- 02.10 -

1.1K 150 26
                                    

"Kita adalah cerita yang tamat ditengah bab."

- Ghea

info : part ini khusus penyelesaian kisah asmara mereka. tidak masalah jika ingin di skip.

Ghea duduk disamping Juan, diam tak bersuara. Juan tak mengalihkan pandangannya, walaupun dia tahu ada Ghea disisinya.

Tak ada percakapan selama beberapa menit membuat Juan penasaran, "lo nggak risih cium aroma rokok kayak gini?"

Ghea terkekeh, "kalau lo lupa, gue juga ngerokok."

"Mau satu?" tawarnya.

Ghea menoleh dan mengangguk, tidak salahnya dia menghisap sebatang rokok sebelum memberitahukan perasaannya.

"Berapa kali sehari?"

Ghea melirik Juan yang tidak merubah pandangannya, "tergantung."

Ghea meneliti setiap inci wajah pria berahang ramping dari samping, hidung mancung dengan alis tebal membuat Ghea terkekeh pelan.

"Kenapa harus lo?" tanya Ghea tanpa sadar mampu mengalihkan atensi Juan yang semula tidak melihatnya.

"Ha?"

Ghea tersenyum kecut, menatap Juan tepat di kedua bola mata pria itu. Kosong. Ghea sadar bukan dia yang Juan mau, tapi kalau terus-menerus dipendamnya rasanya akan jauh lebih menyakitkan daripada mengungkapkan perasaan dan tidak disukai balik.

"Gue suka sama lo." Ujar Ghea tanpa aba-aba.

Ghea mengangguk, tidak direspon. Miris.

"Kenapa?"

Ghea menggeleng tak tahu. "Nggak tahu, hati gue nggak mau jawab."

"Kenapa nggak lari masuk ke dalam?"

"Kaki gue kaku hehe. Kalau lo mau masuk duluan, sok atuh." ujar Ghea

Juan berdiri dari tempatnya, menoleh pada Ghea, "lo keren berani suka sama gue yang nggak ada apa-apanya dibanding cowok lain tapi maaf gue belum bisa suka sama lo."

"Jadi," Ghea mengangkat kepalanya pelan, mati-matian menahan air matanya yang ingin keluar tanpa diminta.

"Tetap masa lalu pemenangnya?"

Juan diam beberapa saat sebelum mengangguk, "iya, masih dia. Gadis penuh sejuta cerita, dia pemenangnya."

Ghea mengulum bibirnya dalam, tentu saja dia tahu siapa gadis yang selama ini disukai Juan diam-diam. Gadis yang pernah memberinya saran untuk confess hingga dirinya ada disini, didepan Juan.

"Nggak usah ngejauh, gue besok juga udah lupa. Semoga dapat yang lebih baik dari gue. Gue masuk ya." Ghea mengangguk, membiarkan Juan pergi dari hadapannya.

Tak bisa dipungkiri, rasa sakitnya cepat menjalar. Ghea menggigit bibirnya untuk menahan isakan yang bisa kapan saja keluar. Memilih untuk keluar sebentar mencari udara segar untuk menenangkannya dari sesak yang belum berangsur. Sudah janji pada diri sendiri untuk tidak menangis tapi air mata keluar tanpa diminta, mengalir bebas tanpa siapapun bisa menahannya.

Hari ini, cerita Ghea dan Juan telah usai tanpa pernah dimulai.

"Cerita kita singkat namun bayanganmu masih melekat, bukan takdir kamu hanya hadir dikala sepi, bersamamu bukan komitmen melainkan hanya sebuah momen." Ghea menulisnya pada diary note di ponselnya, hanya menjadikannya sebuah kenangan.

Sempiternal [97l] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang