15/03/2015 - vanessavs
"Gue benci sama lo!" Teriak Audy untuk kesekian kalinya kepada Rama. Sekarang Audy malah merasa menjadi anteknya Rama gara gara ia kalah tantangan itu.
"Eh inget lo kalah. Diem dan turutin permintaan gue." Balas Rama santai yang membuat Audy tambah kesal. "Pengen banget ya lo berasa gue bakal mikir 'your wish is my command' NAJIS GA BANGET DEH."
Rama tidak menggubris perkataan Audy. Ia masih menyeret nyeret Audy sekeliling mall. "Kalau lo gue beliin vanilla cream lo mau diem plus tenang?"
"Ogah. Gue mau pulang!" Audy berteriak kecil sampai beberapa orang disekitarnya menoleh kearah mereka. Rama melirik Audy was was, "Eh lo berhenti deh teriak gitu, ntar gue dikira mau ngapa ngapain lo."
"NAJIS GUE JUGA GA MAU." Setelah berkata begitu Audy langsung mendorong Rama sehingga ia terjungkal kebelakang. Beberapa pengunjung langsung melirik dan agak berjalan mendekati mereka. Rama meringis kesakitan. Audy tertawa puas, "Sukurin! Emangnya enak diseret seret kayak apa aja!"
Audy langsung berlari meninggalkan Rama yang masih terduduk. Rama berusaha bangkit untuk mengejar Audy tetapi ia justru kembali terjatuh dan mengundang tawa banyak pengunjung. Terpaksa ia menahan malu dilihat oleh banyak orang.
Dirumah Audy ia sedang skype dengan Arya untuk membicarakan kejadian di mall tadi. "Gila, Ya. Gue geli sendiri. Padahal tadi gue mau nendang anu nya tapi berhubung itu bakal merusak dan menyuramkan masa depan dia jadi gue lebih milih buat ngedorong dia aja."
Arya tertawa terbahak bahak. Ia sangat geli mendengar cerita Audy. Walaupun notabene nya Arya merupakan teman Rama tetapi tetap saja namanya teman pasti akan tertawa dulu kan? Disela sela tawanya Arya mencoba menjawab, "Gila. Kasian tuh anak gimana besok kalau dia ngomel ngomel ke gue karena ga bisa duduk di sekolah. Mana besok prakarya biologi. Guru nya makan orang woi."
Audy tertawa lagi. "Lah bodo amat. Salah dia sendiri kenapa nyeret nyeret trus maksa maksain gue. Emangnya dia siapa? Orangtua gue? Idih amit deh."
"Eh inget dulu lo kelas 10 sempet suka sama dia," sindir Arya. Audy menatap Arya sebal melalui laptopnya. "Atau jangan jangan lo masih suka ya? Atauuuu perasaan lo udah berubah menjadi cinta. Cie cie. CIE." Lanjut Arya.
"Apaan sih. Jijay banget kata kata lo." Audy berpura pura bergidik ngeri mendengar kata kata Arya.
"Alah. Cewe mah gitu, ngomong jijay najong trus apalah itu eh taunya dalem hati cinta mati coy."
Audy semakin kesal dibuatnya. "Ah udah ah lo ngeledekin gue mulu." Setelah mengatakan hal itu ia langsung men log out skype dan mematikan laptopnya.
Audy duduk diam. Ia memikirkan kata kata Arya. Sejak kapan perasaan gue ke Rama tambah gede aja. Kan anjing kalau dianya ga serius, cuman buat main main.
-gone-
Keesokan harinya saat akan ke kantin bersama Rani, Audy berpapasan dengan Rama. Rama tidak melirik kearahnya. Sama sekali. Rani mencolek tangan Audy untuk meminta penjelasan atas aura yang mencekam ini [ok ini kata" nya apa bgt.] Audy melirik kearah Arya, bertanya apa yang terjadi hingga Rama begitu cuek kepadanya.
"Ni anak marah," jawab Arya tanpa suara. Audy melirik lemas kearah Rani. Sedangkan Rani? Ia bingung.
"Rama?" tanya Audy memberanikan diri. Tetapi Rama hanya berjalan terus. Dibelakangnya Audy mengejar Rama. "Ram, lo marah ya?" tanya Audy pelan. Rama masih terus berjalan.
Kali ini Audy mencegat Rama dengan menarik tangannya. Rama menoleh. Tetapi tidak mengatakan sesuatu. Dan hal itu membuat Audy takut.
"Yang kemarin sorry ya. Masih sakit?"
Rama membuang muka. Ia langsung berjalan tanpa menjawab pertanyaan Audy. Melihat perlakuan Rama terhadapnya, Audy membeku ditempat. Saat itu juga Rani dan Arya menghampirinya dengan cemas.
"Lo ga apa?"
"Rama lagi marah. Kenapa lo deketin?"
Audy hanya diam. Ia memberikan tatapan kecewa kepada
kedua temannya itu.Mungkin gue keterlaluan, buat dia malu. Sampe segitunya dia marah sama gue.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gone
Fiksi Remaja[BEBERAPA PART DI PRIVATE] karena authornya sendiri malu dengan tulisan ampas ini :( . . "Kalau gue bilang sebenernya gue udah suka sama lo dari kelas 10 sebelum kita berantem gimana? Apa lo bakal bilang hal yang sama? Lo juga suka sama gue?" "Iya...