14 Februari Pukul 20.23
Ara sudah daritadi mondar mandir di lobby hotel tempat pesta valentine itu. Tetapi orang yang ditunggu nya sejak tadi belum muncul juga. Padahal Audy sudah berkata akan datang hari ini ke pesta bersamanya.
Rama yang melihat kegelisahan Ara pun segera menghampirinya. "Kenapa cewek lo belum dateng? Telfon aja kali, lo kaya hidup di jaman batu tau."
"Udah, tapi nggak aktif."
Tiba tiba Cam muncul, ia berkata kepada Ara, "Audy nggak bakal dateng. Dia bilang dia ga mau sakit hati lagi, sama Rama."
Ara menatap Rama. Rama tidak tahu bagaimana rasanya menjadi Audy, yang di dekati dan diberi harapan lalu langsung ditinggal pergi. Rama hanya bisa menunduk mendengarnya. Ia merasa bersalah. Seharusnya ia tidak mengajak Cam kesini. Apalagi notabanenya Cam sahabatnya Audy. Siapa sih yang tidak sakit hati? Walaupun Audy juga sengaja berpacaran dengan Ara hanya untuk melihat respon Rama. Tapi itu setimpal kan atas apa yang sudah dilakukan Rama kepadanya.
"Kata siapa gue ga dateng?" tiba tiba Audy datang dengan wajah terangkat yang jelas membuat mereka bertiga terkejut. Terutama Cam. "Tadi lo bilang lo ga dateng?"
Audy tersenyum miring, "emang lo kira gue terlalu bodoh buat sahabatan 6 tahun sama lo dari smp? emang lo kira gue ga tau kalau lo diem diem suka sama Rama dan cuman mau ngehancurin gue doang?"
Cam terkejut mendengar pernyataan Audy. Rama menatap Cam meminta penjelasan. Lalu Cam menormalkan kembali wajah terkejutnya. Ia membalikkan badan menghadap Rama, "Iya gue suka sama lo. Puas?"
"Dan iya, Dy. Gue nggak suka lo deket sama Rama karena gue udah lama suka sama Rama. Silahkan nikmatin waktu lo semua." setelah mengatakan hal itu Cam melenggang pergi.
Sekarang hanya tersisa Audy, Ara, dan Rama. Kalau saja Rani tidak memberitahu bahwa Rama pergi bersama Cam dan memberitahu bahwa Cam menyukai Rama, mungkin hubungan Audy dan Rama yang akan semakin menjauh.
Ara lalu segera mengajak Audy ke lantai dansa. Mati matian Audy mencoba berdansa. Sebenarnya dari semalam, Audy sudah meminta diajari berdansa oleh Mama nya.
Saat mereka sudah berdansa, Ara tertawa kecil. "Lo ga bener bener bisa dansa kan?" Audy tersenyum malu, "Haha, yah geli lah. Gimana sih Audy yang terkenal banget suka nabokin orang di sekolah jago dansa? Kan ga lucu." Ara kembali terkekeh.
Tiba tiba Audy dan Ara dihampiri oleh Rama yang sejak daritadi memperhatikan mereka. "Boleh gue sama Audy... sebentar?" Audy menoleh tidak percaya kearah Rama. Ia ingin menolak, tetapi Ara keburu mengizinkan dan pergi ke tempat makanan.
Rama sudah benar benar di hadapannya sekarang, bahkan jaraknya begitu dekat. Audy sampai bisa mencium (lagi) wangi parfum yang biasa Rama pakai. Sementara Audy yang sedang mencoba mengatur degup jantungnya.
"Hai, Dy," Rama tersenyum yang hampir saja membuat Audy roboh karena belakangan ini ia tidak pernah melihat senyuman itu lagi. Hati hati Audy menjawab, "Hai." Lalu hening kembali tercipta diantara mereka. Rama terus menatap Audy tepat di matanya. Sedangkan Audy mencoba mengalihkan pandangannya. "Liat gue, Dy." Dengan terpaksa Audy menatap Rama.
"Kenapa sih lo ngehindarin gue?"
Audy tersenyum, "bukannya lo yang bilang ke gue kalau ga mau kenal sama gue lagi?yaudah."
"Secepat itu ya?"
"Apa?"
"Lo ngelupain cinta kita?"
Audy lantas tertawa, "ngelawak lo? mungkin maksud lo dare 5 hari dari Ara itu ya?" Rama terdiam.
"Gue tantang lo, selama 24/7."
"Apaan?"
Rama tersenyum. "Ayo mainkan sebuah pemainan. 1. ayo berkata manis 2. ayo berantem 3. ayo ngobrol 24/7 4. bilang selamat pagi atau malem ke satu sama lain 5. ayo jalan bareng bareng 6. ayo kasih nama panggilan 7. ayo berkumpul dengan teman masing masing bersama 8. kencan 9. ayo ngobrol di telpon sepanjang malam 10. saling pegang tangan 11. ciuman pelukan. Yang jatuh cinta duluan, kalah. Gimana?"
Mata Audy membulat mendengar tantangan itu. Ia menjawab, "gila aja lo, gue kan masih sama Ara."
"Gue udah ngomong sama Ara. Tenang aja, yang kalah harus nurutin 10 permintaan yang menang. Atau lo takut?"
"Ga! Siapa bilang gue takut. Yaudah gue terima tantangan lo." setelah mengatakan hal itu Audy langsung melepas paksa tangan Rama dari tubuhnya. Ia mulai berjalan mundur.
"Tantangannya dimulai besok."
Tenang aja, Dy. Gue pasti kalah. Karena sekarang aja gue udah kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gone
Teen Fiction[BEBERAPA PART DI PRIVATE] karena authornya sendiri malu dengan tulisan ampas ini :( . . "Kalau gue bilang sebenernya gue udah suka sama lo dari kelas 10 sebelum kita berantem gimana? Apa lo bakal bilang hal yang sama? Lo juga suka sama gue?" "Iya...