Happy reading
-
-
-
-Alya tak henti hentinya tersenyum ketika mengingat perkataan Gara yang mengajaknya untuk memulai lagi hubungan nya dari awal, Alya pikir semua akan sama seperti dulu dengan sikap Gara yang masih akan dingin padanya. Ternyata salah besar Gara berubah dia menjadi lebih perhatian padanya bahkan Alya masih ingat ketika dirinya akan tidur di kamar Azril dengan penuh permohonan Gara mengatakan padanya bahwa mulai detik itu juga Alya harus tidur bersama Gara bahkan Azril yang harus menginap dikamar nya. Dengan masih terkejut Alya menyetujui itu dan di sinilah sekarang Alya berada di apartemen Gara, bukan untuk menginap tapi mereka akan tinggal disini. Tentu semua ini hasil kerja keras Gara yang berdebat dengan Sandra karena Sandra tak mengizinkan Alya untuk tinggal di apartemen dengan alasan dia akan kerepotan. Namun bukan Gara kalau sikapnya gak keras kepala dia bahkan menyogok Sandra dengan cucu baru kalau Sandra mengizinkan Alya tinggal bersamanya. Awalnya Sandra tetap menolak karena permohonan Gara untuk tinggal di apartemen dengan Alya sangat mendadak, namun Gara berhasil meyakinkan nya bahwa mereka sudah sepakat akan memulai hubungan mereka dari awal dan memperbaiki nya. Alya menangkup dagunya memperhatikan Azril yang tengah berceloteh di sofa dengan boneka di sekelilingnya. Rasanya sangat betah sekali melihat bocah gembul itu, sesekali Alya juga menimpali ocehan Azril membuat Azril kian tergelak.
Sapuan di kepalanya membuat Alya mendongak dan didapati Gara yang sudah siap dengan tas kerjanya.
"Kak Gara udah mau berangkat?" Tanya Alya yang diangguki Gara.
"Sarapan dulu kak, mau apa, roti atau apa ? Biar Alya siapin" Tanya Alya lagi kemudian beranjak hendak ke dapur, namun langkahnya di tahan oleh Gara.
"Gak usah duduk aja, aku sarapan di kantor udah telat Aldo udah nungguin " kata Gara yang tidak lagi mengunakan bahasa formal dengan Alya. Alya terdiam dia masih tak biasa dengan perubahan Gara ini. Ya sejak semalam juga Gara mengubah cara bicaranya dengan mengunakan aku-kamu.
Menyadari ke terdiaman Alya, Gara mengelus surai Alya dan merapikan beberapa anak rambut kemudian diselipkan nya ke telinga.
"Kenapa diam ?" Tanya Gara, Alya gelagapan dia menggelengkan kepalanya.
"Kalau begitu aku berangkat dulu, kalau ada apa apa hubungi ya. Terus kalau ada perlu sesuatu atm sama uangnya ada di laci meja kerja " jelas Gara yang diangguki oleh Alya.
Alya mengantar Gara ke depan pintu kemudian menyalaminya, Gara menerima uluran tangan Alya membuat detak jantung Alya meningkat berapa kali lipat. Saat bibir Alya menyentuh punggung tangan Gara, tangan Gara yang satunya mengelus kepala Alya lembut hal itu membuat Alya bergeming semburat merah langsung muncul di pipinya.
"Aku pergi dulu" pamit Gara , Alya mengangguk dan melambaikan tangannya mengiringi Gara yang kian menjauh.
"Hati hati di jalan kak, semangat kerjanya" Kata Alya setengah berteriak karena Gara sudah berada didalam lift.
Setelah kepergian Gara, Alya memegang dadanya yang sejak tadi berdetak kencang, perlakuan Gara membuat dirinya tak karuan perasaannya seakan terbang. Ah rasanya dia semakin jatuh hati pada suaminya yang berubah jadi lembut itu.
"Ternyata kak Gara romantis ya, jadi makin cinta" cicit Alya pelan, kemudian berjalan menghampiri Azril dengan senyuman yang semakin lebar.
****
Gara sampai di kantor kemudian mendudukkan dirinya di kursi kebesaran nya disana dia tak sendiri ada Aldo yang sejak kedatangannya sudah stay di sana.
"Bagaimana dengan perusahaan Ayah Alya? Ah atau perusahaan kita" Tanya Gara memulai pembicaraannya.
"Seperti yang sudah diduga sepertinya ada beberapa pemegang saham yang berbuat curang disana " jawab Aldo tapi matanya tak lepas dari laptop dihadapannya.
"Bagus, setelah kita berhasil menemukan para tikus itu kita akan segera menangkapnya " kata Gara sebelum menghampiri Aldo.
"Haruskah kita umumkan sekarang bahwa perusaan Gun grup udah menjadi perusahaan kita ?" Tanya Aldo penasaran kenapa setelah Gara membeli perusahaan Dany yang notabene nya adalah ayah mertuanya tidak mengumumkan bahwa perusahaan itu sekarang adalah miliknya.
Dulu sebelum menikah Gara memang sudah mau membeli perusahaan Danny yang kala itu sudah mau bangkrut, bahkan Gara tak mengetahui kalau perusahaan itu adalah perusahaan milik teman ayahnya. Kemudian ayahnya mengajukan diri untuk membantu Danny dengan imbalan anaknya harus menikah dengan Gara, sejak awal pernikahan ini terjadi hanya karena bisnis. Gara yang ingin membeli perusahaan Danny namun Danny menginginkan pernikahan anaknya sebagai pengikat. Gara sejak awal menolak karena dia merasa dia mampu mendapatkan perusahaan itu tanpa harus mengikat hubungan, namun Anwar ayahnya tetap kekeh dengan pendiriannya dengan menggunakan Azril sebagai alasan membutuhkan sosok seorang ibu.
"Jangan dulu, kita harus menangkap para pemegang saham nakal itu terlebih dahulu" Kata Gara, Aldo mengangguk kan kepalanya tanda mengerti.
"Alya udah tahu kalau sekarang perusahaan ayahnya udah jadi milik lo ?" Tanya Aldo sekali lagi.
Gara menggeleng sebagai jawaban, dia tak memberi tahu Alya tentang masalah ini toh tidak ada hubungannya juga kan. Ya meskipun Alya adalah anak dari Dany tapi dia tak ada hubungannya dengan bisnis ini.
"Lain kali lo kasih tahu, jangan sampai dia mikir yang enggak enggak karena perusahaan ayahnya udah jadi milik lo " Nasehat Aldo.
Gara hanya mengangkat bahu acuh, dia tak mau ambil pusing untuk membahas hal itu dengan Alya ini adalah urusan bisnis bukan urusan keluarga.
"Jangan sampai dia mikir kalau dia dijual ke lo Gar " kata Aldo disertai kekehan kecil.
"Secara tak langsung bisa disebut seperti itu, toh tujuan awal pernikahan ini memang ingin mendapatkan perusahaan itu kan " sahut Gara santai, meminum kopi milik Aldo yang sebelumnya sudah ada di meja, melihat itu Aldo mau protes tapi Gara lebih dulu membungkamnya dengan memberikan selembar uang seratus ribu sebagai gantinya.
"Bisa aja lo Gar" Ringis Aldo menerima uang seratus ribu itu dan memasukkannya kedalam saku kemeja birunya.
"Eh tapi bukannya alasan pernikahan lo itu buat nyari ibu untuk Azril?" Tanya Aldo penuh tanda tanya.
"Itu alasan kedua " jawab Gara. Aldo mengangguk kemudian menggeleng tak habis pikir dengan jalan pikiran Gara. Pernikahan yang seharusnya sakral ini malah dijadikan bisnis juga.
"Eh ngomong-ngomong, lo udah pindah ke apartemen ya ?" Tanya Aldo merasa ingat dengan perkataan Sandra semalam pas dirinya menanyakan keberadaan Gara yang waktu itu di telpon tak diangkatnya, alhasil dia menghubungi Sandra karena perlu dengan Gara.
"Hem " jawab Gara singkat
"Udah mulai nerima pernikahan lo ?" Tanya Aldo lagi.
"Gua coba " jawab Gara.
Aldo mulai kepo dia menatap Gara serius. "Tapi lo tulus gak ngejalanin nya? Jangan sampai lo bikin Alya sakit hati lagi" selidik Aldo tak percaya
"Masih belum, gua masih belum terbiasa. Lo tahu sendiri kan kalau gua gak mudah dekat sama cewek " cicit Gara, jujur dirinya belum bisa menerima pernikahan ini sepenuhnya namun dia akan mengikuti arus mungkin perlahan dia akan nyaman dengan Alya disisinya.
"Gua dukung keputusan lo sekarang, Alya baik loh sayang kalau disia-sia in " Aldo menepuk pundak Gara memberikan dukungan. Sementara Gara hanya diam menatap lurus ke depan entah apa yang sekarang sedang dipikirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Mom
Ficção GeralAlya terpaksa harus menggantikan Anya sang kakak untuk menikah dengan Gara, orang yang tidak pernah di kenal nya atau bahkan mengenal wajahnya. Permasalahan Alya bukan hanya disitu saja tapi Alya harus dihadapkan dengan situasi yang tak pernah terl...