•
Hidup itu kayak bola basket.
Kalau udah dibawa kedepan jangan bawa lagi ke belakang nanti kena pelanggaran.~ Yuda
•
"Nggak heran kenapa modelan kayak lo nggak ada yang deketin. Kembaran lo aja ayam. Hahahaha, anjing ngakak."
Sebelum Wiliam berbicara, Lisa mengibaskan tangannya mengendalikan perasaan yang menggelitik perutnya.
"Bangsat, si Lisa keren anjir. Aku padamu." Jeka pun ikut tertawa. Mengangkat jempol pada Lisa.
"Pasangan setan lagi kerusakan. Diamin aja, nanti ilang sendiri"
"Lo typo, Na?"
"Hah?" Tanya balik Una dengan mata yang mengerjap beberapa kali. Membuat Yoshua ingin mencubit pipinya."Kerasukan harusnya bukan kerusakan" koreksi Juan to the point.
"HEH, LISA TENGKORAK. KALAU LO NGGAK KESINI, GUE HABISIN JATAH LO TANPA SISA. SAMPAI TULANG-TULANGNYA GUE MAKAN" sekali lagi Jizzy teriak pada Lisa.
"Iya nyet, sabar napa." Lisa mengambil tempat tepat diantara Bara dan Jizzy.
Michael yang ingin melahap makanannya. Berhenti menyuapi, ketika suara menginstruksikan.
"Jangan lupa berdoa." Siapa lagi kalau bukan Rosa. Gadis yang paling religius diantara mereka. Namun, sewaktu-waktu bisa menjadi liar dari yang dikira. Misalnya, saat dia sedang datang bulan."Selamat makan" ucap Jeka memakan makanannya.
Mereka makan dalam keheningan. Tidak ada perkataan yang tercipta diantara mereka. Entah, karena dari keluarga sudah diajar untuk tidak berbicara saat makan atau karena terlalu lapar hingga tak ingin mengucapkan satu kata pun.
"Alhamdulillah," ucap Dafa setelah meneguk habis air botol nya.
"Kita pulang jam berapa sih?" Tanya Binnie, dia bersandar pada Jane yang berada tepat disampingnya sedangkan disisi lain ada Yuda yang masih menyatap makanannya.
"Kata pak Revan jam 3an"
"Pak Revan mau bunuh kita secara perlahan," ujar Bastian menanggapi Eunwoo.
Setelah beberapa menit menghabiskan ayam geprek. Mereka kembali melakukan hal lain untuk menghindari kebosanan yang terjadi.
"Gue gabut," ujar Rosa, sebelum matanya tertuju pada gitar yang hanya menjadi panjangan di ujung kelas. Dia berdiri dan mengambilnya dengan cepat.
"Punya siapa nih, woi?" Tanya Rosa sembari mengangkat gitar tinggi-tinggi.
"Gue punya."
Rose tersenyum, ketika pemilik gitar itu Jayden. "Gue pinjam ya, gratis pokoknya""Astaga, pinjam aja. Emang muka gue gembel banget ya"
"Iya, banget. Sampai gue kira lo itu pengamen yang nyasar ke sini" sahut Lisa dari belakang, mengambil tempat di samping Jayden.
Jayden hanya diam dan menatap sinis Lisa.
"Nyanyi dong, Ros"
Rosa tersenyum dan berpikir lagu apa yang ingin dia mainkan.
"Gue taunya lagu rohani. Ada request lagu nggak?" Katanya sambil terkekeh kecil.
"Nyanyi yang lo tau dulu. Kalau kita dah dapat lagu yang semua tau, nanti di request" usul Bastian.
"Nah ini, gue suka. Bastian masih bisa mikir walaupun lebih pintar monyet daripada kalian."
Jeda Lisa sembari melirik kesamping kanannya dengan tatapan mengejek. Ada Bara, Jayden, Wiliam, Jeka dan Michael."Lo muji gue atau ngehina?" Tanya Bastian menatap Lisa sinis.
"Ngehina. Nggak ada unsur-unsur gue puji lo."
"Gue nyesel nanya" gelak tawa kembali terdengar memenuhi tempat itu.
"Lah, kalian mana ada monyet lebih baik kayaknya" Ada Bara, Jayden, Wiliam, Jeka dan Michael yang memasang wajah menahan amarah.
"Setan lo" sahut Jeka melempar kulit kacang yang ditepis baik oleh Lisa.
Sebelum adu sahut-menyahut akan panjang. Alunan gitar mengalun lembut.
"Karena pengorban-mu Kau jadikan ku baru
Sungguh 'ku terkagum amanku di dalam-Mu Yesus"Seseorang memaksakan senyum getir. Harusnya dari awal dia tahu menaruh perasaan pada seseorang berbeda iman itu sungguh menyakitkan. Lebih tepatnya pada seseorang yang berbeda iman juga perasaan.
"Kau membuatku sesuai rencana-Mu
Kau memegang setiap musim hidupku
Kuserahkan semua kekhawatiran ku, kumilik-mu"Speechless. Satu kata yang dapat digambarkan, Lisa yang sudah temenan sama Rosa dari SMP sudah terbiasa dengan suara unik temannya itu.
"Lagi-lagi. Gue ada lagu nih" kata Jayden bersemangat. Mengangkat tangannya tinggi-tinggi seakan-akan sedang diberi pertanyaan.
"Apa sih, kalau ada lagu ngomong aja. Jangan pecicilan." Ucap Jane.
Jayden menurut dan kembali duduk.
"Gue mau request Dia dari Sammy Simorangkir""Wah, sengaja banget"
Jayden hanya terkekeh kecil mendengar Eunwoo yang sedikit protes.
Rose mulai memainkan gitarnya. Oza dan Jane yang sudah siap dengan botol minuman seakan-akan mic yang dipakainya. Yuju, Bie dan Jizzy yang sudah mendramatisir lirik lagu yang bahkan belum dimulai.
Lisa yang hanya diam, menyandarkan kepalanya pada bahu seseorang disampingnya. Bastian."Bentar doang elah, emang badan gue seberat gunung. Nggak kan" sahut Lisa ketika bahu yang dia sandar bergerak.
Mina, Una dan Chelsea yang paling kalem diantara mereka. Bernyanyi dengan lembut, bukan seperti yang lain terlihat rusuh.
Hingga memasuki reff.
"ANGKAT TANGAN SEMUANYA" Jeka berdiri di atas kursi, memegang sapu seperti sedang konser."KU INGIN DIA YANG SEMPURNA" ketika masuk reff. Tanpa disangka-sangka semuanya bernyanyi dengan teriakan tanpa embel-embel lembut. Bahkan Mina, Una dan Chelsea berubah 180° derajat.
"UNTUK SIAPA?" Tanya Lisa yang sudah bangun dan berdiri ditengah bersama Jeka dan Yoshua.
"UNTUK DIRIKU YANG BIASA" penonton dibawah pun menyahuti dengan nyanyian yang entah penuh penghayatan atau tidak.
"INGIN APA?" Jihan mengambil alih bersama Bara. Menempelkan tangannya ditelinga dan berteriak.
"KU INGIN HATINYA"
"ASEKKK" teriak Bara sembari memainkan galon kosong. Dibantingnya kesana kemari, seolah-olah sedang bermain drum
"KU INGIN CINTANYA"
"KU INGIN SEMUA YANG ADA PADA DIRINYA"30 menit berlalu. Semuanya terlihat lelah. Bahkan Rosa yang bermain gitar sembari melihat teman-temannya tadi merasa lelah.
"Gila. Gue kira udah jam 2an gitu, ini masih jam 11." Keluh Ghea selonjoran menutup roknya dengan jaket yang selalu dibawah kemana-mana.
"Astagaa. Dipta tadi lo mau curhat apa?" Jihan yang sedang meng-scroll tiktok terhenti karena mengingat bahwa curhatan Dipta ditunda.
Dipta yang sedang menutup mata itu, menoleh ke arah Jihan dan menggeleng.
"Kapan-kapan deh. Gue ngantuk"Jihan menatap Dipta kecewa. Diantara mereka Jihan sosok yang bijak dalam mengambil langkah. Dia juga akan turun tangan menenangkan teman-temannya.
•
•
•Halo lagi.
Gantungnya gak elite kan? Tau kok tau.
Emang nggak sengaja kok biar nggak dikira sengaja.Don't forget vote and komen.
Salam hangat saya 🙆🏻♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempiternal [97l] ✔️
Fanfiction! ˢᵉᵇᵉˡᵘᵐ ᵇᵃᶜᵃ, ʲᵃⁿᵍᵃⁿ ˡᵘᵖᵃ ᶠᵒˡˡᵒʷ ᵃᵏᵘⁿ ᵈᵘˡᵘ ʸᵃᵃ ! [COMPLETED] 𝙸𝚗𝚒 𝚔𝚒𝚜𝚊𝚑 𝚇𝙸 𝙸𝙿𝙰 𝟼. 𝙺𝚎𝚕𝚊𝚜 𝚙𝚘𝚓𝚘𝚔 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒𝚔𝚒 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚊𝚜𝚒𝚗𝚐-𝚖𝚊𝚜𝚒𝚗𝚐. • Start : 10 April End : 10 April ©Keeylien