Epilog

52 6 0
                                    

❦︎❦︎❦︎

"Usiamu harusnya bertambah, tetapi kehidupanmu telah usai."

❦︎❦︎❦︎

Empat Juni 2021

Kini, tepat di mana Qiran seharusnya berusia 17 tahun. Namun, Tuhan berkendak apa yang tak dapat disanggah oleh siapa pun. Hal yang dapat dilakukan oleh semua orang yang menyayangi Qiran adalah mendatangi makamnya dan menghapus rindu yang kian membuncah.

Kenzie dan yang lainnya menaburkan bunga di atas gundukan. Mereka tidak menyangka jika Qiran akan meninggalkan mereka secepat ini. Andai saja Qiran masih berada dan berpijak di atas tanah, yang mereka akan lakukan adalah memberikan sebuah kebahagiaan.

"Qiran, lo tau nggak? Gue suka banget kotak musik dari lo. Kado dari lo itu paling spesial menurut gue. Meskipun lo udah gak ada, pasti lo liat kita 'kan sekarang? Oiya, selamat ulang tahun. Semoga lo selalu bahagia," ucap Karin sembari kembali mengeluarkan air matanya.

"Hai, Qiran! Makasih udah jadi sahabat gue yang paling baik. Happy birthday! Kalo lo masih ada di sini, gue akan kasih apa pun yang lo mau. Tapi, sayangnya lo udah gak bisa lagi bareng-bareng sama kita. Cuma doa yang bisa gue kasih buat lo." Mata Nara memanas. Qiran begitu berarti baginya.

"Hai, Kakak di sini buat ngilangin rasa rindu Kakak buat kamu. Kakak sangat merindukanmu kemarin, sekarang, esok, ataupun nanti. Dalam hari Kakak, yang selalu aku harapkan itu bisa bareng terus sama kamu. Tapi, semua itu cuma angan. Makasih udah hadir di hidup Kakak sebagai seorang adik yang setangguh baja. Happy birthday and happy sweet seventeen my sister," ucap Kenzie seraya mengusap lembut nisan yang bertuliskan nama adiknya.

"Selamat ulang tahun, Dek. Semoga kamu mendapat kebahagiaan di sisi Tuhan," ucap Keano seraya menaburkan bunga di gundukan tanah.

"Kakak pernah merasa iba sama kamu karena melihat banyak bekas luka di tubuh kamu. Akan tetapi, saat kakak mendengar cerita kamu, Kakak yakin, kamu gadis yang kuat. Sekarang kamu gak akan mendapat siksaan lagi. Always be happy!" Naura tersenyum mengingat betapa tangguhnya sosok yang pernah dia kenal.

"Barakallah fi umrik, Qiran. Jangan lupa mampir di mimpi Abang, ya. Jangan mampir di warung Abang, nanti pelanggan pada kabur." Ucapan Jojo sontak mengundang tatapan tajam dari semua yang ada di sana.

"Kami pamit dulu."

Mereka pulang dengan tangan saling menggenggam. Mereka saling menguatkan satu sama lain. Mencoba tetap ikhlas dan menjalani kehidupan dengan normal. Kehilangan bukan berarti harus menyerah. Kehilangan tidak berarti harus terpuruk. Tuhan mengambil apa yang kita sayang karena Dia lebih menyayangi itu.

Selepas kepulangan mereka, ada seseorang yang mendatangai makam Qiran. Tentunya dengan sekeranjang bunga di tangannya. Meskipun sudah banyak bunga-bunga yang tertabur, tetapi orang itu tetap menaburkan bunga yang dia bawa. Rasanya begitu sesak melihat orang yang dia cintai telah terkubur di dalam tanah.

"Hai, selamat ulang tahun. Masih kenal sama Kakak 'kan? Kamu tau, kakak sayang banget sama kamu. Bahkan Kakak cinta sama kamu. Dari awal Kakak disuruh Bang Al buat mata-matai kamu, dari situ aku jatuh hati sama kamu. Melihat kamu terluka, aku juga ikut terluka. Memang benar, hal yang paling berat dalam mencintai adalah mengikhlaskan. Bukan untuk orang lain, tetapi untuk Tuhan. Tuhan lebih sayang sama kamu dari pada aku ataupun kakak dan sahabat kamu. Terima kasih telah memberikan secuil kenangan. Semoga tenang di alam sana."

Chandra tersenyum miris melihat kisah cintanya. Belum sempat dia berjuang, tetapi Tuhan sudah memberi isyarat untuk berhenti. Tidak apa, mungkin Tuhan sudah menyiapkan perempuan yang lebih baik lagi dari pada Qiran.

❦︎❦︎❦︎

Qiran Adhisti, sebuah nama berasal dari bahasa sansekerta yang bermakna cahaya matahari. Namun, pada kenyatannya hidup Qiran tidak seindah cahaya matahari. Mungkin dia menyinari kehidupan orang lain. Akan tetapi, dia tidak mampu menyidari dirinya sendiri. Dia tudak mampu menghibur dirinya yang penuh luka ini.

Kini, Qiran telah tiada. Semua yang berkaitan dengan Qiran perlahan akan hilang dan menjadi kenangan. Sosok gadis remaja tangguh yang tak pantang menyerah dalam menghadapi kehidupan. Apa pun dia lalukan demi kebahagiaan sang ibu, hingga nyawa yang menjadi taruhannya.

Dari: Semua orang yang menyayangimu.
Untuk: Qiran Adhisti

Beribu luka yang tertanam dalam dirimu, tak akan ada yang bisa mengobati. Sebuah senyuman yang terukir dari bibir itu hanya sebuah topeng untuk menutupi luka di hati. Sikapmu selayaknya seseoarang paling bahagia itu hanya sebuah kebohongan semata.

Qiran ... terima kasih telah hadir di hidup kami. Hidup kami tak akan berwarna tanpamu yang selalu menghadirkan pelangi. Bahagialah di surga. Jangan lupakan kami yang senantiasa mendoakanmu di setiap sujud. Tadahan tangan kami tak akan lepas dari namamu.

Kamu itu cahaya matahari bagi kami, tetapi kamu bagaikan lilin bagi dirimu sendiri. Kami tahu, kamu tidak pernah bahagia saat kamu sendiri. Terlebih siksaan ibumu itu seperti seoarang iblis yang mengamuk hingga mengiris hati. Kamu itu gadis paling kuat yang pernah kami kenal. Tetaplah menjadi cahaya matahari meski kamu tak lagi ada di sisi kami.

Selamat jalan Qiran. Semoga tenang, doa kami selalu menyertaimu.

❦︎❦︎❦︎

Kebumen, 14 April 2021

Invisible WoundsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang