menjadi seorang ibu

8.5K 232 0
                                    

Hari sudah mulai malam, Alya yang sejak tadi mondar mandir di depan rumah mulai tak sabar untuk bertemu dengan Azril. Sejak pertama dia kesini dia belum pernah bertemu dengan Azril, alasannya karena dia sedang di rumah sakit dan sudah di rawat kurang lebih dua hari karena demam. Alya hanya melihat Azril dari foto yang menempel di kamarnya, kesan pertama Alya saat melihatnya sangat gemas, pipi nya gembul dan merah muda.

Alya memang menyukai Anak kecil, bahkan setiap kali dia melihat bayi selalu membuat nya menangis karena gemas, apalagi dia sekarang akan menjadi seorang ibu yang tak pernah terlintas di pikirannya dalam waktu dekat ini.

Suara deru mobil memasuki gerbang tak luput dari pandangan Alya, mobil Sedan berwarna hitam itu berhenti tak jauh dari tempat Alya berdiri.
Sandra keluar dari mobil dengan mengendong seorang bayi mungil di tangan nya. Alya segera berlari menghampiri Sandra, matanya tertuju pada bayi gemas di dekapan Sandra. Mengerti hal tersebut Sandra menyerahkan Azril kepada Alya.

Dengan sedikit bergetar Alya menyambut Azril ke tangannya, tanpa sadar matanya berair. Bulir air mata yang selalu lolos ketika melihat anak kecil itu turun satu persatu dari mata bulat Alya, namun perasaannya berbeda sekarang yang ada di pelukan nya adalah Anaknya, ah atau lebih tepatnya anak sambungnya.
Sejak Alya mengetahui bahwa dia akan menjadi seorang ibu, dia akan berusaha menyayangi Azril seperti anaknya sendiri dan akan memberikan kasih sayang layaknya seorang ibu yang sebenarnya.

Sandra melihat Alya begitu menyayangi Azril ikut meneteskan air mata nya, dia sangat terharu gadis kecil di hadapan nya begitu keibuan. Mengingat usia Alya yang masih muda.

Sandra mengelus punggung Alya lembut. " Makasih " ucapnya tulus.

Alya menatap Sandra dan tersenyum suara kecil Azril membuat Alya kembali menatap nya. Senyum Alya tak pernah pudar tak kala Azril menggenggam beberapa rambut Alya yang tergerai.

"Wah ternyata Azril lebih gemes aslinya ya mah " Kata Alya.

Sandra tersenyum memamerkan deretan gigi rapihnya bangga.

"Iya dong, cucu siapa lagi dong "

Alya terkekeh mendengar Sandra yang bersemangat.

"masuk kedalam kasihan Azril " interupsi Gara yang sudah ada di belakang Sandra, tangannya penuh dengan barang barang Azril dan beberapa paper bag milik Sandra.
Merasa di suruh Alya segera masuk kedalam dengan menggendong Azril sayang.

"Gar bener kan yang di katakan ayah mu, kalau Alya lebih cocok menikah dengan kamu " kata Sandra. Mengambil papar bag dari tangan Gara dan mengecek nya.

Gara hanya diam dia tak merespon perkataan Sandra.

"Gar kalau mamah lagi ngomong tuh dengerin, jawab kek " protes Sandra merasa diabaikan.

"Gak tahu " jawab Gara acuh tak acuh, dia masuk kedalam meninggal kan Sandra yang sekarang tengah berkacak pinggang setelah mendengar jawaban singkat itu, Sandra menghela nafasnya. Dia mengerti kenapa Gara bersikap seperti itu. Tapi Sandra benar benar bersyukur kalau Alya lah yang jadi menantunya, dia tak bisa membayangkan kalau Anya yang jadi menantunya mengingat pribadi Anya yang risihan dan manja itu. Sandra sudah bisa menebak perilaku Anya beberapa bulan yang lalu ketika dia bertemu dengannya.

***
Alya menidurkan Azril dikamar nya, kamar bernuansa biru serta berbagai macam mainan memenuhi kamar ini, Satu ranjang tidur berukuran sedang juga sengaja di sediakan untuk berjaga-jaga jika Azril rewel tak bisa tidur.

Alya menatap Azril lembut sorot matanya tak lepas dari wajah Azril, bagaimana tidak bayi gembul dan imut ini begitu sangat menghipnotis mata orang yang melihatnya. Mata bulat, pipi gembul yang hampir menutupi setengah hidungnya membuat Alya gemas.

Suara pintu dibuka membuat Alya mengalihkan perhatiannya, tampak Gara masuk sambil menenteng tas Azril kemudian diletakkan di atas ranjang. Gara mengeluarkan beberapa dot dari tas itu dan membawanya keluar. Alya hanya memperhatikan, begitu juga dengan Gara tampak acuh.

Gara kembali lagi dengan membawa dot berisi susu kemudian berjalan menghampiri Alya dan memberikan dot itu.

"Ini Azril belum minum susu " jelas Gara memberikan dot yang sudah di tes kepanasan nya.

Alya mengambil dot itu dan menggendong Azril dipangkunya, seperti seorang ibu yang sangat berpengalaman.

Gara memperhatikan Azril dia tersenyum melihat Azril yang begitu kewalahan dengan susu yang dimakannya.
Gara kembali mendudukkan dirinya di sofa, mengecek pekerjaan yang sempat di tinggalkannya beberapa hari ini karena pernikahan nya.

Jam menunjukkan pukul 21.50, Gara merentangkan tangannya, memijit Tengkuk yang terasa sangat pegal akibat terlalu lama menunduk. Gara melihat Alya dan Azril yang kini tengah tertidur di ranjang.
Gara yang melihat pemandangan itu hanya diam, memperhatikan setiap gerakan kecil Azril yang sangat nyaman di pangkuan Alya.
Pandangan Gara beralih kepada Alya dia memperhatikan setiap inci wajah Alya yang terlihat sangat polos, dalam hati kecil Gara dia merasa kasihan dengan Alya yang harus menjadi seorang ibu di usia mudanya namun kekesalannya terus mengambil alih kepedulian Gara. Dia bangun dan berjalan ke arah Alya mengambil Azril yang berada di pangkuannya, dia berniat memindahkan Azril ke ranjangnya namun gerakan kecil yang di buatnya membuat Alya terbangun.

Alya terkejut dengan keberadaan Gara yang sudah berada di hadapannya dia akan berteriak namun Gara segera menutup mulut Alya dengan mulut nya. Sontak hal itu membuat Alya kaget matanya membulat, nafasnya seakan langsung berhenti begitu juga dengan Gara dia hanya diam tanpa mau melepaskan tautan bibirnya.

Alya segera menarik bibirnya wajahnya memerah rasa panas tiba tiba menjalar ke seluruh tubuh nya.
Begituhal nya Gara dia segera berdiri dengan Azril ditangannya kemudian segera meletakkan nya di ranjang milik Azril.

Mereka diam Alya masih mematung tubuhnya tidak bisa di gerakkan untuk sementara waktu. Gara segera berbalik mengambil berkas berkas di meja kemudian keluar tanpa sepatah katapun.

Alya memegang dadanya yang sejak tadi terus berdegup kencang, kejadian barusan membuat seluruh jantung Alya ketar ketir. Dia menyentuh bibirnya masih tidak percaya dengan kejadian yang begitu cepat seperti kilat tadi.





______________________________________

Happy reading
Jangan lupa vote dan saran nya

Azril Kazi khalish Frahadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Little MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang