PROMISE XIV

427 60 5
                                    

"Wooyoung, apa tidak berlebihan kalau kau bersikap seperti itu pada Yeosang?" ujar Choi San yang saat itu sedang berjalan berdua dengan Wooyoung untuk pulang. Wooyoung tidak menjawab pertanyaannya dan terus berlajan. Matanya tampak kosong serta penyesalan menyelimuti dirinya.

"Apa kesalahannya terlalu besar hingga tidak bisa kau maafkan?" lanjut San di tengah perjalanan pulang.

"Dia berbohong padaku, San. Bahkan sampai bertahun-tahun lamanya" jawab Wooyoung sedikit menundukkan kepalanya.

"Kau sudah dengar penjelasan dari Yeosang? Mungkin dia punya alasan" Wooyoung menghela nafasnya panjang.

"Sudahlah" mereka melanjutkan perjalan menuju rumah San. Wooyoung tidak menjelaskan secara detail pada San apa yang sebetulnya terjadi mengingat hari sudah semakin malam dan dia sedang berada di situasi yang sulit.

•••

Di lain tempat, Yeosang kembali ke rumah setelah bertengkar dengan Wooyoung beberapa waktu lalu. Rasa malu dan sedih bahkan masih membekas jelas pada dirinya karena perilaku Wooyoung. Dia masuk ke dalam rumah, melihat seisi rumah lalu dia mulai menangis. Benaknya selalu berteriak bahwa apa yang sedang terjadi adalah kesalahannya. Meskipun, tidak sepenuhnya begitu. Yeosang mengakui bahwa keputusan yang dia ambil di masa lalu adalah sebuah kesalahan yang tidak seharusnya dia perbuat. Dia menyesali segala sesuatunya.

Setelah beberapa waktu, Yeosang mengambil seluruh pakaiannya dan barang-barang penting untuk dia bawa pergi. Pria itu memutuskan pergi meninggalkan rumah dan menginap di toko bunga miliknya. Dia pikir, hanya toko bunga itu hak milik Yeosang. Dia juga sempat berfikir kalau hal ini sedikit berlebihan namun Yeosang tidak ingin semakin memperburuk keadaan. Sebelum dia pergi, Yeosang meninggalkan rumah dengan kondisi yang rapi agar ketika Wooyoung kembali, dia tidak perlu merapikan barang-barang yang lain.

"Apa kau yakin akan tinggal di sini?" ujar Seonghwa yang membantu Yeosang memindahkan barang ke dalam toko. Seonghwa tidak tahu persis masalah seperti apa yang menimpa Yeosang karena pria itu diam membisu selama di perjalanan.

"Hm" Yeosang mengangguk pelan sembari membawa barang-barangnya. Dia tidak banyak bicara karena dia dalam kondisi yang tidak baik. Seonghwa mencoba mengerti akan hal itu lalu melanjutkan untuk membantu Yeosang.

"Kau sudah makan?" kata Seonghwa setelah mereka selesai memindahkan seluruh barang.

"Aku sudah makan" namun keadaan berkata lain dimana perut Yeosang berbunyi ketika dia sedang bicara. Seonghwa menyeringai tajam pada Yseosang lalu dia mulai memesan makanan cepat saji. Dia memesan nasi dan sup daging karena malam ini terasa lebih dingin di banding hari-hari sebelumnya.

"Kau kenapa?" Seonghwa kembali bertanya pada Yeosang yang tampak murung. Dia menempatkan kursi pelanggan di samping Yeosang untuk menenangkan Yeosang. Pria itu tengah  menenggelamkan kepalanya ke dalam lipatan tangannya.

"Yeosang..." Seonghwa menepuk pelan pundak Yeosang.

"Kenapa Wooyoung begitu padaku?" isakan tangis Yeosang mengejutkan Seonghwa . Dia tidak pernah melihat Yeosang menangis terlebih karena orang terdekatnya. Seonghwa sedikit panik kala itu.

"Apa yang Wooyoung lakukan?"

"Di-dia membentakku dan membuang seluruh makanan yang aku bawakan. Aku memang salah, tapi dia tidak harusnya begitu kan?" ujar Yeosang dengan nafas yang terengah-engah. Seonghwa menghela nafasnya berat, dia mengumpat lalu mengutuk Wooyoung setelah mendengar penjelasan Yeosang.

"Sekarang Wooyoung meninggalkanku sendiri di rumah berhari-hari. Aku berusaha untuk meminta maaf dengan membawakan makanan di pertandingan sepak bola. Ta-tapi dia malah membuangnya dan membentakku" Yeosang semakin terisak ketika menjelaskan secara jelas apa yang terjadi beberapa waktu lalu. Saat itu, Seonghwa ingin sekali mendatangi Wooyoung dan membentaknya namun mengingat dia tidak ingin ikut terlibat akhirnya Seonghwa mengurungkan niatnya.

"Semua akan baik-baik saja, Yeosang. Kalian berdua hanya butuh waktu untuk menyelesaikan hal ini."

"Wooyoung tidak akan selamanya seperti ini begitu juga denganmu" sambung Seonghwa berusaha untuk menenangkan Yeosang yang masih menangis.

"Kau pasti dapat melewati ini" Seonghwa menepuk pundak Yeosang.

•••

Wooyoung berjalan menuju super market terdekat dari rumah San. Dia ingin membeli sesuatu untuk dimakan mengingat Wooyoung belum makan apapun hari ini. San sudah tertidur sejak kembali ke rumah beberapa waktu lalu, sehingga Wooyoung harus membeli makanannya sendiri.

Dia mengambil ramen instan dan membuatnya di sana untuk segera dimakan. Super market itu menyediakan kursi dan meja untuk pembeli yang ingin menyantap makanan di tempat.

"Ya Tuhan, dingin sekali" gumamnya menunggu ramen yang sudah diberi air panas.

Ketika itu, seorang pria yang dia kenal datang dan duduk berhadapan dengannya. Wooyoung merubah ekspresi wajahnya menjadi lebih tajam karena Song Mingi berada di depannya saat ini. Tanpa pikir panjang, Wooyoung mengambil ramen miliknya dan memutuskan untuk pergi namun Song Mingi menahan pria itu.

"Kau menakutkan juga ya ketika sedang marah" ujar Mingi. Wooyoung menolehkan kepalanya ke arah Mingi.

"Kau bahkan membuat pria itu menangis" sambung Mingi. Wooyoung heran bagaimana bisa pria itu tahu soal kejadian sore tadi di gedung olahraga. Dia rasa, Mingi meninggalkan gedung sebelum pertandingan selesai.

"Apa maksudmu?" sahut Wooyoung.

"Biar aku mengingat nama pria itu, hmm Kang Yeosang? Ah ya benar Kang Yeosang" Wooyoung meletakan kembali makanannya lalu mendekati Mingi.

"Jangan menyentuhnya!" ujar Wooyoung.

"Masih belum" jawab Mingi sembari mendorong tubuh Wooyoung menjauh darinya.

"Jangan pernah menyentuh Yeosang!" ucap Wooyoung pada Mingi dengan penuh penekanan. Mingi tertawa keras melihat Wooyoung yang tampak kesal.

"Kau ini kenapa? Aku hanya ingin berkenalan" Mingi menyeringai pada Wooyoung untuk membuat Wooyoung semakin marah.

"Kalau kau menyentuhnya sedikit saja, kau akan berurusan denganku!" tambah Wooyoung.

"Niatku memang begitu, supaya kau berurusan denganku" Mingi mendorong Wooyoung dan meninggalkannya.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang