- 02.00 -

1.1K 139 3
                                    

"Kamu boleh mencintainya tapi jangan ambil dia dari Tuhannya" is another level of pain

- Yoshua

Tidak semua cerita harus berakhir bahagia sama seperti kisah Ghea dan Juan. Ghea sadar kalau dia hanya tokoh sampingan di cerita Juan. Ghea tersenyum tipis melihat Juan yang bermain basket bersama anak MIPA lainnya. Melihatnya dari jauh, sudah cukup membuat Ghea paham kalau dia sudah jatuh pada pria yang bahkan bisa dihitung jari berapa kali mereka berinteraksi. Ghea menatap lekat Juan kemanapun pria itu men-dribble bola basketnya, "nggak papa, nggak semuanya harus jadi milik lo." gumamnya sendiri.

"Iya, nggak papa, Juan pasti beruntung bisa disuka cewek baik kayak lo. Confess gih, habis itu lo nikmati fase move-on nya sampai cape sendiri." Ujar Lisa tiba-tiba di samping Ghea, membuat gadis itu terlonjak kaget.

"Lis" kata Ghea takut-takut jika gadis didepannya ini cepu kepada teman-teman sekelasnya.

Lisa tidak menoleh dia juga menatap teman-temannya yang sedang bermain basket, "santai, nggak bakal cepu kok"

Ghea menatap Lisa ragu-ragu, walaupun gadis itu kadang tidak nimbrung untuk bergosip-ria tapi tetap saja tidak ada yang tahu bukan kedepannya.

"Suka sama orang itu bukan masalah besar," Lisa melirik sekilas Ghea yang senantiasa menatap dirinya, "nggak ada salahnya lo berjuang buat dia. Kalau lo berpikir cewek itu kodratnya di kejar bukan mengejar lo salah besar. Kenapa? kalau lo nggak kejar dia dari sekarang, bisa jadi nanti dia sama orang lain."

Ghea tersenyum tipis, kembali menatap pria yang masih setia bermain, "doain ya."

Lisa mengangguk, "sip, semangat."

Beda lagi sama Jeffrey dan Rosa yang masih terlibat dalam status persahabatan. "Tidak ada persahabatan antara perempuan dan laki-laki, pasti salah satunya memilki perasaan."  kata-kata yang sering di dengar oleh keduanya. Namun, siapa sangka sampai detik ini status hubungan mereka belum berubah. Jeffrey menyimpan perasaan lebih pada gadis yang sedang menyeduh teh melati didepannya, Jeffrey pria pemilik lesung pipi itu tidak berhenti menatap gadis yang juga sedang membaca novel. Bahkan novel lebih menarik daripada wajahnya yang tampan. Jujur saja, Jeffrey ingin mengucapkan kalau dia beneran suka, ah tidak dia sayang sama Rosa sebagai perempuan. Namun, bayang-bayang dia dijauhi selalu menghantui Jeffrey.

"Ros," panggil Jeffrey pelan takut mengejutkan Rosa yang sedang fokus.

"Iya?" Rosa mendongak melihat Jeffrey yang sedang menatapnya dalam.

"Boleh gue suka sama lo?"

Rosa terkekeh pelan lalu mengangguk, "tapi jangan dalam. Kalau Tuhan berkehendak lo jodoh gue, kita bakal ketemu lagi dengan versi terbaik kita."

Jeffrey tersenyum tipis, "tapi sekarang versi lo di depan gue udah terbaik banget."

Rosa tidak langsung menjawab, gadis itu mengecap tehnya sedikit demi sedikit lalu kembali menatap pria didepan nya.
"Menurut gue belum, gue harus bisalah setara dengan lo buat bersanding jadi sepasang kekasih. Nggak usah buru-buru Jeff, nikmati prosesnya aja. Kalau kita jodoh, Tuhan bakal pertemukan."

Sempiternal [97l] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang