PROMISE XV

377 54 8
                                    

Rasanya sedikit berbeda karena pagi ini, Kang Yeosang harus bangun di toko bunga. Beberapa waktu lalu, Yeosang masih berada di rumah itu bersama Wooyoung dan dia sudah mulai sibuk untuk mempersiapkan segalanya di sana. Namun saat ini, dia harus bangun  di ruangan sempit juga dingin. Dia bahkan tidak membawa selimut dari rumah, dan hal itu semakin memperburuk kondisinya.

Yeosang mengangkat badannya untuk berdiri dan mulai beraktifitas seperti halnya di rumah lama. Mungkin yang membuat berbeda adalah dimana dia tidak harus pusing mengurus makanan untuk dirinya dan Wooyoung. Dia tidak perlu memasak di pagi hari lagi dan memutuskan membeli makanan cepat saji. Kemarin, Yeosang bersama Seonghwa mendatangi mini market untuk membeli beberapa makanan sebelum menuju toko. Dia mengira, makanan itu akan cukup untuk 1 sampai dengan 2 minggu.

Yeosang berdiri di depan cermin yang berada tak jauh dari meja kasir toko. Dia menatap wajahnya di cermin lalu menata rambutnya yang sudah mulai melewati bahu. Yeosang agak sedikit terganggu oleh itu karena akhir-akhir ini rambut panjangnya menggeletik lehernya.

"Apa aku potong saja, ya?" dia akan memotong rambut siang ini.

•••

"Wooyoung, hari ini ada latihan bersama perlatih. Lekas bangun!" seru Choi San sembari menggerakan tubuh Wooyoung. Pria itu masih tidak menghiraukan San yang sudah hampir 30 menit berada di sana hanya untuk membangunkannya. Choi San tidak menyerah sampai di situ, dia menarik rambut Wooyoung ke belakang hingga pria itu kesakitan dan tersadar dari tidurnya.

"Kau gila?!" ucap Wooyoung meringis kesakitan karena Choi San menarik rambutnya.

"Kalau tidak begitu, kau tidak akan bangun" jawab San membuka tirai dan jendela kamar. Wooyoung menutup matanya dengan tangan karena terlalu silau.

"Cepat mandi sebelum pelatih akan menghukum kita" Wooyoung berdiri menuju kamar mandi dengan kuciran rambut yang masih berantakan.

"Potong rambutmu!" sambung Choi San.

"Sudah tampan. Jadi tidak perlu"

Sebelum Wooyoung mandi, dia terlebih dahulu memeriksa ponselnya yang mati sejak beberapa hari. Dia mulai mengaktifkan ponselnya dan menerima pesan serta panggilan dari beberapa orang. Dia juga menerima email dari tempat Wooyoung bekerja. Sudah hampir 1 bulan Wooyoung tidak datang bekerja karena terus berlatih di gedung olahraga bersama anggota yang lain. Mungkin dalam waktu dekat, Wooyoung akan memutuskan kontrak dari tempat kerjanya dan fokus pada sepak bola.

Selain itu, dia juga menerima pesan dan panggilan yang banyak dari Yeosang. Wooyoung sedikit ragu untuk membuka pesan itu karena terlalu banyak. Dia memutuskan untuk membuka beberapa.

"Wooyoung, aku minta maaf ya?"

"Apa tidak bisa dimaafkan?"

"Aku mengaku salah"

"Sudah makan?"

"Aku akan datang melihatmu besok di gedung olahraga"

"Kau jahat"

"Brengsek"

"Tidak ingin pulang?"

"Dingin sekali"

Wooyoung berhenti membaca pesan dari Yeosang karena dia tidak dapat menahan rasa bersalahnya. Pesan terakhir yang dia buka, diterima pada pukul 1 dini hari tepatnya tadi malam.

"Dingin? Bahkan tadi malam saja tidak hujan" dia meletakan ponselnya di atas meja lalu bergegas untuk mandi.

•••

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang