Sejak tadi Alya hanya sibuk memilin ujung baju , meremasnya berulang kali hingga tak sadar membuat bajunya sedikit kusut. Nafasnya tidak bisa di atur, jantung nya berdetak kencang. Sudah hampir 10 menit dia berdiri tegap di depan pintu tidak ada niat membuka nya. Nafasnya semakin terasa berat rasa gugup terus membelenggu dirinya.
Ini adalah pertemuan pertama nya dengan seluruh keluarga Gara, di pernikahan tadi dia hanya bertemu dengan Ayah dan ibu nya Gara saja.
Saking gugupnya Alya tidak menyadari bahwa tepat di belakangnya ada seseorang yang sejak tadi gemas melihat gerak gerik nya.
"Kenapa gak dibuka pintu nya ?" Tanya seseorang itu mengagetkan Alya.
Sontak hal tersebut membuat Alya refleks menoleh kebelakang.
"Kak Aldo" lirih Alya. Rasa gugup nya seketika hilang."Ternyata kamu orang nya kagetan ya " kata Aldo sambil membuka pintu dan mempersilahkan Alya masuk.
Alya hanya tersenyum dia sedikit malu kemudian mengikuti Aldo masuk ke dalam.
"Kenapa gak bareng Gara ?" Tanya Aldo. Alya hanya menggeleng.
Aldo membawa Alya ke ruangan yang cukup besar di area belakang. Alya berdecak kagum melihat setiap inci rumah yang dilaluinya, interior rumah nya sangat elegan. Vas vas serta foto di susun dengan rapih, set sofa dan berbagai arsitektur indah membuat rumah ini semakin mewah. Tak lupa kebun belakang hijau dengan kolam renang menambah susana yang sangat nyaman untuk bersantai.
Suara ricuh dari ruangan besar itu cukup terdengar jelas di telinga Alya, bahkan sekarang suaranya semakin jelas. Tangan Alya berkeringat kegugupan nya meningkat beberapa kali lipat.
Suasana ruangan yang sangat ramai bahkan set sofa yang cukup besar itu hampir terisi penuh hanya sebagian sofa yang terlihat kosong, ah atau sengaja di biarkan kosong.
Alya mengangkat wajahnya senyumnya tak luput sejak tadi dia masih gugup."Permisi semua..." Teriak Aldo membuat suasana yang tadinya ramai menjadi sepi seketika.
Semua menatap Alya panggilan Aldo hanya berpusat padanya. Alya semakin gugup."Ha...Hallo " sapa Alya sedikit terbata. Kegugupan masih menyerang dirinya buktinya dia menyapa dengan suara sedikit bergetar. Aldo yang berbeda di samping nya menahan senyum.
"Wah... Alya kenapa lama sekali?" Tanya seorang ibu paruh baya yang tak lain Sandra ibu Gara, menyambut Alya dengan antusias. Tangannya yang mulai sedikit keriput memeluk hangat tubuh Alya dan mengusap-usap punggung nya. Alya menyambut pelukan itu dengan sangat lembut, hangat itulah yang Alya rasakan sekarang.
"Ini salahnya Gara ninggalin kamu di depan" protes wanita paruh baya itu.
"Sini mamah mau kenalan kamu sama yang lain " Ajak Sandra menuntun Alya duduk.
"Alya sini " ajak Anwar untuk duduk di dekatnya.
Alya segera menghampiri Anwar dan duduk disampingnya.
"Kamu sudah menjadi bagian dari keluarga ini, saya mohon agar kamu bisa menjaga Gara dan juga Azril" kata Anwar.
Alya mengangguk namun pikirannya tertuju pada Azril, Alya ingin menanyakan nya tapi dia sedikit tak nyaman.
"Alya sebenarnya Gara sudah mempunyai Anak dia Azril Kazi khalish Frahadi baru berusia 4 bulan " jelas Sandra yang mengerti raut wajah Alya.
Alya menatap kosong ke depan ternyata yang Gara katakan benar, sejak tadi dia hanya menganggap itu bercandaan Gara sebagai bentuk kekesalannya.
"Apa keluarga kamu tidak memberitahu ?" Tanya Sandra hati hati.
Alya menggeleng cepat.
Menyadari hal tersebut Sandra melihat suaminya pelan, Anwar hanya mengangguk mengiyakan Sandra.
Sandra mengusap punggung Alya lembut dia tahu keadaan yang sebenarnya gadis yang seharusnya menikah dengan anaknya bukanlah dia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Little Mom
Fiksi UmumAlya terpaksa harus menggantikan Anya sang kakak untuk menikah dengan Gara, orang yang tidak pernah di kenal nya atau bahkan mengenal wajahnya. Permasalahan Alya bukan hanya disitu saja tapi Alya harus dihadapkan dengan situasi yang tak pernah terl...