- 00.35 -

2.1K 182 2
                                    

Bernafaslah selagi pernafasan mu masih berfungsi

~Jeka

Pagi ini suasana kelas XI IPA 6 tidak seramai kemarin. Hari pertama untuk belajar, salah satu teman mereka berhalangan hadir karena sakit. Jizzy gadis yang suka nyempil di nomor 2 demam tinggi. Membuatnya tidak sekolah.

"Nggak asik banget" keluh Jane melihat ibu  memasuki ruangan dengan setumpuk buku tebal ditangannya.

"Hallo, wie geht's dir?", Sapa frau Whien . Yapp, dia guru bahasa Jerman.

"Gut Frau." Jawab mereka malas terkecuali Juan yang sedang menenggelamkan kepalanya.

Frau Whien tersenyum tipis, "Danke, bangunin yang dibelakang. Jika tidak ingin dihukum."

Ghea yang tepat berada didepan Juan, menepuk bahunya pelan. "Bangun nyet, lo mau dihukum?." Belum ada pergerakan dari Juan, membuat Ghea berinisiatif untuk berdiri dan mengguncang tubuhnya.

"Bangun setan. Lo simulasi lagi mati apa gimana sih?" Ghea menarik rambut Juan kencang, hingga empunya meringis.

'srek'

Dan ya, tarikan Ghea yang terlalu keras membuatnya terjatuh dan hal gila lainnya ketika Juan jatuh bersamanya. Oh god batin Ghea. Setelah ini, teman-temannya akan mengejek dirinya.

Juan dengan cepat menarik dirinya dan melepas dasinya yang mencekik leher.

"Astaga, berdiri. Hari pertama belajar kelakuannya benar-benar" Frau Whien menatap malas kedua siswa dihadapannya.

"Hormat bendera hingga jam pelajaran saya selesai. Jangan protes, jika tidak ingin saya tambahkan hukumannya." Tegas frau Whien, menuntut keduanya untuk segera pergi.

Ketika keluar tak sengaja dia melihat Jihan yang tertawa mengejeknya. Ghea menoleh dengan cepat, malu dengan kejadian yang menimpanya tadi.

Keheningan menyelimuti area lapangan. Tak ada seorang siswa yang berkeliaran.

"S-sorry, gara-gara gue kita di hukum gini." Cicit Ghea menautkan kedua tangannya.

Juan yang berbeda disampingnya menoleh dan mengangguk pelan.

"Kok lo nggak ngomong? Lo marah ya sama gue. Gue kan udah minta maaf."

Juan menoleh tepat didepan wajah gadis itu. Meneliti setiap inci wajahnya satu persatu.
"Nggak."

Ghea mengedip matanya pelan masih mencerna perkataan Juan, "ha? Nggak? Apanya nggak?"

"Nggak marah. Kantin?" Tawar Juan.

Ghea melotot, "gila? Lo mau tambah huk-."

Ucapannya terhenti ketika Juan memegang kepalanya dan memutarnya untuk melihat frau Whien yang memberi kode bahwa hukumannya sudah cukup.

"Gas lah." Ghea menarik tangan Juan pelan.

"Wah-wah, sepertinya bakal ada pasangan baru." Mulai Bara, ketika pemandangan yang dapat dilihat dari kaca jendela tempat dia duduk terekam sebuah kejadian yang menurutnya romantis.

"No pict, hoax." Balas Jihan duduk di bangku Yoshua yang sekarang entah kemana. Kelas menjadi sepi, padahal jam istirahat belum berbunyi. Namun, siswa-siswi XI IPA 6 sudah berkeliaran.

Bara mendongak melihat Jihan yang menampilkan wajah betenya. "Ada apa gerangan, anda menghampiri saya?"

Reflek Jihan menampol muka Bara yang sengaja di maju-majuin. "Mundur anjing!."

Sempiternal [97l] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang