16.

27 16 0
                                    


1 hari kemudian.

Hari ini Alena libur kuliah dan dia berencana untuk pergi bermain ketempat wahana bermain bersama Taeyong. Mereka berdua sudah berada disana sejak tadi pagi jam 10 dan sekarang sudah siang dan waktunya jam makan siang.

"Makan dulu yu belum makan nih laper.." ujar Alena sembari mengusap usap perutnya.

Taeyong mengangguk tersenyum "ayo."

"Ehh aku mau nanya sesuatu deh."

"Apatuh?."

"Ini cincin yang kamu kasih beli dimana?."

"Aku bikin" jawab Taeyong, Alena berhenti berjalan, "kenapa? Ko jalannya berhenti" Tanya Taeyong.

"Kamu beneran bikin?"

"Iya dong.. khusus buat kamu." jawab Taeyong sambil memegang pipi Alena dengan tangannya.

Maksudnya, Taeyong  nyuruh seseorang buat bikin cincin kayak gtu khusus buat Alena.

Pipi Alena memerah, Alena tersenyum malu "apaan si kamu.." padahal Alena sudah berapa kali mendapat perlakuan lembut seperti ini dari taeyong.

"Ciee baper ya..." Taeyong tertawa sambil mengacak-acak rambut Alena.

"Ihhh apaan si, ya iyalah masa engga, siapa si yang ga berbunga-bunga hatinya kalau diginii sama pacarnya, Taeyong tanggung jawab, jantung aku gabisa diem nih, terus hari aku lagi lari-lari, cepetan bikin mereka diem!" jawab Alena.

"Hatinya lari-lari?."

"Iya lari-lari dihati kamu."

"Astaga.. Alena.." jawab Taeyong sambil tertawa kecil.

"Astaga.. Taeyong.." lalu keduanya saling menatap dan tersenyum bersamaan.

mereka berdua memasuki sebuah tempat makan yang ada disekitar wahana permainan.

"Alena." panggil Taeyong.

"Hm?" Jawab Alena, ia masih membaca buku menu dan memilih makanan apa yang akan ia beli.

"Kamu udah baca suratnya?"

"Mba yang ini aja ya!" ujar Alena kepada pelayan disana, dan Taeyong tadi sudah memilih makanan terlebih dahulu.

Alena mengerutkan halisnya "surat?" Tanya Alena.

"Iya surat, ternyata kamu belum baca ya."

"Surat apa?" Tanya Alena, ia bingung, memang Taeyong pernah mengasih surat untuknya?.

"Surat yang ada dikotak cincin." Jawab Taeyong.

Alena sedikit kaget "hah? Emang ada suratnya?."

"Ada."

"Iya kah? Ada dimananya? Soalnya pas aku buka itu langsung ada cincinnya tapi gaada suratnya."

"Ada ko dipaling bawah."

"Iya kah? emmm maaf ya aku belum baca soalnya waktu itu ak terlalu happy karena dapet cincin ini dari kamu..." tunjuk Alena pada cincin yang ia pasang dijarinya, "terus aku ga sempet buka buka kotaknya lagi karena kira aku isinya cuman cincin doang, terus abis itu aku juga ga sempet liat-liat lagi kan soalnya ada kejadian yang kaca rumah aku ditembak, terus--" raut wajah Alena sedikit khawatir ia merasa bersalah karena ia tidak membuka lagi kotaknya dan membaca surat dari Taeyong, wajah khawatir itu membuat wajah Alena jadi menggemaskan.

Taeyong tertawa pelan "udah udah, iya iya aku percaya ko! , kenapa si harus jelasin panjang lebar kayak gitu, liat tuh muka kamu jadinya kayak gitu."

Alena langsung memegang mukanya panik "hah? Muka aku kenapa? Ada yang aneh kah?" Tanyanya pada Taeyong.

Taeyong menggelengkan kepala "engga ko."

"Terus?"

"Muka kamu tuh kalau lagi panik terus ngejelasin kayak gitu jadi gemesin, lagian aku juga gapapa ko kalau kamu belum baca suratnya."

"Apaan si kamu!" muka Alena memerah karena perkataan Taeyong tadi yang bilang ia 'gemas', "yaudah ntar pulang dari sini aku baca ya.." lanjutnya. dijawab anggukan dan senyuman hangat oleh Taeyong.






DORR DORR DORR DORR!!

Alena dan Taeyong langsung menunduk saat ada tembakan, beberapa tembakan dari luar restoran tempat makan Alena, semua orang berteriak dan menunduk ataupun ada yang pergi keluar. Kaca-kaca tempat restoran tersebut pecah karena tembakan itu.

Taeyong membawa Alena pergi ke dapur tempat restoran itu dengan berjalan jongkok, "Alena ayo sini cepetan!" ujar Taeyong, Alena menurut apa kata Taeyong, Alena gemeteran, lagi-lagi ia harus ada dikeadaan seperti ini.

Mereka bersembunyi didapur "Alena kamu jangan panik ya, ada aku disini!!" ujar Taeyong untuk membuat Alena lebih tenang, Alena gemeteran dan Taeyong langsung menggenggam tangan Alena, "jangan panik!" ujarnya lagi dan Alena mengangguk, Alena tidak bisa berbicara apa-apa karena ia ketakutan.


DOARRRR!!!

pintu kaca restoran itu pecah,semua orang didalam berteriak, lalu masuk beberapa orang berpakaian jas hitam rapih.

"BERDIRI SEMUANYA!!!" teriak salah satu orang yang memakai setelan jas hitam dan memegang pistol ditangannya. Semua orang yang ada disana berdiri dengan pelan-pelan namun Masi juga ada yang enggan untuk berdiri karena takut.

Alena kaget saat ada orang yang berteriak di luar sana,dia gemetar, dia ketakutan.dan Taeyong tetap memegang erat tangan Alena. Taeyong melirik kesana kemari, ia mencari pintu keluar dari restoran itu, ia melihat pintu dan sepertinya itu pintu belakang restoran ini dan mereka bisa keluar dari restoran itu lewat pintu belakang.

"Alena ayo kita keluar dari sini!" ujar Taeyong lalu ia merangkul Alena dan membawa Alena pergi sesegera mungkin.

DOR!

satu tembakan pada orang yang masih jongko , dan semua orang berteriak melihat perlakuan orang bersetelan jas hitam itu yang menembak orang tak bersalah.

"JANGAN BERISIK!!" ujar orang itu lagi. "cek dia siapa!!?" suruh orang itu pada bawahannya.

"Baik pak!"

lalu beberap dari mereka mendekati orang yang tadi telah mereka tembak.

"Ini bukan mereka pak!" Ujar salah satu dari mereka.

"SIAL!! KEMANA MEREKA!? CEPAT CARI DISELURUH RUANGAN!!."

"Baik pak!!" Jawab bawahan orang tadi, dan mereka semua yang berpakaian jas hitam langsung berpencar.

TYONG F  ||  TAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang