Menjadi pengganti

18.3K 312 0
                                    

Alarm berbunyi tepat di angka 5 itu saatnya bagi Alya untuk bangun, disingkab nya selimut yang menutupi setengah tubuhnya kemudian segera pergi ke dapur dengan mencepol asal rambut hitam nya.

Sudah menjadi rutinitas Alya bangun sepagi ini memasak sarapan untuk seluruh keluarganya. Mereka sengaja tidak mempekerjakan pembantu dengan alasan Alya masih sanggup mengerjakan seluruh pekerjaan rumah.
Bahkan ketika Alya masih sekolah saja dia harus bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan supaya dirinya tidak terlambat berangkat ke sekolah.
Kehidupan Alya memang tidak seperti orang biasanya dia memang terlahir dari keluarga berada namun sejak kecil dia tinggal bersama neneknya di Bandung karena ibunya sudah meninggal ketika dia berusia 6 tahun, ayahnya sibuk bekerja dan kemudian menikah lagi ketika Alya berusia 8 tahun dengan sahabat ibunya yang sudah mempunyai anak 4 tahun lebih tua darinya.
Alya baru kembali ke rumah ini saat dia memasuki SMP itu juga atas permintaan sang nenek.

Alya mengiris tomat, bawang merah, bawang putih kemudian menghaluskannya. Tak lupa sayuran hijau juga menjadi pelengkap masakannya hari ini. Dia akan membuat nasi goreng makanan simpel tapi cukup membuat seluruh perut keluarganya kenyang.
Alya mulai melakukan ritual masaknya wangi dari bumbu halus semerbak memenuhi dapur, sayur sayuran serta nasi di campurkan nya jadi satu. Tak lupa Alya menambahkan bumbu sederhana hanya sejumput garam dan penyedap rasa lainya namun cukup membuat masakan Alya terasa sangat enak.

Suara nyaring dari ruang makan membuat Alya meninggalkan masakannya segera berlari menuju ruang makan.

"Alya..." Teriakan itu semakin nyaring tak kala Alya sudah sampai di ruangan yang cukup besar itu.

"Sarapannya belum siap, kak Anya bisa tunggu sebentar lagi " kata Alya yang sudah tahu apa maksud dari teriakan tadi.

"Bisa cepat gak, gua ada urusan " kata Anya ketus, dia duduk di kursi dengan angkuh tak lupa kaki kanannya menumpang di atas pahanya.

Alya tidak mau memperpanjang urusan dengan Anya ia segera pergi ke dapur dan kembali dengan sepiring nasi penuh di tangannya kemudian di letakan tepat di hadapan Anya.

"Ini kak, masih panas " sodor Alya.

"Lo bisa gak lain kali kalau lo masak itu cuci muka dulu, gak enak banget lihatnya" kata Anya mengomentari Alya

Alya hanya mengangguk padahal dirinya sudah mencuci muka hanya saja semalam dia tidur sangat larut karena dia harus menyelesaikan tugas kuliah kakaknya. Alya memang tidak kuliah, bukan tidak dia belum memikirkan nya. Sejak dia lulus dua bulan lalu ia masih bingung harus mengambil fakultas apa, sebenarnya ia ingin mengambil kuliah kedokteran cita cita sejak dulu memang ingin menjadi seorang dokter bahkan sejak SMA dia selalu mengikuti kegiatan tentang kesehatan. Namun dia memutuskan untuk memikirkan lagi apa yang sebenarnya ia inginkan ia masih ragu.

"Kak mau kemana ?" Tanya Alya setelah melihat sebuah koper cukup besar di samping Anya.

"Bukan urusan lo, sana sana gua mau makan " kata Anya kemudian sibuk dengan Ponselnya.

Alya tidak ambil pusing dia kembali ke dapur tidak memperdulikan apa yang Anya sekarang lakukan.

***

Di ruangan kantor yang cukup besar itu terasa begitu sepi hanya ada dua orang di sana, Anwar sejak tadi hanya menatap putra semata wayangnya itu menantikan sebuah jawaban.

"Bagaimana menurut mu Gara ?" Tanya Anwar menuntut.

Gara masih saja diam sebenarnya dia tidak mau menerima keputusan sepihak dari Ayahnya ini namun dia harus memikirkan kebaikan Azril dia membutuhkannya Sekarang.

"Akan Gara pikirkan yah " ucap Gara akhirnya, namun jawaban tersebut tidak membuat Anwar puas dia perlu jawaban itu sekarang.

"Gara kamu itu harus memikirkan kondisi Azril dia membutuhkan sosok seorang ibu, mamah mu sudah tidak bisa lagi mengurus Azril dia terlalu sibuk " ucap Anwar menelisik setiap gerak gerik Gara.

Little MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang