Gara sibuk membolak-balik dokumen di depannya, dahinya sesekali berkerut merasakan kepalanya yang sedikit pusing akibat terlalu dipaksakan. Ini adalah hari kedua dirinya di Palembang, sejak kemarin sampai, dia sudah dibuat sibuk dengan pekerjaan yang menantinya. Bahkan ia juga tak sempat untuk berkabar dengan Alya atau Azril. Ah rasanya Gara semakin dibuat kesal dengan pekerjaannya, kenapa tidak ada beres-beres nya. Aldo bahkan ikut sibuk membantunya.
"Sudah waktunya makan siang " Kata Aldo yang baru saja datang dengan tangan yang penuh menenteng tas berisi makanan yang sebelumnya dipesan lewat layanan pesan antar.
Gara langsung menaruh dokumen di tangannya menghampiri Aldo yang kini tengah menyusun makanan dimeja.
"Apa masalah yang kemarin sudah beres?" Tanya Gara sambil menyomot makanan dimeja.
Aldo mengangguk " Tinggal sedikit lagi, besok atau nanti malam sudah beres" Jelas Aldo yang diangguki Gara.
"Bagus lah, aku ingin cepat cepat pulang" Kata Gara dengan raut wajah ceria. Semalam ia sudah memutuskan akan mempercepat pekerjaan nya disini, meskipun resikonya dirinya dan Aldo harus lembur tiap malam. Jika bertanya kenapa Aldo menyetujui rencana Gara, sebenarnya ia memiliki Alasan yang sama. Ingin menjalani liburan yang lama dengan kekasihnya. Padahal mereka bisa saja bertemu setelah pulang kerja.
"Baru juga dua hari, udah kaya orang gila. Gimana kalau jadi seminggu" celetuk Aldo yang dihadiahi tatapan mendelik Gara.
"Katanya gak bakalan cinta, toh sekarang bucin juga " Ledek Aldo namun tak dipedulikan olah Gara. Ia hanya sibuk dengan makanan didepannya.
"Dasar " Kesal Aldo yang tak mendapat respon dari Gara.
Seketika suasana menjadi hening, Gara sibuk dengan makanannya sementara Aldo sibuk dengan ponselnya. Namun suara telpon membuat anastesi kedua kembali tersadar. Dengan liriknya Gara menyuruh Aldo untuk mengangkatnya, mau tak mau Aldo beranjak menjawab telepon itu.
"Iya " Kata Aldo menjawab panggilan
"Tolong tunggu dibawah saya akan memberi tahu pak Gara terlebih dahulu" Kata Aldo kemudian menutup telponnya.
"Siapa ?" Tanya Gara juga ikut pemasaran, siapa yang menghubunginya di jam makan siang.
"Istri Lo, katanya dia nunggu dibawah mau nganterin makan siang " Kata Aldo membuat Gara segera menyudahi makannya dan segera beranjak mendekati Aldo dan mendorongnya dengan berbagai pertanyaan.
"Istri gua Alya kan? Kenapa bisa ada disini? Kenapa gak ngasih tahu dulu ? Lo yakin itu Alya ?" Gara mendorong nya dengan berbagai pertanyaan.
"Mungkin, siapa lagi istri Lo kalau bukan Alya " Jawab Aldo tak yakin resepsionis tadi tak memberitahu namanya.
"Gua kebawah sebentar" Kata Gara antusias. Ia berjalan dengan sedikit tergesa gesa namun senyum di bibirnya tercetak dengan sangat jelas bahkan sapaan dari beberapa karyawan yang baru saja kembali dari jam makan siang tak ia balas, ia hanya ingin cepat sampai kebawah memastikan bahwa itu benar benar Alya.
Ah hati Gara rasanya menjadi bahagia berkali-kali lipat disaat dirinya menyimpan rindu beberapa hari ini akan terbalaskan dengan kehadiran Alya disini.
Gara keluar dari dalam Lif dan segera menuju meja resepsionis.
"Dimana istri saya ?" Tanya Gara secara tiba-tiba membuat sang resepsionis sedikit kaget karena tak menyadari kedatangan Gara.
"Pak Gara, itu beliau menunggu diruang tamu" Jelas sang resepsionis sedikit gugup, terlebih ia harus menenangkan detak jantungnya yang baru saja terguncang.
Setelah mendengar itu Gara buru buru meninggalkan meja resepsionis, ia sudah tak sabar ingin memeluk istri kecilnya itu.
"Sayang kenapa kamu gak bilang akan kesini?" Tanya Gara sambil membuka pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Mom
Ficción GeneralAlya terpaksa harus menggantikan Anya sang kakak untuk menikah dengan Gara, orang yang tidak pernah di kenal nya atau bahkan mengenal wajahnya. Permasalahan Alya bukan hanya disitu saja tapi Alya harus dihadapkan dengan situasi yang tak pernah terl...