Hi semua, aku update lagi ya. Kalau ada typo tolong kasih tanda ya.Happy reading 😉😃
*****
Gara mendudukkan Alya dengan hati hati, setelah kepergian Natasya tadi ia segera membawa Alya masuk kedalam, setelah dirasa Alya duduk dengan nyaman ia kembali beranjak pergi. Alya hendak menghentikan Gara namun sayang Gara sudah berlalu ditelan pintu, tak berselang lama Gara muncul dengan membawa baskom berisi air dan tak lupa handuk kecil juga dia bawa.
Gara berjongkok di depan Alya membuat Alya sedikit kaget karena kakinya ditarik oleh Gara.
"Kompres dulu biar gak sakit lagi " kata Gara yang tahu bahwa Alya sekarang sedikit tak nyaman.
"Gak usah kak lagian itu cuma memar" Tolak Alya sambil berusaha menarik kakinya dari tangan Gara.
Gara menatap Alya tajam ia tak suka jika Alya selalu membantah, Ia sangat tahu jika memar seperti itu dibiarkan saja lama kelamaan akan menjadi sakit. Terlebih ia juga sedikit merasa bersalah karena Natasya Alya menjadi seperti ini.
"Stop membantah Alya, biarkan aku mengobati mu " Pungkas Gara tak mau lagi di bantah.
Alya dengan pasrah hanya diam, sebenarnya ia merasa tak nyaman saja dengan Gara padahal menurut nya kakinya itu baik baik saja, lukanya juga kecil jadi biasa saja. Tapi Gara menanggapinya sangat berlebihan.
Tangan Gara dengan telaten memasukan handuk ke dalam air dan memerasnya, kemudian menempelkannya pada kaki Alya dengan hati hati takut sang empu merasa terganggu. Alya tersenyum samar ia terus melihat wajah Gara yang sangat fokus. Sungguh Alya sudah benar benar jatuh dalam pesona Gara, Semenjak Gara berubah dan sangat baik padanya membuat perasaan Alya semakin membesar setiap harinya. Meskipun tak menampik sampai sekarang ia masih saja gugup jika bersama Gara. Ah dirinya benar benar merasakan yang namanya jatuh cinta itu sekarang.
"Sudah " Gara tersenyum kemudian ia meniup sedikit memar Alya dan mengusapnya pelan.
"Apa masih sakit?" Tanya Gara mendongak melihat wajah Alya.
Alya yang merasa di tatap seperti itu menunduk malu, rasanya pipinya sekarang terasa panas apa ini efek dari tatapan Gara.
"Kenapa ?" Tanya Gara heran dengan Alya yang tak menjawab dan malah menunduk.
"Ah...enggak " Jawab Alya sedikit salah tingkah.
Gara yang tahu akan kondisi Alya menyunggingkan senyumnya, ia mengelus pucuk kepala Alya pelan kemudian berdiri membuat Alya ikut mendongakkan wajahnya menatap Gara.
"Gak usah malu, biasain ya " Kata Gara lagi lagi membuat wajah Alya memerah, dengan cepat Alya menutup wajahnya menghindar agar Gara tak melihatnya sedang salah tingkah.
Gara lagi lagi menyunggingkan senyum, cukup seru juga menjahili istri kecilnya ini.
"Udah gak usah di tutupin, masih kelihatan kok " Kata Gara lagi tak lupa tangannya mencoba melepaskan tangan Alya dari wajahnya.
Alya berusaha menghindar dengan menggeser duduknya, namun gagal karena Gara berhasil memojokkannya diujung sofa.
"Buka dong tangannya, masa gak mau dibuka udahan ya malunya " Bujuk Gara sambil terus mendekatkan dirinya pada Alya. Ia sengaja menggoda Alya karena menurutnya ketika malu Alya sangat menggemaskan.
Alya merasa dirinya terhimpit perlahan ia menjauhkan tangannya untuk mendorong Gara agar menjauh darinya.
"Ih kak Gara sempit tahu " Protes Alya. Tangannya terus mendorong tubuh Gara agar menjauh dari dirinya namun gagal karena Gara berhasil menangkap kedua tangan Alya.
"Ih kak Gara lepas " Rengek Alya berusaha melepaskan tangannya.
Gara semakin gencar menggoda Alya bahkan sekarang Alya semakin terhimpit diantara sofa dan juga tubuh Gara.
"Kak Gara " Rengek Alya Lagi.
"Hmm" Gara hanya menjawab dengan gumaman saja.
"Lepas, Alya sesak nih " mohon Alya mencoba mencari pengertian Gara.
"Hmmm, kamu ngomong apa?" Tanya Gara berpura-pura tak mendengar.
"Ih kak Gara lepas " Rengek Alya lagi. Namun Gara tak menggubris bahkan sekarang dirinya berpura-pura sedang tak terjadi apa-apa.
Alya mulai kesal ia mencebikan bibirnya sebagai tanda bahwa dirinya sekarang tengah marah , Gara yang melihat itu bukan takut malah semakin gemas melihat istrinya itu.
"Udah nih aku lepas " Kata Gara akhirnya sambil menjauhkan dirinya.
Alya tak menyia-nyiakan kesempatan, ia segera berdiri dan mulai menjaga jarak dengan Gara. Gara menyunggingkan senyumnya, ia menarik kembali tangan Alya sebelum Alya benar benar menjauh darinya. Alya terkesiap sekaligus kaget bagaimana tidak sekarang Alya sudah duduk dipangkuan Gara. Alya mencoba bangkit namun Gara menghentikannya.
"Sebentar aja" Lirih Gara sambil menatap manik Alya.
Alya terdiam tak bisa fokus, detak jantungnya sangat cepat bahkan seluruh wajahnya terasa panas. Ia gugup sekaligus malu karena Gara terus menatap dirinya.
Gara menyadari hal itu, ia mengelus tangan Alya lembut mencoba menenangkan Alya.
"Boleh peluk ?" Tanya Gara lembut.
"Hah ?" Bingung Alya, ia tak salah dengarkan Gara meminta pelukan?
"Peluk sayang, boleh ?" Kata Gara lagi.
Dengan malu malu Alya mengangguk, setelah mendapat persetujuan Gara memeluk Alya erat dan lembut. Ia menaruh kepalanya di ceruk leher Alya. Nyaman itu yang Gara rasakan.
Cukup lama Mereka berada diposisi seperti itu, hingga suara tangis Azril berhasil membuat Alya menemukan alasan untuk bisa menghindar dari situasi ini.
"Azril bangun " Kata Alya, menarik dirinya dan mencoba turun dari pangkuan Gara. Menyadari itu Gara dengan cepat menahan pinggang Alya agar tidak pergi.
"Kak, Azril bangun kasihan loh " Kata Alya lagi.
Gara menggeleng " biar aku aja" Kata Gara.
Alya mengangguk dan turun dari pangkuan Gara, Gara juga berdiri namun sebelum beranjak Gara memanggil Alya lagi.
"Alya " Panggil Gara lembut.
"Ada apa kak ? " Tanya Alya penasaran.
"Sini, mendekat " Kata Gara membuat Alya menurut, ia mendekat ke arah Gara.
"Kenapa ?" Tanya Alya lagi.
Dengan cepat Gara mendekatkan dirinya dan mencium pipi Alya, kemudian berlari ke kamar meninggalkan Alya yang masih diam mematung membaca situasi.
Sebelum benar benar masuk, Gara menyempatkan menggoda Alya lagi.
"Jangan bengong Sayang, ini anaknya nangis loh "
Alya tersadar ia memegang pipi bekas ciuman Gara tadi, blush wajahnya langsung memerah karena salah tingkah. Belum juga lama Gara tadi membuat irama jantungnya melompat lompat sekarang malah ditambah lagi, Alya memukul mukul sofa sambil tersenyum senyum, ia benar benar over salah tingkah sekarang.
*******
Maaf kalau part nya sedikit, jujur aku baru bisa update sekarang karena benar sibuk. (sibuk nyari ide yg lupa naroh entah dimana 😁)Happy reading semoga suka ya, jangan lupa Vote dan Sarannya ya.
Terimakasih......
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Mom
General FictionAlya terpaksa harus menggantikan Anya sang kakak untuk menikah dengan Gara, orang yang tidak pernah di kenal nya atau bahkan mengenal wajahnya. Permasalahan Alya bukan hanya disitu saja tapi Alya harus dihadapkan dengan situasi yang tak pernah terl...