Gone: The Reunion

4.7K 179 7
                                    

A/n

Akhirnya setelah ending yang gantung, selesai juga \(•-•)/

First entry: 02/02/2015
Last entry: 07/07/2015
---------------------

"Perhaps we'll meet again. When we're better for each other."

Pertandingan tim basket putra nasional, di bulan Januari. Audy duduk di tribun penonton barisan paling depan bersama Cam. Mereka sudah lama menantikan pertandingan ini dan akhirnya terjadi juga.

Saat pertandingan dimulai, Audy mulai memfokuskan diri pada pertandingan. Sampai sampai ia berteriak heboh saat Tim Bumi Agung yang didukungnya mencetak angka. Cam segera menutup telinganya sebelum terjadi hal hal yang tidak diinginkan.

"Cam, gue ke toilet bentar ya. Lagi break kuarter 4 juga. Bentar lagi selesai. Tunggu ya." Setelah mengatakan hal itu Audy langsung beranjak ke toilet yang berada disebelah ruangan pemain.

Tetapi ia membatalkan niatnya untuk pergi ke toilet saat melihat seseorang yang ada di kursi pemain cadangan. "Nico?" panggil Audy tanpa sadar. Orang tersebut menoleh. Saat mengenali Audy ia langsung menghampirinya.

"Audy? Apa kabar?" tanya Nico. Ia juga terlihat tidak mempercayai pertemuan mereka. "Baik." jawab Audy. Hening sejenak setelah itu. Kemudian Nico mengajak Audy untuk masuk ke ruangan pemain untuk berbincang. "Jadi sekarang lo pemain basket ya?" Audy bertanya saat sudah duduk didalam ruangan pemain tersebut.

Nico mengangguk. "Gue tau dari cara lo ngomong, lo ngeraguin kemampuan gue. Sebenernya gue juga ragu sih." Mereka berdua pun tertawa.

Audy hendak mengatakan sesuatu. Tetapi ia terlihat ragu ragu harus mengatakannya atau tidak. Akhirnya ia memutuskan untuk berkata. "Rama gimana kabarnya?"

Nico tersenyum tipis. "Jadi, semua ini masih tentang Rama ya? Empat tahun ga cukup buat lo ngelupain orang yang bener bener buat lo nangis bombay?"

Audy menunduk, menghindari kontak mata dengan Nico yang sedang mengintimidasinya.

Nico menghela napas panjang. "Rama dulu sempat masuk di tim Bumi Agung ini." Kalimat Nico sudah membuat Audy menahan napasnya.

"Tetapi, dia keluar dari tim. Dua tahun yang lalu. Gue menyesali keluarnya Rama dari tim. Karena ia menguasai tembakan tiga poin." sambung Nico.

"Kenapa Rama keluar dari tim?" tanya Audy yang tidak dapat menyembunyikan rasa ingin tahunya.

Nico terlihat ragu ragu untuk mengatakannya. Walaupun akhirnya ia bersedia untuk memberitahu. "Rama mencintai basket. Dan gue yakin lo pasti tau hal itu. Ga mudah untuk seseorang yang cinta sama basket keluar begitu aja dari tim. Tanpa alasan yang sepele. Rama keluar dari tim karena.." ucap Nico menggantungkan kata katanya.

"Dia mau ngelupain lo. Lo satu satunya orang yang bisa ngebuat dia inget sama lo cuman dengan main basket. Jadi disini bukan cuman lo yang berusaha move on." jelas Nico yang menyambungkan kata katanya tadi.

Audy semakin menundukkan kepalanya. "Tapi kenapa dia harus ngelupain gue? Bahkan kita terakhir kali komunikasi pas akhir semester kelas 11. Dan walaupun kita sekelas, kita ga ngobrol sama sekali."

"Gue ga seharusnya ngasih tau hal ini ke Rama. Gue udah janji ke dia." Nico seolah enggan memberi penjelasan. Audy memasang muka memelasnya. Nico pun menyerah.

Ia menghela napas panjang panjang. "Ini yang terakhir kali gue ngasih tau ke lo. Rama ga pernah suka ataupun jatuh cinta sama lo. Rama cuman ga mau sendirian pas dia baru baru putus. Soal dare itu, itu sebenernya Rama sendiri yang ngerancang. Dia cuman mengkambing hitamkan Ara."

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang