- 01.10 -

1.3K 159 30
                                    

"Kita bukan asing. Saya yang terlalu percaya diri."

~ Wiliam

"Selamat pagi epribody." Sapa Jayden sembari merentangkan tangannya lebar-lebar dengan menutup matanya erat.

Tak dapat sahutan, membuat Jayden membuka matanya perlahan-lahan takut-takut didepannya ada zombie atau hal lainnya yang seharusnya tidak dilihat olehnya.

"Astagfirullah, masih pagi udah ghibah aja say. Ghibah-in apa nih?," Kata Jayden pada sekumpulan teman-temannya yang membuat lingkaran membicarakan salah satu topik yang bahkan tidak diketahui olehnya.

"Ghibah-in gue ya?," Tanya Jayden penuh selidik.

"Diam napa sih."

"Terus-terus gimana?,"

"Ya gitu, gue kira Clara cuman bercanda doang. Eh, pas kemarin gue sama kakak gue ke bar yang baru pulang dari mall tuh. Gue lihat dia pakai baju merah keluar sama om-om." Kata Oza bergidik ngeri membayangkannya.

"Lah, lo juga ngapain ke sana miskah? Nggak mungkin sih lo nggak aneh-aneh." Respon Bara dengan santainya memakan keripik keladi tanpa menawarkan kepada yang lain.

Oza menghembuskan nafas kasar, "gue temani kakak gue, Bar. Kalau gue biarin dia sendiri, gue yakin 99,9% dia pulang dalam keadaan sudah di unboxing."

"Dengar, Bar. Jangan suudzon melulu." Tegur Safa.

Bara mengelus dadanya, sudah biasa dia dipojokkin seperti ini.

"Dih, lo elus apa? Dada lo nggak besar." Kritik Rosa yang bersandar nyaman pada bahu Jeffrey.

Bara berhenti melakukan aktifitasnya dan mengacungkan jari tengahnya. Sempat heran dan hampir seluruh anak kelas XI 6 sering bertanya-tanya pada hubungan Rosa dan Jeffrey. Kata hubungan, kejadian kemarin dimana hubungan Lisa dan Chelsea belum juga membaik. Untungnya, anak kelas XI 6 belum ada yang mengetahuinya.

Jeffrey menggeleng kepala heran, sepertinya Rosa memiliki dua kepribadian.

Di sisi lain Chelsea dan Eunwoo setelah pulang dari mall, sampai saat ini belum ada pembicaraan diantara keduanya.

"Habis itu gimana lagi?," Tanya Safa lagi penasaran.

Oza kembali mengalihkan pandangannya, "kurang tahu lagi selanjutnya. Positif thinking aja, itu om nya."

"Lo ghibah nya nggak niat ah." Geplak Dipta

"Ck, terus kalau niat itu gimana?"

"Kayak Jihan, kalau ghibah beh semua info di keluarin."

Oza melemparkan tatapan tajam pada Dipta, lalu kembali tersadar. "Tumben Jihan belum datang. Kemana tuh anak?"

"Paling open Bo." Jawab Una santai.

"Astagfirullah ukhti. Siapa yang ajar kamu?" Ujar Dafa terkejut.

"Kan bimbel online, Daf Siapa tahu Jihan kerja, biar bisa traktir kita."

Dipta menghela nafas pelan, Una yang polos gini wajib di jaga biar nggak di rusak.

"Iya deh Una. Jihan lag-"

"Apanih Jihan Jihan. Kangen lo?" tanya Jihan muncul di balik pintu sembari menenteng tasnya.

"Lo kenapa?" tanya Dafa balik. Bagaimana tidak, Jihan yang biasanya datang dengan penampilan yang mempesona, rambut yang digerai atau di kuncir tinggi. Namun, yang berada dihadapan mereka bukanlah Jihan seperti biasanya.

Sempiternal [97l] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang