya dia menutup mulutnya dengan satu tangan. "Ini i-ini gamungkin, ini gamungkin."
"Ma..." Rintihan Alena sambil berjalan pelan kearah mamanya yang tergeletak dilantai dengan pisau yang tertusuk diperutnya dengan darah yang bercucuran dan mengalir dilantai, Alena menangis, Alena mengangkat kepala mama nya lalu menyimpannya dipaha. "Ma.. bangun ma.." Alena berbicara sambil menepuk-nepuk pipi mamanya yang sudah tidak sadar "MAMA!! MAMA BANGUN..." teriak Alena sambil menangis, "Mama..." Tangisnya semakin kencang saat ia benar-benar menyadarinya bahwa mama nya sudah tidak sadar "mama.. bangun please bangun!! Mama!! Mama!! Bangun ma bangun..." Alena menangis lebih kencang dari sebelumnya, air matanya mengalir lebih banyak, dia menundukkan kepala "mama.." ia menangis merintih, sangat sakit sekali, dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa, dia tidak berani melihat kearah pisau yang tertusuk diperut mama nya itu, "Mama jangan tinggalin aku... Mama please bangun.. mama aku sayang mama.. aku pengen mama selalu ada, aku pengen mama baik-baik aja, mama maafin aku, aku pulang telat hari ini, mama... Mama please bangun, aku gamau mama pergi, mama.. jangan tinggalin aku.." Tangis Alena benar-benar kencang, tangan Alena penuh dengan darah mamanya, Ia mengusap air matanya dan darah itu berbekas dipipinya, ia langsung sadar bahwa papa nya juga ikut bersama mama nya pulang ke Korea, lalu ia beridir dengan sangat lemas untuk mencari dimana papa nya. Ia benar-benar lemas sekali.
dan ia tiba-tiba teringat surat ancaman yang ada dirumahnya pada saat itu, tapi Alena tidak tahu siapa yang kirim itu, dan apakah yang melakukan ini juga orang itu?.
Saat ia melihat papanya, ia langsung terjatuh dia menutup mulutnya dengan tangan, dia benar-benar kaget, lebih lebih dari apa yang dia lihat, dia melihat tangan papa nya yang terpisah, dan juga dua tusukan pisau di badannya dengan darah yang ada dimana-mana. Tangisan Alena semakin pecah. "PAPA!!" detak jantungnya semakin cepat, rasanya susah sekali untuk bernafas "papa.." Alena menggeleng-gelengkan kepalannya, "engga i-ini ga mungkin" suaranya bergetar ia sungguh ketakutan "tangan." Alena mundur sedikit dari tempat asalnya "engga ini ga mungkin!" Alena menutup mulutnya dengan kedua Tangannya "PAPA!!" teriaknya kencang "PAPA BANGUN!! PAPA PLEASE BANGUN PA!! PAPA!!" Alena tidak berani mendekat pada Papa nya, tangisan Alena semakin kencang, dia tidak kuat untuk melihat semua ini.
DORR!!
"huhhh huhhh huhhh." Alena terbangun dari tidurnya, nafasnya tersengal-sengal, ada jejak air mata yang mengalir dimukanya, "itu cuman mimpi, itu cuman mimpi." Alena mengelus dadanya, detak jantungnya sangat kencang, itu hanya mimpi namun kenapa terasa seperti itu benar benar terjadi, Alena manarik nafas panjang "mama!, aku harus telepon mama dan mastiin kalau mama sama papa baik-baik aja."
"Halo sayang, kenapa?"
"Ma.."
"Iya kenapa nak?."
"Mama gapapa kan?, papa juga gapapa kan?, kalian baik baik aja kan?"
"Kamu kenapa sayang? Mama gapapa ko, papa juga, kamu gimana kabarnya?"
"Syukurlah kalau mama sama papa baik-baik aja, kabar aku baik ko ma."
"Kamu kenapa? Ko suaranya kayak abis nangis." Tanya mama.
"Hah? Engga ko ma gapapa, yaudah mah aku mau mandi dulu baru bangun nih."
"Yaudah kalau gitu jaga diri baik-baik ya nak. Maafin mama ya karena belum bisa pulang ke Korea, nanti mama bakal pulang ko, sekali lagi maafin mama ya nak, mama sayang kamu."
Tanpa Alena sadari air matanya terjatuh, dia menangis, dia merindukan mamanya, dia sangat ingin memeluk mamanya saat ini. Lalu ia segera mengusap air matanya "iya ma.., mama juga jaga diri baik-baik ya.. jangan lupa makan ya ma, aku bakal nunggu mama ko, aku sayang mama juga, Salamin juga ya buat papa."
"Iya nak.. yaudah habis mandi jangan lupa makan ya sayang..."
"Iya ma."
tut tut tut..
Alena benar-benar lega bahwa tadi itu hanya mimpi, syukurlah bahwa itu hanya mimpi, namun dia saat ini benar-benar merindukan mama dan papa nya. dan juga dia berfikir apakan benar orang yang mengirim surat ancaman itu akan melakukan hal yang aneh seperti yang dia tulis?.
••••
maaf ya kalau fell nya kurang dapet
•́ ‿ ,•̀
KAMU SEDANG MEMBACA
TYONG F || TAEYONG
Cerita Pendek[ SUDAH TAMAT ] ✓ "gua gabohong!!" dan jaehyun memperlihatkan bukti-bukti lain kepada Alena bahwa TAEYONG bukan manusia. "Gua gapercaya!!" tegas Alena lalu berdiri dan berjalan kesana kemari, memejamkan matanya lalu mengacak-acak rambutnya. "Tapi in...