Alya menghapus air mata yang membasahi pipinya, dia berjalan dengan tergesa-gesa tak perduli jika sekarang sudah malam dirinya hanya ingin melampiaskan kesedihan nya. Dirinya merasa sangat kecewa Gara yang dia mulai percaya bahwa telah berubah dan menerima dirinya malah berhasil membuatnya menoreh luka. Siapa yang ingin di madu? jika dirinya tahu Gara belum menceraikan istrinya dia akan menolak pernikahan ini. Nasi sudah menjadi bubur Alya hanya bisa menangisi nasibnya yang seolah sedang mempermainkannya. Alya merenung mendudukkan dirinya di kursi taman yang tak jauh dari apartemen , bening air mata tak lepas di pipinya.
Entah apa yang harus Alya lakukan sekarang, apa yang akan terjadi kedepannya nanti. Haruskah dia meninggalkan Gara demi tidak menyakiti istri pertama Gara? Jika itu yang dia pilih bagaimana dengan kondisi keluarganya ? Bagaimana respon Dany ? Entahlah rasanya pikiran Alya sangat penuh.
"Apa yang harus aku lakukan ?" Tanya Alya pada dirinya sendiri.
Alya menghela nafas panjang berusaha untuk menenangkan dirinya namun tak bisa, rasanya sangat sesak bahkan dia menepuk nepuk dadanya. Sampai sampai ia tak sadar bahwa sejak tadi ada seseorang yang terus menatap dia dari kejauhan. Bahkan sekarang dia tengah mendekati dirinya.
Alya mendongakkan wajahnya ketika menyadari ada seseorang yang duduk di sampingnya. Tubuh Alya menegang buru buru dia mengusap air matanya agar orang itu tak tahu bahwa dirinya tengah menangis.
"Nangis aja Alya gak papa " Ucap orang itu sambil tersenyum mencoba menyakinkan Alya bahwa dirinya tak terganggu.
Alya menggeleng dan mencoba tersenyum. "Eh kak Malik, Alya tadi cuma kemasukan debu kok matanya gak nangis " bohong Alya dirinya tak mau jika Malik mengetahui masalahnya.
Malik mengangguk-angguk seperti mengerti padahal dirinya tahu kalau Gadis di hadapannya tengah bersedih, ingin rasanya dia memeluk gadis itu tapi ia urungkan takut membuat gadis ini merasa terganggu.
"Kakak kenapa disini ?" Tanya Alya heran bukankah rumah Malik dulu tidak berada di daerah sini.
"Kakak punya apartemen disini, kebetulan malam ini sudah pindah " Jelas Malik membuat Alya kaget, dia tak mau jika hubungan dirinya dan Gara di ketahui oleh Malik, takut Gara salah paham dan marah padanya.
"Kenapa ?" Tanya Malik yang heran melihat respon Alya seperti menyembunyikan sesuatu.
"Enggak papa kok kak " Jawab Alya kikuk.
"Alya juga ada perlu apa di sini? Kamu juga penghuni apartemen disini?" Tanya Malik balik, di sebenarnya juga heran ia tahu pasti rumah Alya bukan disini terlebih ini juga hampir larut.
"Em Alya tadi habis dari apartemen saudara Alya, jadi mampir dulu ke sini " Jelas Alya berbohong, dirinya tak mau jika pernikahan nya di ketahui Malik sekarang. Gara juga pasti tak suka jika pernikahan ini sampai di ketahui orang lain, baru baru ini Alya memang sangat bahagia karena Gara sudah menerima pernikahan nya tapi mengingat sikap Gara yang seperti dulu lagi hal itu membuat Alya merasa kecewa. Lebih baik sedikit orang yang mengetahui pernikahan ini.
"Oh begitu ya, kamu pulang sama siapa? Biar kakak antar " Tawar sekaligus tanya dari Malik.
Alya terdiam dia bingung harus menjawab apa, untuk sekarang dia tak mau bertemu Gara. Jika dirinya pulang ke rumah ayahnya pasti Hesti akan mencecarnya dengan berbagai pertanyaan, tapi kalau pulang ke rumah Sandra, Malik pasti tahu kalau itu juga bukan rumahnya. Bagaimana ini ? Batin Alya.
"Alya " panggil Malik, tak ada jawaban yang Malik dapatkan, pria itu menepuk pundak Alya pelan.
Alya tersentak dari lamunannya dia gelagapan dan tersenyum kikuk ke arah Malik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Mom
General FictionAlya terpaksa harus menggantikan Anya sang kakak untuk menikah dengan Gara, orang yang tidak pernah di kenal nya atau bahkan mengenal wajahnya. Permasalahan Alya bukan hanya disitu saja tapi Alya harus dihadapkan dengan situasi yang tak pernah terl...