Alya menunggu Gara keluar dari kamar mandi dengan gelisah, dia harus meminta maaf kepada Gara karena membuat nya kesal. Alya juga tak mau kalau hubungan nya dengan Gara semakin memburuk mengingat hubungan nya sudah ada sedikit kemajuan.
Gara yang sudah mau berbicara kepadanya meskipun itu hanya sedikit dan Gara yang nada bicaranya sudah berubah sedikit lebih santai. Meskipun perubahannya tidak terlalu banyak dan bisa di katakan tidak terlalu jauh, namun Alya sangat senang itu berarti Gara perlahan sudah membuka hatinya untuk pernikahan ini.
Click....
Suara pintu kamar mandi terbuka menampakkan Gara yang sudah lengkap memakai baju santai. Alya segera menghampiri Gara.
"Kak maafin Alya, Alya gak bermaksud teriak tadi " Mohon Alya.
Gara yang melihat Alya seperti itu menyergit bingung, kenapa Alya meminta maaf padanya? bukannya pada Azril yang di buat menangis oleh dirinya. Pikir Gara.
"Kak, Alya janji deh gak akan bikin kak Gara marah lagi. Tapi kak Gara mau kan maafin Alya " kata Alya yang sekarang sudah merengek pada Gara.
"Kamu kenapa sih ?" Tanya Gara heran
"Alya minta maaf kak " Jawab Alya .
"Kenapa minta maaf ke saya, bukannya Azril yang di bikin nangis sama kamu " jelas Gara, Alya mengangguk namun juga menggeleng.
"Iya kak, tapi Alya udah bikin kak Gara marah juga" kata Alya lagi dengan Mata yang sedikit berkaca
Gara tak merespon dia meninggalkan Alya menuju ruangan di sebelah kamar nya, ruang kantor yang sengaja di buat oleh dirinya.
Alya menghembuskan nafasnya frustasi Gara benar benar marah padanya. Dengan lesu Alya keluar dari kamar menuju dapur, saat dia berjalan ke dapur dia sempat melihat ruangan dimana Gara berada dia tengah sibuk di hadapan komputer.
Alya kembali menghela nafas dia bingung bagaimana agar Gara tak marah lagi padanya.Alya berjalan ke arah kulkas mengambil beberapa bahan masakan yang tadi dititipkan oleh Sandra. Dia akan memasak.
Talk...
Alya meletakkan masakannya dia melihat kearah ruangan yang di tempati Gara, dia berniat memanggil Gara untuk makan. Namun dilihatnya Gara tengah sibuk menelepon seseorang jadi dia mengurungkan niatnya.
Alya duduk di kursi meja makan sesekali ekor matanya melihat kearah Gara yang masih sibuk dengan pekerjaannya, Alya menghembuskan nafasnya berat entah sudah yang ke berapa kali dia menghela nafas rasanya sesak karena rasa bersalah yang terus menganggunya.
Alya segera berdiri ketika melihat Gara sudah mengakhiri panggilan telepon nya, dengan tergesa-gesa Alya menghampiri Gara yang kini tengah sibuk dengan dokumen di tangannya.
Bahkan Alya mungkin terlalu bersemangat untuk meminta maaf kepada Gara sekarang."Kak Gara" Cicit Alya pelan, awalnya dia sangat yakin untuk meminta maaf langsung kepada Gara namun setelah melihat wajah masam Gara Alya segera mengubah nada bicaranya.
Gara mendongak dia melihat Alya sebentar dan kembali fokus dengan berkas di tangannya.
Alya tetap berdiri memperhatikan Gara sambil meremas jarinya ragu.
"Kak makan dulu Alya cuma mau ngasih tau kalau makanannya udah siap " Kata Alya memberanikan diri setelah diabaikan oleh Gara tadi.
Gara meletakkan dokumen nya kemudian beranjak melewati Alya menuju dapur, Alya segera mengekor di belakang Gara dengan rasa gugup yang terus menekan nya agar segera meminta maaf lagi kepada Gara.
Gara mendudukkan bokong nya dimeja, Alya juga dengan sigap mengambil piring dan lauk pauk kemudian diberikan nya kepada Gara, Gara tentu saja langsung menerimanya mengingat perutnya sudah keroncongan minta di isi sejak tadi.
"Kak " lirih Alya pelan namun masih bisa didengar oleh Gara karena posisinya sekarang Alya tengah berdiri didekatnya.
Gara mendongak melihat Alya yang memilin ujung jarinya.
"Apa ?" Jawab Gara datar, bahkan sekarang dia fokus makan lagi.
"Alya sekali lagi minta maaf" Kata Alya sedikit memelas.
Gara menghentikan makannya bahkan sendok nya sudah dia taruh di atas piring kemudian bersedekap dada, mendongak menatap Alya.
"Kenapa kamu hobi sekali minta maaf Alya ?" Tanya Gara mulai jengah dengan Alya yang sejak tadi terus meminta maaf kepadanya.
"Alya takut kakak marah " Jelas Alya sedikit serak menahan tangis, bahkan matanya sudah berkaca-kaca.
Gara menghamburkan nafasnya pelan, kemudian menatap Alya lekat yang masih menunduk dihadapannya.
"Saya gak marah sama kamu Alya, sudah lebih baik kamu makan " Kata Gara berusaha untuk membuat Alya berhenti meminta maaf lagi padanya.
Alya menggeleng kemudian duduk di kursi dekat Gara.
"Tapi tadi kak Gara marah, Alya gak sengaja teriak tadi habisnya Alya kaget kalau kakak udah di depan Alya, terus Alya lupa kalau Azril lagi tidur" Cicit Alya lagi.
"Sudah saya katakan tadi, saya tidak marah Alya. Berhenti meminta maaf atau saya akan benar benar marah "
Alya seketika mengangguk dia tak mau Gara marah lagi.
"Udah kan sekarang cepat makan " Kata Gara atau lebih tepatnya perintah untuk Alya.
Alya segera mengambil nasi kemudian makan dengan gugup karena Gara yang selalu melihat kearahnya.
"Kenapa kak ?" Tanya Alya karena Gara sejak tadi terus melihat kearahnya.
Gara menggeleng dia kembali fokus makan. Sementara Alya dia bernafas lega setidaknya dia tidak berbuat salah lagi dan kembali membuat Gara marah, untung saja Gara mau memaafkan nya kalau tidak dia gak tahu harus bagaimana kedepannya menghadapi Gara. Cukup pas waktu Azril sakit aja dia di kunci diluar oleh Gara dia tak mau mengulangi kesalahannya lagi, mengingat Gara akan sangat menyeramkan ketika sedang marah.
Mengingat itu Alya bergidik ngeri, dia memang sering diperlakukan buruk oleh Hesti namun dengan Gara berbeda dia akan menjadi lebih menyeramkan dua kali lipat daripada Hesti.
"Alya besok kamu kembali ke rumah lagi " Kata Gara membuyarkan pikiran Alya.
Alya menautkan alisnya heran.
"Saya akan sering lembur, terus mamah juga nyuruh kamu pulang " Kata Gara seolah mengerti raut wajah Alya.
Alya mengganguk mengiakan.
Mereka lanjut makan dalam keadaan hening tak ada lagi suara dari mereka hanya ada suara dentingan sendok yang mengenai piring. Alya merapikan meja setelah selesai sementara Gara dia kembali keruangan kerja.
Jam menunjukkan pukul 21.00 Alya sudah mengantuk namun dirinya bingung harus tidur dimana meningkat di apartemen Gara hanya ada satu kamar tidur yang di pakai sisanya dibuat tempat bermain untuk Azril. Alya mendongak menatap Gara yang masih sibuk bekerja awalnya dia mau tidur dikamar namun mengingat Gara yang mungkin tak akan nyaman membuat dirinya mengurungkan niat, Alya akhirnya memilih duduk di sofa menunggu Gara selesai bekerja dan menanyakan dimana dirinya tidur. Namun sebelum itu terjadi tanpa sadar Alya sudah terlelap di sofa dengan posisi duduk bersandar.
Jarum jam menunjukkan pukul 23.45 Gara bangun dari tempat duduknya rasanya punggung nya begitu sakit karena terlalu lama duduk, dia berjalan keluar dengan membawa gelas di tangannya rasa haus membuat dia harus menunda dulu pekerjaannya. Namun belum sampai di dapur ekor matanya melihat kearah sofa tempat Alya tidur, Gara menghembuskan nafasnya dia meletakkan gelas di meja dan berjongkok dihadapan Alya. Dia menepuk pipi Alya pelan mencoba membangunkan nya namun Alya tak merespon dia hanya menggeliat karena marasa terganggu kemudian kembali tidur. Gara mengguncang bahu Alya pelan namun tak ada respon dia mendengus sebal.
"Ck dasar kebo " Gerutu Gara namun sekarang dia bangkit memposisikan dirinya didepan Alya. Tangannya ia simpan diantara punggung dan lipatan kaki Alya kemudian mengangkatnya membawanya ke kamar.
Gara mengembangkan bibirnya ketika melihat Azril yang tertidur dengan pulas tanpa rewel, dia menurunkan Alya pelan tepat di samping Azril kemudian menyelimuti mereka berdua.
"Tidur yang nyenyak sayang " Kata Gara sambil mengelus surai Azril sayang. Ekor matanya juga menatap Alya sekilas kemudian beranjak untuk melanjutkan niatnya minum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Mom
General FictionAlya terpaksa harus menggantikan Anya sang kakak untuk menikah dengan Gara, orang yang tidak pernah di kenal nya atau bahkan mengenal wajahnya. Permasalahan Alya bukan hanya disitu saja tapi Alya harus dihadapkan dengan situasi yang tak pernah terl...